♥ Salam Ukhuwah Islamiyah ♥

♥ Salam Ukhuwah Islamiyah ♥♥ Salam Ukhuwah Islamiyah ♥♥ Salam Ukhuwah Islamiyah ♥♥ Salam Ukhuwah Islamiyah ♥

Sabtu, 27 November 2010

Pariwisata Purwakarta

Inilah Pariwisata Purwakarta, Minggu 28 Nopember 2010 ternyata warga Purwakarta khususnya warga Jatiluhur kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.....
Dengan kedatangan beliau ke Jatiluhur-Ubrug membawa sebuah tugas yang penting yaitu menanam pohon....... Semoga saja Pariwisata Purwakarta semakin maju karena mendapat sentuhan alam yang ditanam oleh Bapak Presiden.... I Like this moment...
Pertama-tama kami menelusuri jalan setapak yang begitu alami lokasi di Tanggul-Ubrug, kedatangan beliau untuk menambah eksistensi Alam yang begitu berharga... *Saking semangatnya sampai terpeleset....*





Wow ... biasanya tempat ini dijadikan objek pariwisata karena Alamnya yang masih lumayan asri.... Tapi penjagaannya ketat banget bu..... maklum ada Orang No.1 di Indonesia ke Purwakarta.... yaitu Bapak Susilo Bambang Yudhoyono *_*......


 Gerakan Indonesia Menanam, Alhamdulillah Pemimpin kita benar-benar peduli pada lingkungan ini juga sepertinya program dari pencegahan global warming.....Indonesia kaya dengan alamnya yang masih asri malahan negara kita disebut sebagai paru-paru dunia...
Semoga Purwakarta menjadi salah satu paru-paru di Indonesia.......
Tanggul-Ubrug juga masih serangkaian dari bendungan Jatiluhur dan Cirata mereka adalah satu dari kesatuan bendungan-bendungan PLTA yang terdapat di Kota Purwakarta Tercinta.....
Saya sangat memamfaatkan moment ini agar masyarakat Purwakarta semakin peduli terhadap lingkungannya... Mungkin di kota segala aktivitas dan bangunan yang padat tertata dengan indah namun jagalah daerah kita yang masih asri seperti lingkungan sekitar bendungan yang bernuansa alami...itu adalah keseimbangan antara Alam dan kemajuan. Biarlah gedung padat dan kendaraan merayap berada di jalurnya alias penuh dikota namun di desa dan daerah bendungan... NO!!! 
Tidak hanya Presiden yang hadir namun Bapak Wakil Presiden juga ikut serta dalam gerakan Indonesia menanam.
Nah...kompak donk.....Purwakarta patut merasa bahagia karena daerah kita adalah daerah yang strategis, seimbang antara Alam dan Kemajuan ini sih menurut saya, jika ada yang merasa terlalu berlebihan mohon maaf saja karena saya berusaha mengeluarkan pendapat yang sesuai dengan fakta dan keadaan yang langsung saya ambil dari lokasi kejadian *hehehe muantap neh kata-kata*

Minggu, 10 Oktober 2010

Pariwisata Purwakarta

Masih seputar pariwisata di Kota Purwakarta tercinta, sekarang marilah meloncat ke kawasan pariwisata Jatiluhur. Mendengar beberapa pernyataan dan pendapat kenapa kawasan tersebut diberi nama Jatiluhur, saya coba sedikit memberi pendapat yang telah saya himpun dari pendapat dan pernyataan orang-orang tersebut. Nama Jatiluhur diambil dari kata Jati, jati adalah sebuah nama pohon yang banyak terdapat di kawasan tersebut karena dahulu kawasan Jatiluhur adalah hutan yang berada di pinggiran Citarum. Sedangkan luhur' berasal dari bahasa sunda yang artinya tinggi. Jadi, jika di definisikan Jatiluhur adalah tempat tinggi dimana terdapat pohon-pohon yang bernama pohon jati. Mungkin bagi orang Purwakarta jika menyebutkan kawasan ini memang tidak asing lagi. Namun bagi para pelancong..hmmm ya cukup, lumayan dan bisa dikatakan sedikit terkenal * Hehehehe ya sedikitpun lama-lama menjadi bukit* Amin ya Rabb....
Jatiluhur adalah kawasan yang masih bersaudaraan dengan kawasan Cirata-Plered. Sebuah bendungan termegah di Indonesia yang beroperasi sebagai jasa penyalur tenaga listrik (PLTA). Apabila menginginkan informasi lengkap mengenai Jatiliuhur dan sejarahnya silahkan anda mencari di tempat yang Pemerintah Kabupaten Purwakarta sediakan. Majunya tingkat kecerdasan manusia sehingga memunculkan rasa ingin memajukan potensi daerah khususnya kawasan Jatiluhur. Maka, bermunculanlah para pengusaha-pengusaha kepariwisataan yang khusus mengambil keuntungan dari keindahan panorama alam dan danau yang di istilahkan sebagai kawasan rekreasi keluarga.
Beberapa foto yang bisa saya persembahkan dari situs foto yand ada :


Mengenai sejarah saya berwawancara langsung dengan salah seorang yang menjadi salah satu saksi sejarah di bangunnya bendungan Jatiluhur/Waduk Jatiluhur * Padahal kakek sendiri, supaya terlihat lebih keren* yaitu Bapak Djadja (71 tahun).
 ( Bapak Djaja, 71 thn)

Beliau menceritakan dikala itu bangunan di dirikan oleh orang-orang France sekitar tahun 1954-1967. Dahulunya danau Citarum tidak seluas sekarang, hingga bangunan itu berdiri kokoh sampai sekarang ini. Daerah bendungan itu adalah daerah hutan yang terletak diantara pegunungan-pegunungan yang dikeruk/dibersihkan oleh alat-alat besar. Orang-orang Indonesia yang menjadi mesinnya sedangkan para orang France hanya menjadi mandor. Betapa terlihatnya perbedaan antara orang pintar dan orang yang dibawah rata-rata. Mereka menggunakan dua terowongan untuk membawa air memasuki tempat yang telah dikemas sedemikian rupa untuk menampung air tersebut, dengan membuat tebing penyekat yang menjulang tinggi dimana air tersebut terbendung hanya di daerah yang menjadi target pembuatan bendungan. Sehingga air terkumpul dan menjadi danau sekarang ini. Bendungan yang dikerjakan oleh tenaga bangsa kita tidaklah menjadi sia-sia jika di pandang dari segi manfaatnya sekarang. Buktinya bendungan tersebut bisa mengalirkan listrik hingga se-Jawa-Bali. Segala sesuatu yang di takdirkan oleh Yang Maha Kuasa selalu memberi hikmah dan manfaat termasuk ditakdirkannya orang France membangun sebuah maha karya yang berarsitek tinggi. Di dinding bendungan yang tinggi tersebut tertulis nama Ir. H. Djuanda, beliaulah yang mencetuskan pembuatan Waduk Jatiluhur. Metode France memang sangat mencengangkan karena hutan seluas itu bisa disulap menjadi wadah penampung air Citarum/Waduk Citarum *Hebat andai yang telah menemukan konsep pembangunan waduk adalah orang Indonesia*. Dari hasil bekerja tersebut Bapak Djaja hanya mendapatkan gaji 18 ketip (satuan dari uang seratus perak). Spechless !
Back to pembahasan yaitu kepariwisataannya_walaupun perjalanannya tidak sehebat perjalanan ke Cirata, tetapi daya tarik dari kawasan ini adalah banyaknya fasilitas yang lebih memadai dibawah perusahaan Grama Tirta, seperti fasilitas bungalau, waterboom, hotel-hotel, warung makan yang berjajar rapi beserta tempat parkiran mobil/motor yang lumayan luas dan tempat permainan seperti outbond, kereta api anak-anak/dewasa yang telah disediakan untuk menikmati pemandangan dari ketinggian sambil melihat danau yang indah. Anda bisa melihat langsung banyaknya tambak-tambak terapung berjajar rapi di danau sehingga sayang jika anda tidak menikmati pemandangannya langsung di atas air atau menggunakan perahu. Saya berikan foto-foto beserta keterangannya :


