♥ Salam Ukhuwah Islamiyah ♥

♥ Salam Ukhuwah Islamiyah ♥♥ Salam Ukhuwah Islamiyah ♥♥ Salam Ukhuwah Islamiyah ♥♥ Salam Ukhuwah Islamiyah ♥

Senin, 24 September 2012

~ BAHAYA TAQLID BUTA DAN TALFIQ ~


Bismillaahirrahmaanirrahiim...
Seberapa pentingkah Mazhab dalam kehidupan anda? Seberapa pentingkah Ulama Fiqih yang berpengaruh dilingkungan anda? Seberapa pentingkah ilmu fiqih dikehidupan anda?
Masihkah

ada umat Islam yang tidak mengenal Imam Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hambali?
Pernahkah kita berfikir, siapa yang telah memberitahukan kabar mengenai bagaimana Rasulullah sholat? berwudhu? sampai hal detail seperti mencukur kumis, siwak atau mandi junub?
Sedangkan Rasulullah pernah bersabda, "Sholatlah kalian sebagaimana sholatku."
Inilah perbedaan antara orang yang berilmu dengan yang tidak, jika sang awam sholat sebagaimana orang-orang sholat maka yang berilmu tidak sama demikian, dia akan mengikuti sebagaimana Rasulullah shalat. Nah, sering sekali kita terperangkap dengan mazhab yang salah? terperangkap dengan ketidaktahuan kita mengenai agama?
Secara bahasa talfiq berarti melipat. Sedangkan yang dimaksud dengan talfiq secara syar’i adalah mencampur-adukkan pendapat seorang ulama dengan pendapat ulama lain, sehingga tidak seorang pun dari mereka yang membenarkan perbuatan yang dilakukan tersebut
Muhammad Amin al-Kurdi mengatakan:

“(syarat kelima dari taqlid) adalah tidak talfiq, yaitu tidak mencampur antara dua pendapat dalam satu qadliyah (masalah), baik sejak awal, pertengahan dan seterusnya, yang nantinya, dari dua pendapat itu akan menimbulkan satu amaliyah yang tak pernah dikatakan oleh orang bberpendapat.” (Tanwir al-Qulub, 397)

Jelasnya, talfiq adalah melakukan suatu perbuatan atas dasar hukum yang merupakan gabungan dua madzhab atau lebih. Contohnya sebagai berikut:
a. Seseorang berwudlu menurut madzhab Syafi’I dengan mengusap sebagian (kurang dari seperempat) kepala. Kemudian dia menyentuh kulit wanita ajnabiyyah (bukan mahram-nya), dan langsung shalat dengan mengikuti madzhab Hanafi yang mengatakan bahwa menyentuh wanita ajnabiyyah tidak membatalkan wudlu. Perbuatan ini disebut talfiq, karena menggabungkan pendapatnya Imam Syafi’I dan Hanafi dalam masalah wudlu. Yang pada akhirnya, kedua Imam tersebut sama-sama tidak mengakui bahwa gabungan itu merupakan pendapatnya. Sebab, Imam Syafi’I membatalkan wudlu seseorang yang menyentuh kulit lain jenis. Sementara Imam Hanafi tidak mengesahkan wudlu seseorang yang hanya mengusap sebgaian kepala.

b. Seseorang berwudlu dengan mengusap sebagian kepala, atau tidak menggosok anggota wudlu karena ikut madzhab imam Syafi’i. lalu dia menyentuh anjing, karena ikut madzhab Imam Malik yang mengatakan bahwa anjing adalah suci. Ketika dia shalat, maka kedua imam tersebut tentu sama-sama akan membatalkannya. Sebab, menurut Imam Malik wudlu itu harus dengan mengusap seluruh kepala dan juga dengan menggosok anggota wudlu. Wudlu ala Imam Syafi’I, menurut Imam Malik adalah tidak sah. Demikian juga anjing menurut Imam Syafi’i termasuk najis mughallazhah (najis yang berat). Maka ketika menyentuh anjing lalu shalat, shalatnya tidak sah. Sebab kedua imam itu tidak menganggap sah shalat yang dilakukan itu.

Talfiq semacam itu dilarang agama. Sebagaimana yang disebutkan dalam kitab I’anah al-Thalibin:

“talfiq dalam satu masalah itu dilarang, seperti ikut pada Imam Malik dalam sucinya anjing dan ikut Imam Syafi’I dalam bolehnya mengusap sebagian kepala untuk mengerjakan shalat.” (I’anah al-Thalibin, juz 1, hal 17)

Sedangkan tujuan pelarangan itu adalah agar tidak terjadi tatabbu’ al-rukhash (mencari yang mudah), tidak memanjakan umat Islam untuk mengambil yang ringan-ringan. Sehingga tidak akan timbul tala’ub (main-main) di dalam hukum agama. Atas dasar ini maka sebenarnya talfiq yang dimunculkan bukan untuk mengekang kebebasan umat Islam untuk memilih madzhab. Bukan pula untuk melestarikan sikap pembelaan dan fanatisme terhadap madzhab tertentu. Sebab talfiq ini dimunculkan dalam rangka menjaga kebebasan bermadzhab agar tidak disalahpahami oleh sebagian orang.

