~ Jejak Risalah ~
23 Tahun lamanya Muhammad saw menyampaikan Risalahny, mewujudkan kaidah-kaidah itu ditengah-tengah kekuatan jiwanya, dengan contoh dan teladan, dengan amal dan jihadnya, dalam suka dan duka sampai risalahnya tumbuh terwujud pada pribadi-pribadi mereka yang menerimanaya.
Risalah Muhammad saw membina pribadi, mencetak umat yang mempunyai corak dan tujuan hidup. Hidup yang berisikan amal yang shaleh, pancaran iman, kedua kakinya terpancang dibumi dan jiwanya menjangkau ke langit.
Ada sebuah cerita mengenai Risalah beliau yang membekas pada pribadi manusia saat itu.
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Dinar, bahwa pada suatu hari dia berjalan dengan khalifah Umar bin khotob ra dari Madinah menuju Mekkah. Di perjalanan mereka berjumpa dengan seorang anak penggembala yang sedang turun dari tempat penggembalaannya dengan kambing-kambing yang banyak. Khalifah ingin menguji sampai dimana anak gembala tersebut bersifat amanah. Antara keduanya terjadi percakapan sebagai berikut :
Khalifah : "Wahai penggembala, juallah kepadaku seekor anak kambing dari ternakmu ini"
Gembala : "Aku ini hanya seorang budak"
Khalifah : "Katakanlah saja nanti kepada tuanmu, anak kambing itu telah dimakan serigala"
Gembala : "Fa ainallah?" "Kalau begitu dimana Allah ?"
sangat pendek jawabannya hanya sekedar "Dimana Allah", bagi khalifah Umar dan umumnya jamaah muslim dikala itu pertanyaan sependek itu sudah cukup untuk menggugah dhamir, meremang bulu badan.
"Fa ainallah?" ini sudah cukup memancing ingatan mereka kepada jawaban :
"...........Dan Dia (Allah) beserta kamu dimanapun kamu berada, dan melihat apa yang kamu kerjakan." (Al-Hadid ayat 4)
"Tidaklah ia ketahui, bahwasanya Allah melihat." (Al-Alaq ayat 14)
Seakan anak gembala itu berkata, "Memang, tuan saya memilki ternak ini, bisa saja saya menipu, dan dia tidak melihat apa yang saya lakukan disini tetapi bagaimana saya akan menipu Allah?!Bulkankah Allah melihat apa-apa yang saya perbuat!Malah Dia mengetahui apa yang tersirat dalam hati seseorang dimanapun dia berada.
Tidaklah heran jika waktu itu khalifah Umar bercucuran air matanya lantaran terharu. Lalu Khlaifah Umar pergi memerdekakan anak tersebut kepada tuannya.
Demikianlah jejak risalah pada jiwa pribadi jemaah. Bagaimana dengan kita apakah Risalah beliau menjejak dihati anda sekalian?
~ Perindu Cahaya Illahi Love Perindu Jalan Lurus~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar