~ Menuntut Ilmu Agama?? ~
Bismillaahirrahmaanirrahiim....
Seorang manusia tidak akan mencapai dan hakikat kemanusiaan dalam eksistensi dirinya, kecuali dengan membersihkan jiwa dan menyucikan kemampuan, serta membina hubungan abadi antaradirinya dengan Tuhan Yang Maha Tinggi.
Allah swt memberikan tanda-tanda melalui ilmu, hikmah, kebenaran, keagungan, kebajikan yang sehari-hari tanpa sadar kita rasakan. Proses menuju pencapaian tersebut harus dibarengi dengan ilmu...
Sekarang orangtua mana yang tidak bangga mempunyai anak lulusan sarjana ini, itu, dari luar negeri dll. Orangtua mana yang tidak bangga anaknya menjadi lulusan kedokteran, pendidikan, fisika hingga astronomi. Tetapi ada tidak orangtua yang bangga terhadap anak lulusan pesantrenan? Lulusan madrasahan?
Letak kesalahan kita adalah tidak dibarenginya ilmu-ilmu umum dengan ilmu-ilmu agama. Sehingga kering jiwa kita, manakala prestasi dan medali terus di raih sedangkan jiwa terasa hampa karena tidak diberikannya makanan-makanan ruhaniyah.
Sehingga tidak heran jika pejabat-pejabat pintar tetapi kebanyakan korupsi. Tentu ini adalah sebuah krisis pemahaman agama. Karena jika manusia-manusia yang telah diberi kenikmatan akal, ilmu dan jabatan masih mempunyai krisis moral hal itu disebabkan kurangnya ilmu agama. Jika mereka lulusan keagamaan maka di indikasikan bahwa mereka hanya sekedar "Tahu" bukan "faham", tidak dikatakan berilmu seseorang jika akhlak dan perbuatannya tidak sesuai dengan apa yang diajarkan agama.
Mencari ilmu agama itu mudah, hanya keputusan awal adalahan niat, niatkan menuntut ilmu itu adalah semata-mata untuk ibadah kepada Allah, bukan supaya bisa naik jabatan, bukan supaya dilihat orang, karena hadits mengenai niat itu sudah jelas.
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ Iيَقُوْلُ:
(( إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَ إِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَ رَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَ رَسُوْلِهِ، وَ مَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ )) [رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري و ابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]
Dari Amīr al-Mu’minīn, Abū Hafsh ‘Umar bin al-Khaththāb t, dia menjelaskan bahwa dia mendengar Rasulullah r bersabda:
“Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena urusan dunia yang ingin digapainya atau karena seorang wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diniatkannya tersebut” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Maka hijrahnya dari niat tersebut kepada apa yang menjadi tujuan niatnya, sebelum kerugian menimpa segera luruskan niat yang awal menjadi niat karena Allah swt dan sertakan do'a.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Wahai Tuhan kami! Anugrahkanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta peliharalah kami dari api neraka.” (QS. al-Baqarah: 201)
Inilah makna berdoa itu, jangan sampai kita berdoa hanya yang penting Allah ridho, tetapi harus adanya paket komplit karena kepada siapa lagi kita meminta kebahagiaan dunia? ke kuburankah, ke gunung-gunung kah? ke batu-batu? ke lautan?
Malahan Allah lebih menyukai hamba-Nya yang selalu berdoa kepada-Nya, meminta pertolongan kepada-Nya karena terbukti kita percaya akan besar kekuatan Allah swt, kita percaya bahwa Tuhan-lah satu-satunya tempat kita meminta. Dan selain itu adalah pengakuan kita bahwa "Tiada Tuhan Selain Allah"
Nah dari itu mulailah kita buang keegoisan dan kesombongan diri ini dengan menuntut ilmu agama, tidak ada kata terlambat sebelum malaikatul maut menjemput kita.
♥ Jangan pernah tinggalkan sholat dan keep istiqomah ♥
Tidak ada komentar:
Posting Komentar