_ KELEMAHAN MANUSIA _
Manusia memang makhluk Allah yang sempurna, tetapi jika sudah sempurna mengapakah manusia itu membutuhkan petunjuk-Nya? Bagaimana mungkin Nabi Adam as yang diciptakan begitu sempurna sehingga iblis dan malaikat diperintahkan bersujud kepada Nabi Adam As tetapi masih mampu tergoda? Terbukti dibalik kesempurnaan manusia masih menyisakan kelemahan-kelemahan, karena kesempurnaan dan Pemilik kesempurnaan yang benar adalah Allah swt..
Inilah Firman Allah yang sedikit memberi pengetahuan akan kelemahan manusia itu sendiri,
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ ^ قُلْ أَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِنْ ذَلِكُمْ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَأَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللهِ وَاللَهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). Katakanlah Wahai Muhammad: “Inginkah aku kabarkan kepada kalian apa yang lebih baik dari yang demikian itu?”. Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Robb mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya. Mereka dikaruniai isteri-isteri yang disucikan serta keridhoan Allah. dan Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya”. (QS Ali-‘Imron 14-15)
Pertama, wanita, kemudian anak-anak, harta, dan duniawi lainnya merupakan bukti bahwa manusia memiliki unsur kelemahan, dan apabila Allah swt tidak mengutus Para Nabi & Rasul, serta petunjuk-petunjuk dari Kitab Al-Qur'an maupun kitab sebelumnya maka bisa jadi manusia itu condong ke dalam kesesatan.
Kejadian di utusnya para Rasul dan Nabi tidak semata-mata karena tanpa sebab dan akibat, sebabnya mereka diberikan amanah untuk menyebarkan jalan yang lurus sebagaimana jalan kedua Ibu-Bapak manusia yang pertama setelah disesatkan oleh Iblis. Dan akibatnya atas risalah para utusan-Nya adalah mengantarkan sekalian manusia menuju pintu keselamatan yaitu mencapai ridho Allah dan kembali bersama-sama dalam Jannah-Nya.
Kelemahan manusia, dapat dimanfaatkan Iblis dan bala tentaranya. Dan Ingatlah musuh kita yang paling nyata adalah Iblis dan sekutunya. Manusia mempunyai fitrah condong kepada kebaikan, tetapi menggunakan kelemahan manusia Iblis dan sekutunya berhasil menyesatkannya.
Sehingga jelaslah nyata keimanan kita, tidak ada saling berbantahan dari akal maupun hati. Akal menjadikan kita berfikir secara logika dan rasional sedangkan hati adalah untuk menerima sebuah kebenaran dari akal. Kadang Hati menerima meskipun tidak masuk akal, ini terbukti bahwa Allah telah menanamkan Iman kepada setiap manusia jauh ketika ruh belum disatukan dengan jasad.
Mari berfikir Logika,
Sesempurna apapun motor, tetapi memiliki kelemahan. Secanggih apapun teknologi tetapi masih memiliki kelemahan. Sehingga diperlukan petunjuk penggunaanya, perawatannya, agar tidak rusak serta menyelamatkan.
Inilah Akal Manusia yang mampu menebak bukti-bukti kebenaran agama. Semoga bermanfaat..
Halaman
♥ Salam Ukhuwah Islamiyah ♥
♥ Salam Ukhuwah Islamiyah ♥♥ Salam Ukhuwah Islamiyah ♥♥ Salam Ukhuwah Islamiyah ♥♥ Salam Ukhuwah Islamiyah ♥
Jumat, 28 Desember 2012
_ AGAR DAPAT MENANGIS KARENA ALLAH _
_ AGAR DAPAT MENANGIS KARENA ALLAH _
Menangis adalah fenomena ketika emosi sedang tidak stabil, perasaan membuncah yang mengakibatkan saraf-saraf dalam tubuh berinteraksi untuk memberikan respon atas sebuah rasa. Respon yang nyata adalah keluarnya air mata, di ikuti oleh organ-organ lainnya.
Menangis karena Allah, tentunya lebih berbeda dan sangat jarang dimiliki oleh manusia. Hanya orang yang telah memenuhi fase tingkat keimananlah yang akan dapat merasakannya. Hal ini terjadi bukan hanya dikalangan orang ahli ibadah tetapi pelaku maksiatpun mampu merasakannya ketika sinar hidayah menyapa.
Pelaku kemaksiatan dan kejahatan akan menangis karena dosa, karena kesadaran dirinya bahwa dia telah jauh dari Allah. Sedangkan ahli ibdaha akan menagis karena ni'mat yang terus bertambah, dan sadar bahwa dia begitu dekat dengan Allah.
Peningkatan Iman dan kualitas ibadah adalah fase yang mampu mempertemukan bagaimana rasanya menangis karena Allah.
1. Kerjakan amalan Ibadah dengan niat ikhlas karena Allah
2. Perbanyak bangun di sepertiga malam, melaksanakan qiyamul lail
3. Tafakkur diri, merenungkan ni'mat Allah yang selalu terlimpah, merenungkan kematian, merenungkan kasih sayang Allah kepada seluruh makhluq mu'min maupun kafir, dan melihat bukti-bukti kebesaran Allah.
4. Fahami Al-Qur'an beserta kandungannya
5. Taddabur alam sambil bertasbih memuji-Nya
6. Mengingat dosa yang pernah diperbuat, jangan memikirkan kebaikan dan ibadah yang akan membuat racun sombong menjalar meskipun sekecil zarrah
7. Tundukan pandangan, bersikap tawadhu di hadapan-Nya
8. Mengharapkan pertemuan dengan Allah di akhirat kelak
Salah satu saja kita telah mampu amalkan, Insya Allah, Allah tidak pernah tidur dan Maha Mengawasi setiap tindakan hamba-Nya. Percayalah, Allah akan membimbing orang-orang yang berusaha mendekati-Nya.
Dan apabila air mata menetes karena Allah, itulah air mata yang murni, yang akan menjadi saksi dan memadamkan panasnya api neraka. Kita akan lupa berapa air mata yang jatuh di mata kita, kita akan lupa kerana apa kita menangis, tetapi Allah tidak akan lupa satu tetes air mata kita karena-Nya..
Menangis adalah fenomena ketika emosi sedang tidak stabil, perasaan membuncah yang mengakibatkan saraf-saraf dalam tubuh berinteraksi untuk memberikan respon atas sebuah rasa. Respon yang nyata adalah keluarnya air mata, di ikuti oleh organ-organ lainnya.
Menangis karena Allah, tentunya lebih berbeda dan sangat jarang dimiliki oleh manusia. Hanya orang yang telah memenuhi fase tingkat keimananlah yang akan dapat merasakannya. Hal ini terjadi bukan hanya dikalangan orang ahli ibadah tetapi pelaku maksiatpun mampu merasakannya ketika sinar hidayah menyapa.
Pelaku kemaksiatan dan kejahatan akan menangis karena dosa, karena kesadaran dirinya bahwa dia telah jauh dari Allah. Sedangkan ahli ibdaha akan menagis karena ni'mat yang terus bertambah, dan sadar bahwa dia begitu dekat dengan Allah.
Peningkatan Iman dan kualitas ibadah adalah fase yang mampu mempertemukan bagaimana rasanya menangis karena Allah.
1. Kerjakan amalan Ibadah dengan niat ikhlas karena Allah
2. Perbanyak bangun di sepertiga malam, melaksanakan qiyamul lail
3. Tafakkur diri, merenungkan ni'mat Allah yang selalu terlimpah, merenungkan kematian, merenungkan kasih sayang Allah kepada seluruh makhluq mu'min maupun kafir, dan melihat bukti-bukti kebesaran Allah.
4. Fahami Al-Qur'an beserta kandungannya
5. Taddabur alam sambil bertasbih memuji-Nya
6. Mengingat dosa yang pernah diperbuat, jangan memikirkan kebaikan dan ibadah yang akan membuat racun sombong menjalar meskipun sekecil zarrah
7. Tundukan pandangan, bersikap tawadhu di hadapan-Nya
8. Mengharapkan pertemuan dengan Allah di akhirat kelak
Salah satu saja kita telah mampu amalkan, Insya Allah, Allah tidak pernah tidur dan Maha Mengawasi setiap tindakan hamba-Nya. Percayalah, Allah akan membimbing orang-orang yang berusaha mendekati-Nya.
Dan apabila air mata menetes karena Allah, itulah air mata yang murni, yang akan menjadi saksi dan memadamkan panasnya api neraka. Kita akan lupa berapa air mata yang jatuh di mata kita, kita akan lupa kerana apa kita menangis, tetapi Allah tidak akan lupa satu tetes air mata kita karena-Nya..
Selasa, 11 Desember 2012
_ Orang Bertaqwa Lebih Mulia disisi-Nya _
_ Orang Bertaqwa Lebih Mulia disisi-Nya _
Mari bahas taqwa bukan sekedar menurut Ilmunya, tetapi perenungannya...
Taqwa bermakna mengambil tindakan penjagaan dan pemeliharaan diri, sedangkan menurut syara' taqwa berari menjaga dan memelih
Mari bahas taqwa bukan sekedar menurut Ilmunya, tetapi perenungannya...
Taqwa bermakna mengambil tindakan penjagaan dan pemeliharaan diri, sedangkan menurut syara' taqwa berari menjaga dan memelih
ara diri dari siksa dan murka Allah dengan jalan mentaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Sedangkan menurut ahli tasawuf bahwa taqwa itu ialah membentengi diri dari siksa Allah dengan jalan taat kepada-Nya.
Menurut Fuqaha (Ahli Fiqih) bahwa taqwa berarti menjaga diri dari segala sesuatu yang meibatkan diri kepada dosa.
Orang yang paling baik disisi Allah swt adalah yang paling bertaqwa, berdasarkan firman Allah swt,
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.” (Al-Hujurat: 13)
Mari kita jelaskan perenungan mengenai makna disisi Allah, kita mengartikan disisi merupakan suatu jarak terdekat seperti sisi samping, depan dan belakang. Itu berlaku bagi akal kita yang mencoba memahaminya.
Sedangkan disisi Allah, merupakan jarak terdekat, seolah-olah jarak antara manusia dan manusia yang berjalan dengan bersamaan. Jarak terdekat yang di maksudkan disini adalah jarak bagi yang bertaqwa.
Jarak dekat manusia dengan manusia lainnya membuat adanya saling mengerti dan memahami, mendengar, melihat dan bahkan melakukan tindakan-tindakan perbuatan karena kedekatannya.
Begitupula dengan Allah swt yang sudah dekat dengan hamba-Nya yang bertaqwa, Dia Maha Mendengar mengabulkan segala permintaannya, Dia Maha melihat setiap perbuatan hamba-Nya yang bertaqwa, bertindak mengawasi karena melakukan penjagaan atas diri hamba tersebut karena Maha Pengasih dan Penyayang-Nya.
Sehingga tiada kekeliruan untuk memahami maksud disisi-Nya tersebut, seperti kebanyakan kaum tersesat awwam yang menyatakan bahwa Allah karena dekatnya hingga bersatu dalam dirinya. Disisi-Nya adalah derajat bagi orang-orang yang bertaqwa, semoga Allah memberikan hidayah (Wallahu 'alam hanya Allah Yang Memiliki Kebenaran)
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّي فَإِنِّيْ قَرِيْبٌ أُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
“ Dan jika hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, katakan bahwa sesungguhnya Aku dekat. Aku akan mengabulkan do’a orang yang berdo’a jika ia meminta kepadaKu. Maka hendaknya mereka memenuhi seruanKu dan beriman kepadaKu supaya mereka mendapatkan petunjuk “(Q.S. AlBaqoroh :186.)
Untuk itu kita harus terus belajar dan belajar, kembali kepada Taqwa. Khalifah Umar Bin Abdul Aziz berkata, "Shaum pada siang hari, berjaga untuk shalat serta berdzikir sepanjang malam atau mengejakan keduanya disiang dan malam belum dapat dikatakan taqwa yang sempurna. Taqwa berarti meninggalkan segala yang diharamkan Allah swt, dan menunaikan segala yang di fardhukannya."
Sedangkan Abdu Darda berkata, "Taqwa seseorang yang dikatakan sempurna apabila orang tersebut telah menjaga diri dari perbuatan dosa walaupun sebesar biji sawi, bahkan meninggalkan hal-hal yang syubhat."
kesimpulannya, kita perlu mengusahakan untuk menjadi orang yang bertaqwa, secara langsung ataupun mulai dari beberapa fase-fase perubahan ke arah taqwa. Usaha merupakan modal awal untuk senantiasa dipandang oleh Allah swt, karena hasil ditentukan oleh-Nya. Tetapi tidak akan ada hasil baik tanpa dilakukan dengan baik pula, bahkan dalam meraih hasil tersebut kita harus menghadapi segala uji dan coba.
Hal yang paling bijaksana di dalam era zaman seperti ini adalah teruslah berusaha menjadi semakin lebih baik dari sebelumnya, sempurna ataupun tidak sempurna kita, hanya Allah yang berhak menilai-Nya, terus raih ridho dan Rahmat-Nya. Jangan terpedaya oleh bisikan syetan ataupun manusia yang mencoba kita untuk semakin jauh dari petunjuk-Nya. (Wallahu 'alam bisawwab)
Sedangkan menurut ahli tasawuf bahwa taqwa itu ialah membentengi diri dari siksa Allah dengan jalan taat kepada-Nya.
Menurut Fuqaha (Ahli Fiqih) bahwa taqwa berarti menjaga diri dari segala sesuatu yang meibatkan diri kepada dosa.
Orang yang paling baik disisi Allah swt adalah yang paling bertaqwa, berdasarkan firman Allah swt,
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.” (Al-Hujurat: 13)
Mari kita jelaskan perenungan mengenai makna disisi Allah, kita mengartikan disisi merupakan suatu jarak terdekat seperti sisi samping, depan dan belakang. Itu berlaku bagi akal kita yang mencoba memahaminya.
Sedangkan disisi Allah, merupakan jarak terdekat, seolah-olah jarak antara manusia dan manusia yang berjalan dengan bersamaan. Jarak terdekat yang di maksudkan disini adalah jarak bagi yang bertaqwa.
Jarak dekat manusia dengan manusia lainnya membuat adanya saling mengerti dan memahami, mendengar, melihat dan bahkan melakukan tindakan-tindakan perbuatan karena kedekatannya.
Begitupula dengan Allah swt yang sudah dekat dengan hamba-Nya yang bertaqwa, Dia Maha Mendengar mengabulkan segala permintaannya, Dia Maha melihat setiap perbuatan hamba-Nya yang bertaqwa, bertindak mengawasi karena melakukan penjagaan atas diri hamba tersebut karena Maha Pengasih dan Penyayang-Nya.
Sehingga tiada kekeliruan untuk memahami maksud disisi-Nya tersebut, seperti kebanyakan kaum tersesat awwam yang menyatakan bahwa Allah karena dekatnya hingga bersatu dalam dirinya. Disisi-Nya adalah derajat bagi orang-orang yang bertaqwa, semoga Allah memberikan hidayah (Wallahu 'alam hanya Allah Yang Memiliki Kebenaran)
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّي فَإِنِّيْ قَرِيْبٌ أُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
“ Dan jika hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, katakan bahwa sesungguhnya Aku dekat. Aku akan mengabulkan do’a orang yang berdo’a jika ia meminta kepadaKu. Maka hendaknya mereka memenuhi seruanKu dan beriman kepadaKu supaya mereka mendapatkan petunjuk “(Q.S. AlBaqoroh :186.)