 "Maaf cuaca tidak mendukung*hp tak mendukung, alias hp jadul hehehe"
 "Nah..ini dia layanan parkir, tapi tidak gratis ya....hari gini mau gratis.."
 "Pohon-pohon rindang masih ada loh di kawasan Jatiluhur"
 "Waduh foto buram sehingga Parabola Indosat tidak begitu jelas terlihat..."
 "Mendung tapi sebenarnya tidak begitu mendung, yang jelas kita take pic itu pake hp jadul"

Barusan kita amati jalan-jalan menuju Kawasan Pariwisata Jatiluhur, sekarang saya beri foto-foto di sekitar Kawasan Jatiluhur, okey check ki dot....hehehehe :

Kawasan dermaga Sayang...seribu sayang......hp juadul......jadi kayak lagi hujan nih....



Ini adalah Water World/Water Boom yang disediakan oleh Grama Tirta, maaf cuma take dari luar saja karena jikalau masuk mesti bayar karcis hehehe...maklum pengiritan keuangan.."Jadi malu"
Walaupun banyak pohon kelapa namun buahnya jangan di ambil, karena tempat-tempat untuk menikmati es kelapa muda tersedia..."jangan malu-maluin hehehehe" sebenarnya di dalam foto ini terlihat tidak ada buahnya, dan memang tidak ada buahnya sama sekali, jadi kata-kata larangan ini di maksudkan jikalau ada buah kelapa, Oke! Ribet banget sich yang take foto tidak Profesional.....
Saya tidak perlu banyak bercerita, tapi saya ungkapkan melalui gambar-gambar tersebut. Semoga pariwisata Jatiluhur terus semakin meningkat dan mampu bersaing dengan kawasan wisata yang lainnya. Tidak perlu jauh-jauh melancong ke tempat lain apalagi ke Luar Negeri. Kita harus bangga dengan alam milik daerah kita sendiri, bersyukurlah pada Allah SWT karena semua itu Maha Karya-Nya yang terindah yang perlu kita manfaatkan tanpa merusaknya. "Ingat Tanpa MERUSAKNYA!!" ehm...ehmmm....begitu semangatnya....
 Untuk Ibu yang membawa anaknya, fasilitas bermain untuk anak-anak Alhamdulillah ada kemajuan. Biasanya jika libur sekolah banyak keluarga yang berekreasi hampir semua membawa anak kecil *kecuali yang sedang pacaran mungkin (NO UNSUR SYARA'). Sebagai anak muda marilah manfaatkan waktu sebaik-baiknya kalau bisa bawa pacarnya untuk mengerjakan hal-hal positif. Saya percaya Indonesia masih mempunyai muda-mudi bermoral. Kemajuan tidak hanya melalui pemikiran saja namun modal juga sangat berpengaruh. Modal yang saya maksudkan adalah uang, sekarang apapun harus dengan uang itulah yang menghambat kemajuan pariwisata kita. Karena kawasan wisata mesti mempunyai fasilitas yang memadai dan bersih, sehingga para turis ataupun wisatawan tertarik dengan pelayanan yang kita sajikan dimanapun yang mereka inginkan. Sebagai masyarakatpun kita harus ramah dan bersahabat dengan para wisatawan agar timbul kemistri yang kuat yang membuat para wisatawan merasa betah dan tidak diasingkan "Maaf ini cuma pendapat saya saja".