Untuk menghindari adanya talfiq yang dilarang ini, maka diperlukan adanya suatu penetapan hukum dengan memilih salah satu madzhab dari madzahib al-arba’ah yang relevan dengan kondisi dan situasi Indonesia. Misalnya, dalam persoalan shalat (mulai dari syarat, rukun dan batalnya) ikut madzhab Syafi’i. untuk persoalan sosial kemasyarakatan mengikuti madzhab Hanafi. Sebab, diakui atau tidak bahwa kondisi Indonesia mempunyai cirri khas tersendiri. Tuntutan kemashlahatan yang ada berbeda dari satu tempat dengan tempat lain.

( PINTU TAUBAT)

( PINTU TAUBAT)

Firman Allah swt, "Barangsiapa yang mengetahui sesungguhnya Akulah yang mempunyai kekuasaan untuk mengampunin segala dosa, niscaya dia Kuampuni dan Aku tidak perduli (walau banyak atau besar dosanya) asal tidak menyekutukan

sesuatu pun dengan Aku."

(HQR Hakim dan Thabarani dalam Al-Kabir yang bersumber dari Ibnu Abbas ra)

Orang yang belaku syirik kepada Allah adalah dosa Al-Kabair (Dosa Besar) dan puncak/Raja dari segala dosa. Maka Allah swt tidak dapat memaafkan orang-orang yang berlaku menyekutukann-Nya. Meminta-minta kepada selain-Nya, meyakini kepada selain-Nya, dan tidak menyandarkan segala perkara kembali kepada-Nya.

Disini ketauhidan kita di Uji, dalam kalimatut tauhid "Tiada Tuhan Selain Allah" konsekuensinya kita jangan berharap-harap kepada selainnya, kita tidak menjadikan makhluk-makhluk adalah tuhan, tidak menyamakan-Nya dengan sesuatu apapun yang pernah di pandang di muka bumi ini. Karena hal itu sangat munkar, sangat terang-terangan memusuhi Allah.

Biarkan para kaum kafir terjebak dengan kesesatan mereka setelah datang kepada mereka bukti yang nyata, Umat Islam adalah umat yang memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang beriman, meluruskan pemahaman yang salah, membela kaum-kaum yang lemah.

Karena Umat Islam tercipta untuk menyampaikan kebenaran di muka bumi, umat Islam tercipta untuk menyebarkan sifat ke-Esaan Allah swt, bahwa Allah itu Maha Penyayang, Pengasih, Pengampun dan Maha Esa.

Mereka tidak akan pernah menerima kebenaran, karena mereka lebih condong kepada kesesatan, lebih condong kepada perbuatan syetan, mereka adalah teman-teman syetan di neraka jahim. Dan kita selaku umat Islam telah memberikan teguran dan penyampaian kepada yang haq, kemudian berpalinglah dari mereka, karena mereka hanya akan membuat keonaran, kemungkaran dan penyulut-nyulut api peperangan.

"Ikutilah segala yang diwahyukan kepadamu dari Rabb-mu. Tiada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Dia dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik." (Qs. Al An'am ayat 106)

Fenomena Takut Menikah

~ Fenomena Takut Menikah ~

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

“Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah mampu untuk kawin, maka hendaklah dia menikah. Karena dengan menikah itu lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih menjag

a kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu bisa menjadi perisai baginya” (HR. Bukhori-Muslim)

Sahabat tentu sudah mengetahui syarat wajib untuk menikah, syarat sah untuk menikah sampai hukum-hukum menikah. Atau meminta penjelasan dari guru-guru, ustadz maupun buku agama yang terpercaya.
Yang Kita bahas adalah Fenomena Penghalang menikah yang Utama yang dirasakan akhwah fillah dan ikhwah fillah di zaman sekarang. Faktor tersebut :

1. Internal
=>> Sibuk Menilai diri Pribadi
Faktor Pribadi, dalam Islam semua tergantung niat, niat berhubungan dengan dir secara zahir maupun batin. Sehingga banyak sekali kendala yang terjadi di kalangan kaum remaja yang merasa minder, kurang Percaya diri, atau jelasnya sibuk menilai-nilai diri pribadi. Mau menikah saja berfikir lama padahal sudah mampu, ini adalah intuisi manusia, sugesti manusia yang terlalu sibuk menerka-nerka dan berprasangka. Padahal menikah adalah ibadah, jika telah cocok dan yakin maka tunggu apalagi?
=>> Masalah Karier

“Rasulullah SAW bersabda : Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka” (Al Hadits)

"Belum bekerja, Belum mampu jadi pengusaha jangan menikah, mau makan apa istri dan anak-anakmu?". Hal seperti ini tidak aneh di telinga kita, banyak yang mementingkan karier, syukur-syukur melaksanakan karier yang tidak melupakan ketaatan kepada Allah. Tetapi Hal itu jarang kita temukan, fakta di lapangan kebanyakan adalah yang melanggar, mau berkarier tetapi melupakan ketaatan kepada Allah. Malah Berzina, bermaksiat dengan dalil belum siap menikah. Nah disini Ikhwah dan akhwah di jatuhkan dua pilihan.
Pertama>> Silahkan menikah, kemudian berusaha mengais rezeki dari mulai titik nol daripada terjerumus pada jurang zina.
Kedua>> Silahkan tidak menikah, kemudian terus berkarier hingga siap tetapi jangan pernah dekati zina.