Untuk itu kita harus terus belajar dan belajar, kembali kepada Taqwa. Khalifah Umar Bin Abdul Aziz berkata, "Shaum pada siang hari, berjaga untuk shalat serta berdzikir sepanjang malam atau mengejakan keduanya disiang dan malam belum dapat dikatakan taqwa yang sempurna. Taqwa berarti meninggalkan segala yang diharamkan Allah swt, dan menunaikan segala yang di fardhukannya."
Sedangkan Abdu Darda berkata, "Taqwa seseorang yang dikatakan sempurna apabila orang tersebut telah menjaga diri dari perbuatan dosa walaupun sebesar biji sawi, bahkan meninggalkan hal-hal yang syubhat."
kesimpulannya, kita perlu mengusahakan untuk menjadi orang yang bertaqwa, secara langsung ataupun mulai dari beberapa fase-fase perubahan ke arah taqwa. Usaha merupakan modal awal untuk senantiasa dipandang oleh Allah swt, karena hasil ditentukan oleh-Nya. Tetapi tidak akan ada hasil baik tanpa dilakukan dengan baik pula, bahkan dalam meraih hasil tersebut kita harus menghadapi segala uji dan coba.
Hal yang paling bijaksana di dalam era zaman seperti ini adalah teruslah berusaha menjadi semakin lebih baik dari sebelumnya, sempurna ataupun tidak sempurna kita, hanya Allah yang berhak menilai-Nya, terus raih ridho dan Rahmat-Nya. Jangan terpedaya oleh bisikan syetan ataupun manusia yang mencoba kita untuk semakin jauh dari petunjuk-Nya. (Wallahu 'alam bisawwab)
_ Mesjidku Menangis _
_ Mesjidku Menangis _
Judul bukan sekedar Judul sebuah artikel, ini hanya tulisan seorang insan yang jauh dari kesempurnaan. Mengapa mengenai mesjid? Bukankah Rasulullah saw bersabda,
"Sesungguhnya orang-orang yang memakmurkan mesjid adal
Judul bukan sekedar Judul sebuah artikel, ini hanya tulisan seorang insan yang jauh dari kesempurnaan. Mengapa mengenai mesjid? Bukankah Rasulullah saw bersabda,
"Sesungguhnya orang-orang yang memakmurkan mesjid adal
ah keluarga (yang dicintai) Allah."
Berdasarkan firman Allah dalam hadits Qudsi,
"Sesungguhnya rumah-rumah-Ku dibumi ialah mesjid-mesjid dan para pengunjungnya adalah orang-orang yang memakmurkannya>" (HQR Abu Na'im dari Sa'id Al-Khudri ra)
sudah jarang sekali laki-laki terutama zaman sekarang yang masih mengingat setiap waktunya ke rumah Allah ini. Lebih baiklah shoping, berkencan dan tidak memperdulikan panggilan adzan.
Mesjidku menangis, sangat pantas kita sandangkan pada akhir zaman ini. Merupakan suatu tanda dimana mesjid hanya dijadikan hiasan. Besar, indah, dan Megah tetapi yang mengisinya itu-itu saja.
Padahal Rasulullah saw bersabda,
"Barangsiapa yang pagi dan sore pergi ke mesjid, nisacaya Allah menyediakan baginya surga sebagai tempat istirahat setiap pagi dan sore." (HR Ahmad)
"Mesjid itu adalah rumah setiap orang yang taqwa, dan Allah menjamin orang yang menjadikan mesjid itu sebagai rumahnya dengan kesenangan, rahmat dan dapat melalui titian (shirat) hingga sampai kepada keridhaan Allah, yaitu surga." (HR Tirmidzi)
Wanita tidaklah wajib untuk pergi ke mesjid, karena wanita lebih utama melaksanakan shalat di dalam rumah.