 Hmmm... ini contoh kasus lain yaitu corat-coret tembok sembarangan, sayang sekali jika tempat yang ditata rapih namun di nodai oleh kenakalan para remaja.
Mungkin seharusnya cara mereka berseni tersebut harus disalurkan agar tidak mengotori lingkungan dan fasilitas yang telah orang lain bangun.
Setiap apapun tidak ada yang sempurna, hanya Allah azza wa jalla Yang Maha Sempurna.

Sabtu, 11 September 2010

Pariwisata Purwakarta

Purwakarta adalah sebuah kota kecil yang berada diantara Jakarta-Bandung, truss *mikir-mikir dolo*  kota yang teduh dan nyaman bagiku. Kota yang sebenarnya berpotensial dalam bidang kepariwisataan jika dikelola dengan baik. Walaupun termasuk wilayah kecil dalam peta Jawa Barat, tetapi letak wilayah Purwakarta temasuk letak wilayah yang setrategis. Apalagi Purwakarta dilewati sungai citarum yaitu sungai terpanjang di Jawa Barat, bukankah citarum banyak manfaatnya? *pendapat orang Purwakarta* ..ya iyalah... so, mari bersyukur atas nikmat yang diberi Allah SWT pada kota kecil, mungil, imut, serta orangnya juga yang imut-imut *narsis*. Salah satunya dari foto ini, waduk/bendungan cirata :




 Beberapa foto lainnya :