“Janganlah kalian mendekati zina, karena zina itu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk” (Al-Isra 32

2. Eksternal
Inilah yang kebanyakan membuat kaum muda-mudi Muslim banyak yang mengundurkan niatnya,

=>> Orangtua

“Jika datang (melamar) kepadamu orang yang engkau senangi agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia (dengan putrimu). Jika kamu tidak menerima (lamaran)-nya niscaya terjadi malapetaka di bumi dan kerusakan yang luas” (H.R. At-Turmidzi)

Tidak dipungkiri zaman sekarang sangat bergantung pada kekuatan materi, sehingga banyak orangtua yang mengatur anaknya dengan dalih "Ingin yang terbaik" sehingga tidak sedikit zaman sekarang banyak anak-anak yang lebih condong ke jalur berzina karena orangtua mereka lebih mementingkan materi. Betapa hebatnya Umat Islam yang pemikirannya tersulap oleh materi, kami tahu jika uang adalah hal pokok finansial yang sangat penting. Janganlah menjadi orangtua yang buta terhadap agama dan membiarkan anak memasuki jurang zina karena belum cukup finansial, atau dalih dengan nama proses jelasnya adalah "PACARAN", jangan menjadi orangtua yang menghalang-halangi anak untuk berumah tangga, Ingatlah peringatan Allah yang sangat pedih terhadap tanggung jawab sebagai orangtua yang lebih rela anaknya mendekati zina dibandingkan menikah. Rezeki sudah ada yang mengatur, jika kita ditakdirkan Allah menjadi orang kaya maka tidak dapat direbut oleh oranglain haqnya meskipun dikatakan kita menikah dengan awal yang pas-pasan, sedangkan jika takdir Allah berkata kita mempunyai rezeki hanya secukupnya/miskin menikah dengan konglomerat, anak pejabat, kita akan tetap berjalur pada takdir-Nya.

“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui.” (An Nuur 32)

Maka dari itu, berdo'alah, mintalah kepada-Nya yang terbaik untuk urusan dunia dan akhirat kita. Aamiin

=>> Sibuk menilai-nilai pasangan
Sholeh tidak ya? Baik tidak ya? Bisa tajwid tidak ya? Pinter tidak ya? Ngajinya Ok tidak ya? cantik tidak ya? Tampan tidak ya?
Memang diharuskan memilih pasangan yang lebih baik agamanya, tetapi nilailah lebih dahulu diri pribadi kita, sudahkah kita lebih dahulu mensholehkan diri kita?

“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)” (An-Nur 26)

Kalau sudah maka jika telah cocok dalam masalah agamanya nikahilah, timbulnya rasa ragu terhadap pasangan karena syetan, kita terlalu cepat menilai seseorang itu karena satu kesalahan yang terburu-buru, padahal Manusia adalah tempatnya salah dan khilaf dan tidak ada manusia yang sempurna suci lahir dan bathinnya terkecuali mereka yang telah berlaku zuhud, wara dan menundukkan pandangannya.

=>> Berkurangnya wanita sholehah

“Wanita yang paling agung barakahnya, adalah yang paling ringan maharnya” (HR. Ahmad, Al Hakim, Al Baihaqi dengan sanad yang shahih)

"Tidak ada alasan mengenai pelaku zina dan perbuatannya untuk di sanksikan dosa dan hukumnya".
Jika Salah katakan tidak perlu menghujjah yang hukum yang kuat dengan dalil lain "Tuhan kami sesungguhnya Engkaulah yang Maha Benar telah diperintahkan kepada kami untuk tidak sekali-kali mendekati zina tetapi kamilah yang telah berlaku zalim terhadap diri kami dan kami tiada mengembalikan alasan terhadap perilaku kami dengan mengatas namakan dalil-dalil-Mu, Sesungguhnya Engkau-lah Maha Pengampun atas dosa kami."

Harus menjadi Perhatian kita bersama, Tokoh agama maupun pemerintah untuk memperbaiki kesalahan sistem, bukan menyebar-nyebarkan ikaln kondom. Astaghfirullah. Ini adalah hal yang harus segera dilakukan pengkajian ulang agar umat Islam terhindar dari perilaku yang semakin jauh dari agama.

Selasa, 18 September 2012

Kebahagiaan Yang Hakiki

Bismillaahirrahmaanirrahiim...

"Orang bertaqwa dicintai Allah." (QS Ali ‘Imran 3 : 76)

Mencapai Mardhotillah, mencapai manisnya iman, mencapai kebaikan akhirat, mencapai Jannah-Nya dan Mencapai Pertemuan dengan Allah d
an Rasul-Nya adalah bentuk kebahagiaan seorang muslim.

Mereka akan mendambakannya, akan merindukannya, mereka akan senantiasa berjalan pada jalan lurus-Nya, mereka adalah orang-orang yang tidak menggadaikan akhirat demi keduniawian.

“Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang bertaqwa ialah seperti taman yang mengalir sungai-sungai didalamnya, buah-buahan selalu tersedia serta naungan-Nya demikian pula.” (QS Ar Raa’d 13 : 35)

Taqwa adalah menjalankan segala perintah-Nya dan Menjauhi segala yang dilarang-Nya, namun kita kembali mengingat bahwa manusia adalah tempat salah dan khilaf,

Dari Anas radhiyallahu anhu beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Setiap anak cucu Adam banyak berbuat kesalahan dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah orang-orang yang banyak bertaubat"
(HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Untuk itu Allah melarang kita berputus asa pada rahmat-Nya,

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." ( Qs Az-Zumar ayat 53)

Sehingga letak kebahagiaan manusia yaitu...mendapatkan rahmat Allah swt...

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ
"Hai jiwa yang tenang."

ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً
"Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya."

فَادْخُلِي فِي عِبَادِي
"Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku,"

وَادْخُلِي جَنَّتِي
" dan masuklah ke dalam surga-Ku."

(Qs. Al-Fajr ayat 27-30)

Kebenaran adalah Milik Allah.

Hijab Membuat Wanita Semakin Cantik

Ketahuilah muslimah, memutuskan diri kita untuk berhijab tidaklah mudah, ada tiga tahapan muslimah lulus diuji oleh Allah :
1. Tekad yang kuat, dorongan batiniyah yang kuat dari diri muslimah bisa berupa 
internal ataupun eksternal. Internal itu adalah dorongan kuat batin dari diri sendiri, sedangkan eksternal karena ada dorongan dari luar pribadi seperti motivasi sahabat, orangtua maupun dari orang-orang yang disayang. Ini baru tingkatan muslimah yang sejatinya belum ikhlas, karena jika dia tidak tahan maka bisa saja hijab dijadikan mainan, tutup-buka-buka-tutup.

2. Sudah menemukan kenyamanan berhijab, tidak terasa panas, tidak malu lagi untuk dipakai kemana-mana. Jika muslimah sudah menemukan kenyamanan dengan hijabnya jika keluar rumah dia akan merasa seperti telanjang, atau ada yang kurang dalam dirinya. Inilah muslimah yang merasakan sesuatu yang hilang apabila dia tidak memakai hijabnya. Muslimah seperti ini tidak akan mempermainkan hijabnya, dia adalah muslimah yang berusaha untuk tetap konsisten dengan keputusannya meskipun hati kadang melanglangbuana akan godaan untuk membuka kembali hijabnya tetapi tenang muslimah satu ini tidak akan mudah melepas hijabnya karena sudah tertanam dasar iman di dalam sanubarinya inilah pesona pancaran hidayah.

3. Muslimah yang merasakan kecantikannya adalah dengan memakai hijab, mungkin orang akan memandangnya jelek atau ibu-ibu tetapi aura kecantikan hati muslimah ini sudah mendarah daging kepada aura lahirnya. Kemanapaun dia melangkah hijab merupakan kebanggaan, inilah kesadaran muslimah karena ilmu. Niatnya bukan lagi ingin so akhwat-akhwatan tetapi niatnya karena Allah, dan syetanpun tidak bisa menggoyahkan keimanannya untuk membuatnya membuka hijabnya. Hijabnya adalah lambang betapa mahalnya suatu ilmu dan hidayah dari Allah dan suatu kebanggaan apabila dia memakainya, dia adalah bidadari dunia yang rela mengorbankan keegoisan pribadinya demi taat Pada Allah, sehingga hatinya akan diliputi keindahan, dari pancaran rona kebahagiaan berhijab yang tiada dipaksa dia akan menemukan kecantikannya sebagai muslimah.

Itulah muslimah yang mencari mardhotillah.. ♥ You are beautiful ♥

Pengaruh Buku Terhadap Pola Pikir dan Keimanan

~ Kualitas Buku Bacaan anda adalah cerminan kualitas pola pikir anda ~
Sahabat Muslim yang dirahmati Allah.. ♥
Sahabat PCI ♥ PJL Inilah bentuk kekhawatiran kami,
Kami akan sedikit mengomentari dampak-dampak pemilihan buku dalam kehidupan se
hari-hari, dalam masalah agama mencari ilmu bukan sekedar di Majelis ta'lim saja tetapi melalui buku-buku, seorang muslim dapat menetukan pola pemikirannya...