Mesjidku menangis, tidak heran pula jika sekarang banyak yang berani berlaku maksiat dan zina di dalam mesjid, Rumah Allah dijadikan tempat yang hina bagi segolongan orang-orang yang munafiq.
Pernahkah anda melihat anak-anak berlalu lalang ke mesjid dengan riang gembira untuk mengaji, pernahkah anda melihat kakek tua renta di tengah malam bersujud di dalamnya. Mereka adalah orang-orang yang senantiasa memakmurkan mesjid, hatinya terpaut hanya ke mesjid. Disana tempat ketentraman bagi orang-orang yang haus akan iman.
Pernahkah kita melihat orang-orang berdosa menangis ketika masuk ke dalam mesjid, seorang pezina menangis di dalam mesjid berharap Alalh mengampuninya? Sungguh mesjid adalam bangunan Umat Islam bukan hanya sekedar mengenai Seni, budaya dan dan ukiran kaligrafi di dalamnya. Mesjid adalah tempat seorang hamba seolah-olah dekat dengan Allah swt...
Pernahkan terjadi hal yang mengherankan, disaat semua sedang larut berdzikir, banyak air mata menetes, kemudian ada orang yang dengan lantang beristighfar kepada Allah di dalam mesjid? Atau bencana yang luar biasa terjadi, tetapi bencana itu tidak merusak satupun bangunan mesjid?
Mesjidku menangis, banyak didirikan hanya untuk hiasan. Mari kita berusaha memakmurkan mesjid. Rumah Allah adalah Rumah yang harus selalu kita kunjungi, karena kepada siapa lagi kita hendak kembali...
Berdasarkan firman Allah dalam hadits Qudsi,
"Sesungguhnya rumah-rumah-Ku dibumi ialah mesjid-mesjid dan para pengunjungnya adalah orang-orang yang memakmurkannya>" (HQR Abu Na'im dari Sa'id Al-Khudri ra)
sudah jarang sekali laki-laki terutama zaman sekarang yang masih mengingat setiap waktunya ke rumah Allah ini. Lebih baiklah shoping, berkencan dan tidak memperdulikan panggilan adzan.
Mesjidku menangis, sangat pantas kita sandangkan pada akhir zaman ini. Merupakan suatu tanda dimana mesjid hanya dijadikan hiasan. Besar, indah, dan Megah tetapi yang mengisinya itu-itu saja.
Padahal Rasulullah saw bersabda,
"Barangsiapa yang pagi dan sore pergi ke mesjid, nisacaya Allah menyediakan baginya surga sebagai tempat istirahat setiap pagi dan sore." (HR Ahmad)
"Mesjid itu adalah rumah setiap orang yang taqwa, dan Allah menjamin orang yang menjadikan mesjid itu sebagai rumahnya dengan kesenangan, rahmat dan dapat melalui titian (shirat) hingga sampai kepada keridhaan Allah, yaitu surga." (HR Tirmidzi)
Wanita tidaklah wajib untuk pergi ke mesjid, karena wanita lebih utama melaksanakan shalat di dalam rumah.
Mesjidku menangis, tidak heran pula jika sekarang banyak yang berani berlaku maksiat dan zina di dalam mesjid, Rumah Allah dijadikan tempat yang hina bagi segolongan orang-orang yang munafiq.
Pernahkah anda melihat anak-anak berlalu lalang ke mesjid dengan riang gembira untuk mengaji, pernahkah anda melihat kakek tua renta di tengah malam bersujud di dalamnya. Mereka adalah orang-orang yang senantiasa memakmurkan mesjid, hatinya terpaut hanya ke mesjid. Disana tempat ketentraman bagi orang-orang yang haus akan iman.