Cirata terletak di daerah Purwakarta yang dikenal sebagai waduk penampungan air (PLTA) yang tepatnya di Plered. Salah satu karya peninggalan para penjajah dahulu. Selain itu Plered dikenal sebagai daerah penghasil keramik, jika kita berkunjung ke Plered anda pasti akan melihat ruko-ruko hiasan yang terbuat dari keramik. Plered adalah tempat yang sumber daya alamnya melimpah, dan orang-orang Plered begitu kreatif karena bisa memanfaatkan Sumber Daya Alamnya. Mudah-mudahan Pemerintah Kabupaten Purwakarta benar-benar serius memperhatikan kondisi kepariwisataan disana *really I hope it so much...*.
Jembatan yang dilalui di Cirata sangat indah, kita bisa melihat bukit-bukit yang menjulang tinggi, tebing-tebing yang yang tertata menakjubkan. Sebelah kiri jembatan, kita akan melihat danau penampungan air citarum, sedangkan sebelah kanan jembatan kita akan melihat pegunungan, bukit, dan tebing yang menjadi daya tarik dari Cirata. Apalagi jika cuaca teduh, awan tertata rapih menghiasi langit yang berwarna biru, sebuah karya seni Tuhan yang harus dipelihara dan dijaga dengan sebaik-baiknya. Perlu diingatkan bahwa di jembatan tersebut terdapat larangan parkir dan stop bagi kendaraan maupun orang-orang yang sengaja ingin melihat. Tetapi ada saja para pengunjung yang nakal, sengaja parkir, berfoto-foto ria, yang mulanya satu orang yang memberanikan diri, lalu bertambah seperti semut menggerumuti gula ( Pribahasa ). Maklum saja tempat yang indah seperti itu akan sangat mengecewakan jika terlewatkan. Saya mesti bergerak cepat untuk mengambil foto-foto ini, karena keamanan disana benar-benar begitu ketat. Benar saja sekarang bukan security lagi yang mempluit kami tapi polisi bermobil keamanan, dan speaker ( TOA ) senjata ampuh mereka mengusir para pengunjung nakal *hiks..hiks..kejamnya dirimu..*. Otomatis semua tancap gas dan kabur dari tempat itu. Kenapa begitu? saya coba memberikan pendapat :
- Tempat itu termasuk tempat yang berbahaya karena berada diketinggian, bayangkan jika terjadi insiden yang dipertaruhkan adalah nyawa.
- Para ibu-ibu yang membawa anak-anak dan kurang hati-hati menjaga anak mereka menjadi perhatian keamanan disana. Kalau ada apa-apa petugas keamanan yang repot bu...
- Sampah, para pengunjung kadang membawa makanan, snack atau apalah yang bisa menyebabkan terjadinya sampah. Walaupun petugas keamanan menyediakan tong sampah tapi kesadaran manusia kadang ada dan tidak ada. So cape bersih-bersihnya, bayangkan para petugas mesti memunguti satu persatu sampah yang berserakan dari ujung ke ujung jembatan *mantap bangetkan*.
- Tenang saja disana sudah disediakan tempat untuk berekreasi, istirahat, tempat makan-makan, jadi jika berkunjung tidak perlu takut kecewa karena tidak mendapatkan ketenangan batin. Sambil makan or ngobrol kita bisa melihat pemandangan yang indah dan tentunya lebih aman bagi keselamatan kita.
Di perjalanan menuju tempat H, kita bisa melihat pemandangan yang menakjubkan, tebing-tebing dan bukit-bukit selalu setia menemani perjalanan kita. Tetapi hati-hati karena jalan yang berkelok-kelok, kadang menanjak sekali dan kadang sangat menurun serta kambing-kambing yang berkeliaran tiba-tiba menyeberang. Mungkin aneh dan benar-benar innocent, tapi bagiku itu hal yang biasa bayangkan saja seperti berada di Kebun Raya Bogor/Istana Bogor bukankah disana rusa-rusa bebas berkeliaran.*gitu aja kok repot*.
Selain membahas tentang obyek wisata disana, perkenankan saya bercerita tentang keunikan Plered, yaitu Pasar Plered. Seperti Pasar Tradisional menurutku, macet, para pengendara ugal-ugalan, orang lalu lalang, dan Story of Koboi. Setiap hari jum'at selalu ada penertiban oleh koboi-koboi wanita, mereka memakai baju simple seperti gamis muslimah, berkerudung, membawa speaker ( TOA ), serta topi ala Koboi-Koboi seperti di Film Barat hanya bedanya mereka tidak membawa tali tambang sambil menunggangi kuda. Mereka berteriak mengamankan para laki-laki untuk menghentikan aktifitas mereka sejenak, karena hari jum'at waktunya sholat berjamaah di mesjid. Layaknya pemburu yang gagah berani mereka tidak segan-segan menghentikan mobil, motor dan pejalan kaki dengan menghadang jalan mereka. Bukannya takut tapi saya sangat takjub, itu hal keren yang pernah saya lihat. Dalam beberapa detik pasar menjadi lenggang, dan tidak ada makhluk yang berjenis laki-laki disana, serta wanitapun seolah-olah lenyap * gilee mantap sekali..*. Aura mereka memang kuat dan tegas, begitulah kisah pengalaman saya yang lain.
Back to pembahasan_ Plered dahulunya kota yang ramai, sebelum ada jalan tol antara Jakarta-Bandung. Plered adalah akses satu-satunya yang dipakai para pengendara menuju Bandung-Jakarta maupun dari Jakarta-Bandung. Tetapi semenjak adanya jalan tol kota yang dahulunya ramai dilalui para pengendara, menjadi terlihat sepi. Sehingga terjadinya kelesuan dalam mengembangkan usaha para pedagang dan pengrajin karena sekarang kota tersebut kurang strategis dalam mengembangkan usaha. Padahal jika adanya dukungan dan semangat, Plered akan selalu menjadi kota yang hidup dan ramai. Walaupun ada jalan tol jika kota tersebut memiliki ciri khas tersendiri, lalu berpotensial karena di dukung SDA dan SDM yang memadai. Plered bisa menjadi kota wisata, salah satu ciri khasnya adalah Bendungan Cirata. Mau bagaimana lagi? itu adalah kerugian dan keuntungan dari jalan tol " but, we must try and try!!! ( semangat '45 membara)".





IKLAN---------------------------------------------------------****


" Jangan lupa makan mie ramen dulu nyookkk!! "




---------------------------------------------------------THE END***