1. Hati-hatilah terhadap Buku yang menjauhkan dari rahmat Allah.
Tahukah perbandingan haq dan bathil? Tentu itu hal yang bayyan atau sudah sangat jelas lalu bagaimana dengan yang samar? menganduk syak' ataupun syubhat? yang mengundang keraguan dalam pola pemikiran.
Tidak semua muslim merupakan pribadi-pribadi yang terbina karena ilmu, banyak sekali muslim yang buta akan agama kemudian dia bermaksud menggali ilmu melalui buku-buku agama, yang penting agama, buku fiqh yang tidak memilah memilih tanpa tahu akan mazhab yang dia akan ikuti, melakukan taqlid buta dengan mencampur baurkan yang penting ada ilmu.
"Ingatlah, tidak setiap ilmu mengantarkan kita kepada rahmat-Nya apabila ilmu yang kita cari adalah ilmu yang tidak berdasarkan Al-Quran dan Hadits serta asbab-asbabnya."
Sehingga banyak manusia-manusia intelektual yang terjebak oleh buku-bukunya, dahsyatnya sebuah buku dapat merubah pola pemikiran.
Orang yang berilmu pasti akan mengetahui mana yang akan dia pilih dan mana yang dia tinggalkan? Bukan kami menganggap manusia lemah berfikir tetapi kami menyadari bahwa kita umat Islam sedang berperang pemikiran melalui pemikiran islam yang berjalur berbeda-beda pendapatnya. Kemudian apakah sama orang yang buta dengan orang yang berilmu?
Maka dari itu jangan pernah heran apabila orang-orang yang hebat pola pemikirannya jauh lebih hebat argumennya itu tergantung seberapa banyak ilmu yang dia dapat, namun dalam membedakan suatu yang haq kerap kali kita nampak terbuai. Apalagi pola pemikiran anak-anak yang paling polos dapat berubah sesuai dengan input suatu pemikiran, maka dari itu perhatikan buku-buku anak-anak anda, agar mereka terjaga kualitas keimanan serta pemikiran islamnya.

2. Perlunya Guru yang membimbing
Maka mengapa dalam Islam dikatakan, "Ilmu tanpa guru berarti gurunya adalah syaitan."
Karena manusia mempunyai hawa nafsu, cenderung hawa nafsu membutakan akal. Akal kita akan menelaah suatu hal yang menarik, kemudian kita telaah baik-baik dengan ilmu yang kita miliki (beruntung bagi yang benar-benar berilmu) maka akan ada timbul pertanyaan-pertanyaan kadang diluar logika kita? sehingga tanpa guru seorang manusia akan menerka, berprasangka, dan berpendapat yang apabila menurut mereka baik maka baik, jika buruk maka buruk tanpa terdasari dasar pokok agama yaitu Al-Qur'an dan Hadits.

"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang dimuka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah) (QS. 6:116)”

Apabila kita mempunyai seorang guru yang membimbing, ketika timbul masalah pemikiran yang tidak berujung (diluar Logika) maka kita akan meminta pelurusan pemikiran dari guru yang membimbing kita.
"Ingat, perkara agama memang dipermudah karena Islam tidak menyulitkan, tetapi jika kita lihat perkara agama bukanlah hal yang sepele karena akan menentukan arah dan tujuan kita, dan menentukan kembali kita "Jannatu wannaar".
Coba kita telaah Imam Syafi'i, bagaimana beliau menelaah satu ilmu saja apakah kita mengira Imam syafi'i mengambil hal yang termudah dalam Islam?
"TIDAK, Imam As-syafi'i mencari ilmu dengan benar melalu Al-Quran dan Hadits yang tidak meragukan dengan mengambil keputusan melalu hal yang kritis dan berdasar."
Karena mengikuti prasangka dan terkaan akan membuat manusia buta, dan ingatlah ayat ini. Kita manusia mempunyai kelemahan dan sebuah keinginan,

“.. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”.
(QS. al-Baqarah [2]: 216)

Wallahu'alam..

Kebenaran hanya milik Allah.

Jumat, 14 September 2012

Penghinaan di balik Film "Innocent Of Muslim"

HUKUM MENGHINA RASUL SAW

Bentuk-Bentuk Penghinaan Kepada Rasul

Imam Ibnu Taimiyah dalam bukunya Ash-Sharim Al-Maslul 'ala Syatimi Ar Rasul telah menjelaskan batasan tentang tindakan orang-orang yang menghujat Nabi Muhammad saw. Sebagai be
rikut: "Kata-kata yang bertujuan menyalahkan, merendahkan martabatnya, kemudian melaknat, menjelek-jelekkan, menuduh Rasululullah saw. tidak adil, meremehkan serta mengolok-olok Rasulullah saw."

Ibnu Taimiyah menukil pendapat Qodhi 'Iyadl yang menjelaskan bentuk-bentuk hujatan Nabi saw. sebagai berikut:

"Orang-orang yang menghujat Rasululah saw. adalah orang-orang yang mencela, mencari-cari kesalahan, menganggap pada diri Rasul saw. ada kekurangan atau mencela nasab (keturunan) dan pelaksanaan agamanya. Selain itu, juga menjelek-jelekkan salah satu sifatnya yang mulia, menentang atau mensejajarkan Rasululah saw dengan orang lain dengan niat untuk mencela, menghina, mengecilkan, memburuk-burukkan dan mencari-cari kesalahannya. Maka orang tersebut adalah yang orang yang telah menghujat Rasul saw. terhadap orang tersebut, ia harus dibunuh. . ."

Seputar Vonis mati

Imam Asy Syaukani menukil pendapat para fuqaha antara lain pendapat Imam Malik yang mengatakan bahwa orang kafir dzimmi seperti Yahudi, Nashrani, dan sebagainya, yang menghujat Rasulullah saw. terhadap mereka harus dijatuhi hukuman mati, kecuali apabila mereka bertaubat dan masuk Islam.