Pernahkah kita melihat orang-orang berdosa menangis ketika masuk ke dalam mesjid, seorang pezina menangis di dalam mesjid berharap Alalh mengampuninya? Sungguh mesjid adalam bangunan Umat Islam bukan hanya sekedar mengenai Seni, budaya dan dan ukiran kaligrafi di dalamnya. Mesjid adalah tempat seorang hamba seolah-olah dekat dengan Allah swt...
Pernahkan terjadi hal yang mengherankan, disaat semua sedang larut berdzikir, banyak air mata menetes, kemudian ada orang yang dengan lantang beristighfar kepada Allah di dalam mesjid? Atau bencana yang luar biasa terjadi, tetapi bencana itu tidak merusak satupun bangunan mesjid?
Mesjidku menangis, banyak didirikan hanya untuk hiasan. Mari kita berusaha memakmurkan mesjid. Rumah Allah adalah Rumah yang harus selalu kita kunjungi, karena kepada siapa lagi kita hendak kembali...
✔ ANCAMAN IBLIS DALAM RUMAH TANGGA ✔
✔ ANCAMAN IBLIS DALAM RUMAH TANGGA ✔
Perlu diperhatikan dan harus di waspadai, ternyata pokok hancurnya mahligai rumah tangga itu bukan hanya sekedar masalah ekonomi, status sosial, pendidikan atau anak ternyata ada pelopor dibalik itu semua yaitu IBLIS.
Sebuah ikatan suci yang berdasarkan Allah swt, tentu sangat dibenci oleh musuh yang satu ini. Rasuullah saw juga menyayangi orang yang saling m
Perlu diperhatikan dan harus di waspadai, ternyata pokok hancurnya mahligai rumah tangga itu bukan hanya sekedar masalah ekonomi, status sosial, pendidikan atau anak ternyata ada pelopor dibalik itu semua yaitu IBLIS.
Sebuah ikatan suci yang berdasarkan Allah swt, tentu sangat dibenci oleh musuh yang satu ini. Rasuullah saw juga menyayangi orang yang saling m
encintai karena Allah, disatukan dengan ikatan suci agar dijauhi oleh murka Allah, tetapi sangat dibenci oleh iblis dan pasukannya.
Dari Hadits Jabir Radhiyallahu anhu, Rasulullah saw bersabda,
"Sesungguhnya iblis membuat singgasananya dipermukaan air. Kemudian dia mengirim pasukan-pasukannya. Kedudukan mereka paling dekat ialah yang paling besar menciptakan cobaan. Salah satu diantara mereka datang melapor, "aku telah berbuat begini dan begitu". Iblis menjawab, "engkau belum berbuat apa-apa". Kemudian yang lain lagi datang lalu melapor, "aku tidak meninggalkan manusia sehingga aku berhasil memisahkannya dengan istrinya". Iblis menyuruhnya mendekat, seraya berkata, "engkaulah yang paling hebat." (HR Muslim)
Janganlah mencari pelampiasan atau pelarian dari masalah rumah tangga kepada hal yang diharamkan oleh Allah swt. Kita, umat muslim mempunyai pegangan agama yang haq. Agama adalah sebagai pondasi kekuatan seorang manusia untuk bisa selamat dalam perjalanan kehidupannya, sedangkan di dalam agama dibutuhkan ilmu, ilmu yang dapat memperkokoh pondasi agama kita.
Rata-rata kebanyakan orang awam mengira, segala permasalahannya tidak dapat diselesaikan kecuali dengan jalan berpisah.
"Halal yang paling dibenci Allah adalah perceraian." (HR Abu Daud, Ibnu Majah dan Al-hakim)
Rumah tangga bukanlah tempat kita bermain layaknya kanak-kanak, jika suka kita dekati, jika sudah tiada berguna kita tinggalkan. Bukankah hal itu adalah kesalahan total dan pribadi yang hanya mengikuti hawa nafsu.
Jadikanlah Rumah tangga Rasulullah sebagai tauladan bagi kita, kuatkan pondasi agama dengan ilmu. Insya Allah kita tidak akan terjebak dalam tipu daya Iblis dan pasukannya.