Sedangkan bagi seorang Muslim, ia harus dieksekusi tanpa diterima taubatnya. Imam Asy Syaukani mengatakan bahwa pendapat tersebut sama dengan pendapat Imam Syafi'i dan Imam Hambali.

Imam Asy Syaukani dalam kitab Nailul Authar jilid VII, halaman 213-215, mengemukakan dua hadits tentang hukuman bagi penghinaan Rasulullah saw.

Diriwayatkan dari Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib ra. yang berbunyi: "Bahwa ada seorang wanita Yahudi yang sering mencela dan menjelek-jelekkan Nabi saw. (oleh karena perbuatannya itu), maka perempuan itu telah dicekik sampai mati oleh seorang laki-laki. Ternyata Rasulullah saw. menghalalkan darahnya". (HR Abu Dawud)

Ibnu Abbas RA telah meriwayatkan sebuah hadits yang berbunyi, bahwa ada seorang laki-laki buta yang istrinya senantiasa mencela dan menjelek-jelekkan Nabi saw. Lelaki itu berusaha melarang dan memperingatkan agar istrinya itu tidak melakukannya. Sampai pada suatu malam (seperti biasanya) istrinya itu mulai lagi mencela dan menjelek-jelekkan Nabi saw. (Merasa tidak tahan lagi), lelaki itu lalu mengambil kapak kemudian dia tebaskan ke perut istrinya dan ia hunjamkan dalam-dalam sampai istrinya itu mati.

Keesokan harinya, turun pemberitahuan dari Allah swt kepada Rasulullah saw yang menjelaskan kejadian tersebut. Lantas, hari itu juga beliau saw. mengumpulkan kaum muslimin dan bersabda:

"Dengan menyebut asma Allah, aku minta orang yang melakukannya, yang sesungguhnya tindakan itu adalah hakku; mohon ia berdiri !"

Kemudian (kulihat) lelaki buta itu berdiri dan berjalan dengan meraba-raba sampai ia turun di hadapan Rasulullah saw, kemudian ia duduk seraya berkata:

"Akulah suami yang melakukan hal tersebut ya Rasulullah saw. Kulakukan hal tersebut karena ia senantiasa mencela dan menjelek-jelekkan dirimu. Aku telah berusaha melarang dan selalu mengingatkannya, tetapi ia tetap melakukannya. Dari wanita itu, aku mendapatkan dua orang anak (yang cantik) seperti mutiara. Istriku itu sayang padaku. Tetapi kemarin ketika ia (kembali) mencela dan menjelek-jelekkan dirimu, lantas aku mengambil kapak, kemudian kutebaskannya ke perut istriku dan kuhujamkan kuat-kuat ke perut istriku sampai ia mati."

Kemudian Rasululah saw. bersabda: "Saksikanlah bahwa darahnya (wanita itu) halal." (HR. Abu Dawud dan An Nasa'i)


Siapa pengeksekusi?

Empat belas abad yang lalu, tepatnya di kota Madinah pada masa Rasulullah saw. ada seorang munafik yang bernama Abdullah bin Ubay bin Salul. Ketika itu ia bersumpah: "Demi Allah, apabila aku kembali ke Madinah, tentu orang yang paling mulia akan segera mengusir orang yang paling hina."

Maksud Abdullah bin Ubay adalah bahwa dirinya yang ketika itu termasuk pemimpin di antara pemuka kalangan munafiqun yang menganggap lebih mulia daripada Rasulullah saw; dan bahwasanya Rasulullah Muhammad saw. itu adalah orang yang paling rendah martabatnya di antara mereka. Dengan demikian, Rasulullah saw tidak layak lagi memimpin mereka. Begitulah maksud Abdullah bin Ubay.

Berita tersebut didengar oleh Zaid bin Al Arqam, kemudian ia menyampaikannya kepada Umar. Umar sangat geram mendengar hal ini, lalu ia melapor kepada Rasulullah saw. Dengan menahan emosi, ia berkata, "Izinkan aku, ya Rasulullah, untuk membunuh orang itu, orang yang telah menyebarkan fitnah, agar aku dapat memancung lehernya."

Mendengar permintaan Umar itu, Rasulullah saw lalu bertanya, "Apakah engkau akan membunuhnya, bila kuizinkan engkau melakukannya?"

Umar menjawab," Ya tentu. Demi Allah, jika engkau memerintahkan kepadaku untukmembunuhnya, maka aku akan memancung lehernya, (sekarang juga)."

Rasulullah saw berusaha menenangkan emosi umar, seraya berkata "Duduklah dulu."

Tak lama kemudian, datanglah salah seorang terkemuka dari kalangan Anshar yang bernama Usaid bin Hudlair. Ia kemudian berkata "Wahai Rasululullah, izinkanlah aku untuk memancung leher orang yang telah menyebarkan fitnah di tengah masyarakat itu."

Kembali Rasulullah saw berkata persis seperti apa yang dikatakan Beliau kepada Umar: "Apakah engkau akan membunuhnya, bila kuizinkan engkau melakukannya?"

Usaid bin Hudzair menjawab: "Ya tentu saja. Demi Allah, jika engkau memerintahkan kepadaku untuk membunuhnya, maka aku akan memancung lehernya, (sekarang juga)."

Tetapi, lagi-lagi Rasulullah tidak mengijinkan Usaid melepaskan geramnya.

Berbeda dengan itu, setelah usai Perang Badar, seorang gembong Yahudi bernama Abu 'Afak terus menerus menampakkan permusuhannya pada Islam dan melakukan penghinaan pada Rasulullah SAW.

Di antaranya ia menyuruh penyair untuk membuat sya'ir-sya'ir yang mengandung cacian, celaan, cercaan, dan penghinaan terhadap Nabi SAW. Mendengar hal ini, tanpa banyak komentar seorang sahabat bernama Salim bin Umar mendatangi rumah Abu 'Afak. Kemudian ia menebaskan pedangnya di leher Abu 'Afak sehingga seketika itu juga matilah dia.

Juga pernah suatu waktu ada seorang Yahudi bernama Asma binti Marwan yang sangat membenci Islam. Ia selalu melontarkan perkataan-perkataan yang mengandung penghinaan terhadap Nabi dan Islam. 'Umair bin 'Auf, salah seorang sahabat Nabi mendatangi rumah Asma lalu menancapkan pedang ke dadanya. Ia pun mati. Mensikapi kedua kejadian terakhir ini Rasulullah SAW mendiamkannya.

Nampaklah, sikap Rasulullah SAW tidak mengijinkan membunuh orang munafik Abdullah bin Ubay karena Beliau khawatir orang-orang mengatakan "Muhammad telah membunuh sahabat-sahabatnya". Bahkan Beliau bersedia menshalatkannya saat ia meninggal. Namun, Allah segera menurunkan larangan tentang hal itu (lihat surat at Taubah ayat 84). Sementara, untuk kasus lainnya, pengeksekusinya adalah para sahabat yang gagah berani dengan seijin Rasulullah sebagai Kepala Negara.
[Sumber : www.hizbut-tahrir.or.id].

Renungan Berjilbab

~Kagumlah terhadap sosok wanita seperti Ini, anda kapan?~
Bismilaahirrahmaanirrahiim...
Panas. Risih. Ribet...! itulah salah satu alasan mengapa masih ada wanita muslimah yang enggan mengulurkan jilbabnya. Padahal apabila wanita seperti ini
 sadar akan tragisnya hidup setelah kehidupan dunia ini, yakni kehidupan akhirat yang panasnya beribu-ribu kali lipat bahkan berjuta-juta kali lipat panasnya orang yang memakai jilbab. Bagaimana jika mereka tinggal ditengah gurun padang pasir sebagaimana wanita-wanita arab seperti wanita muhajirin dan wanita-wanita Anshar yang menjadi pelopor sejati dan wanita yang bersegera taat terhadap perintah Allah swt.
Kita patut kagum jika mendengar jawaban dari seorang wanita yang menutupi seluruh auratnya, mari simak kisah nyata berikut.
"Ada seorang wanita yang tidak jauh beda seperti wanita Muhajirin dan Anshar, ketika dia ditanya oleh salah seorang wartawan asing yang datang dari Universitas Damascus, mengapa dia tetap memakai jilbab dengan sabar padahal hari itu cuaca sangat panas dan menyengat?" Inilah jawabannya, "Katakanlah! Api neraka Jahannam itu lebih panas lagi!"
Benar-benar dia adalah wanita yang memiliki kesadaran iman dan keteguhan hati yang tinggi. Wanita seperti inilah yang bisa meramaikan rumah tangga muslim, mendidik generasi yang utama, mengisi masyarakat dengan profesional yang penuh keimanan dan ketaatan.
Dalam era globalisasi ini satu negara dengan negara lain bagaikan tidak ada jarak hingga mengakibatkan berbaurnya kebudayaan luar negeri dengan kebudayaan dalam negeri. Kebudayan asing yang diserap oleh wanita-wanita muslimah kita dengan tanpa memilah dan memilih, membuat wanita muslimah meniru-niru gaya orang-orang asing, dari pakaian, makanan hingga perbuatanya. Katanya masyarakat modern, berpakaian bebas dan buka-bukaan, merupakan bukti penyimpangan mereka dari petunjuk Allah.
"BUKTI PENYIMPANGAN TERHADAP PETUNJUK ALLAH"
Kita berbeda dengan mereka, agama kita sudah dengan jelas memberikan petunjuk bagi kaum muslimah melalui ayat Al-Quran. Coba perhatikan betapa banyak tayangan media yang lebih banyak memuat aurat wanita, yang memprihatinkan wanita tersebut masih ingin disebut wanita shalihah? Sedangkan pakaian yang dikenakan saja sudah menjatuhkan harga dirinya? Lalu dimana letak keshalihannya? Coba renungkan setiap wanita tidak ada yang mau di sebut wanita murahan? tetapi mana bukti nyatanya? Ingatlah salah satu ciri wanita shalihah adalah mereka yang mampu mengendalikan hawa nafsunya dari pamer auratnya, untuk menjadi wanita shalihah perlu bukti dimana letak ketatan kita kepada Allah swt dalam melaksanakan segala perintahnya.

Senin, 10 September 2012

Tinggalkan budaya yahudi dan Nasroni demi Aqidah

Tinggalkan budaya barat demi aqidah
Banyak sekali kejadian kehidupan sehari-hari kita yang "TANPA DISADARI" bertentangan dengan akidah kita sebagai umat Islam yang ingin membuktikan bahwa diri ini sedang berjalan di jalan lurus-Nya.
Pengaru
h kaum yahudi dan nasroni kepada Umat Islam sangatlah kuat, karena itu Rasulullah saw pernah berkata, "Umatku akan sedikit demi sedikit mendekati mereka, bahkan sehasta demi sehasta mengikuti mereka"
Sudah terasakah semua perkataan Rasulullah dikehidupan kita sehari-hari? Menjadi budak keduniawian untuk perut yang kosong, untuk perut anak-anak yang kosong. Astaghfirullah, Ya Allah jika kami tidak melakukannya lantas haruskah kami mati demi mempertahankan akidah kami?
Uang memang sangat menggiurkan apalagi di zaman yang penuh dengan kesulitan seperti ini, tahukah bahwa akan ada zaman "Yazuz dan Ma'zuz" Zaman apakah itu, zaman dimana umat islam akan kelaparan, akan benar-benar tersiksa karena yazuz dan ma'zuz yang serakah, mereka akan memberikan umat Islam makanan hanya dengan satu syarat "Merubah akidah atau menjadi murtad" siapakah orang-orang yang akan sanggup menerima cobaan seperti itu dibandingkan orang yang lebih kuat imannya yang lebih mendambakan mati syahid dibandingkan menggadaikan akidah demi makanan semata.
Semua itu terasa sedikit di zaman kita pada hari ini, banyak pemimpin yang serakah, apa yang akan dirasakan oleh orang-orang setelah kita jauh lebih berat dibandingkan hari ini/masa ini. Mengapa kita tetap menjadi orang yang bingung? orang yang gelisah setiap waktunya?
Karena kecondongan kita terhadap dunia membutakan mata hati kita untuk memilih jalan Allah yang jauh lebih baik balasannya.
Sekarang tanpa kita sadari, kita sedang terbodohi, kita sedang di injak-injak, akidah kita sedang meronta,
Islam bukanlah agama yang mengekang umatnya, contoh kecil adalah "budaya rok mini sudah merajalela di kehidupan umat Islam, tidak artis maupun rakyat jelata sudah tidak malu-malu memamerkan bentuk tubuhnya" Lalu apa bedanya kita dengan orang-orang kafir? apa bedanya kita dengan mereka-mereka yang melajurkan hawa nafsu sebagai pemimpinnya?
Ya Allah Ya Tuhan kami, sungguh azab-Mu sangatlah pedih, siksaMu lebih pedih.
Aturan dari Allah swt bukan untuk mengekangmu, Allah hanya ingin merangkul kita untuk menjadi tetangga-tetangga-Nya di surga, siapa yang mau maka ikuti petunjuk-Nya agar selamat, sedangkan bagi yang tidak mau sungguh Allah swt tidak akan pernah merugi sedikitpun. Allah sayang kepada kita agar kita mau membersihkan batin maupun lahir, karena ruh tercipta dalam keadaan suci maka kembalipun dalam keadaan suci pula.

Wallohu a'lam..

Azab Karena Kezaliman

~AZAB DITIMPAKAN KARENA AKIBAT KEZALIMAN~
Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Sebagian Hukama membagi kezaliman itu menjadi tiga :
1. Kezaliman Manusia terhadap Allah swt, kezaliman yang terbesar dari jenis ini adalah kufur (ingkar), Syirik (Men
yekutukan) dan Nifaq (mengaku beriman tetapi bathinnya menolak)

"Sesungguhnya menyekutukan Allah itu termasuk kezaliman yang besar." (Qs. 31 Al-Lukman : 13)

2. Kezaliman manusia terhadap sesamanya, yaitu berbuat sesuatu yang membuat oranglain rugi, melanggar janji, takabur, menganiaya, berbuat durhaka kepada Ayah dan Ibu dll.

"...., karena sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melakukan kezaliman." (Qs. 42 As-Syura : 40)

3. Kezaliman terhadap dirinya sendiri, maksiat, zina, minum khamr, dll yang berakibat kepada dirinya sendiri.

Sekarang Kekeringan melanda Negeri ini, marilah memperbaiki diri sebelum Allah menimpakan Azab yang lebih pedih dari ini. Jangan menganggap orang-orang yang mengajak kebaikan dan mengajak untuk meninggalkan kemaksiatan adalah lawan, musuh maupun teroris karena jika Azab Allah ditimpakan kesebuah negeri yang dipimpin oleh penguasa-penguasa yang zalim kemudia tidak ada satupun yang melaksanakan amar ma'ruf nahyi munkar maka di khawatirkan Azab Allah disiapkan untuk hamba-hamba-Nya yang zalim.
Astagfirullahaladziim..