Dari Hadits Jabir Radhiyallahu anhu, Rasulullah saw bersabda,
"Sesungguhnya iblis membuat singgasananya dipermukaan air. Kemudian dia mengirim pasukan-pasukannya. Kedudukan mereka paling dekat ialah yang paling besar menciptakan cobaan. Salah satu diantara mereka datang melapor, "aku telah berbuat begini dan begitu". Iblis menjawab, "engkau belum berbuat apa-apa". Kemudian yang lain lagi datang lalu melapor, "aku tidak meninggalkan manusia sehingga aku berhasil memisahkannya dengan istrinya". Iblis menyuruhnya mendekat, seraya berkata, "engkaulah yang paling hebat." (HR Muslim)
Janganlah mencari pelampiasan atau pelarian dari masalah rumah tangga kepada hal yang diharamkan oleh Allah swt. Kita, umat muslim mempunyai pegangan agama yang haq. Agama adalah sebagai pondasi kekuatan seorang manusia untuk bisa selamat dalam perjalanan kehidupannya, sedangkan di dalam agama dibutuhkan ilmu, ilmu yang dapat memperkokoh pondasi agama kita.
Rata-rata kebanyakan orang awam mengira, segala permasalahannya tidak dapat diselesaikan kecuali dengan jalan berpisah.
"Halal yang paling dibenci Allah adalah perceraian." (HR Abu Daud, Ibnu Majah dan Al-hakim)
Rumah tangga bukanlah tempat kita bermain layaknya kanak-kanak, jika suka kita dekati, jika sudah tiada berguna kita tinggalkan. Bukankah hal itu adalah kesalahan total dan pribadi yang hanya mengikuti hawa nafsu.
Jadikanlah Rumah tangga Rasulullah sebagai tauladan bagi kita, kuatkan pondasi agama dengan ilmu. Insya Allah kita tidak akan terjebak dalam tipu daya Iblis dan pasukannya.
_ BERSYAHADAT DALAM MENJEMPUT KEMATIAN _
_ BERSYAHADAT DALAM MENJEMPUT KEMATIAN _
Hidup dalam keadaan beriman, Matipun dalam keadaan beriman. Inilah ciri muslim sejati, kematian bukanlah hal yang perlu ditakutkan, kematian adalah gerbang pertemuan dengan kehidupan yang abadi.
B
Hidup dalam keadaan beriman, Matipun dalam keadaan beriman. Inilah ciri muslim sejati, kematian bukanlah hal yang perlu ditakutkan, kematian adalah gerbang pertemuan dengan kehidupan yang abadi.
B
agi mereka yang beriman, kematian adalah hal yang di dambakan sedangkan bagi mereka yang berlaku maksiat dan kafir kematian adalah hal yang menakutkan.
"Karena itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar. " (Qs An-Nisaa ayat 74)
"Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!" (Qs An-Nisaa ayat 75)
"Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah." (Qs n-Nisaa ayat 76)
Maknai kehidupan dengan sesungguhnya, sesungguhnya adalah kita umat islam hanya bersifat sementara merasakan penderitaan. Penderitaan orang mukmin itu berada di dunia sedangkan penderitaan orang kafir itu berada di akhirat yang kekal abadi.
"Karena itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar. " (Qs An-Nisaa ayat 74)
"Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!" (Qs An-Nisaa ayat 75)
"Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah." (Qs n-Nisaa ayat 76)
Maknai kehidupan dengan sesungguhnya, sesungguhnya adalah kita umat islam hanya bersifat sementara merasakan penderitaan. Penderitaan orang mukmin itu berada di dunia sedangkan penderitaan orang kafir itu berada di akhirat yang kekal abadi.
Kamis, 15 November 2012
Syairku
Wahai sahabat,,,
Tuhanku bukanlah yang menggantung di tihang-tihang gereja, Tuhanku bukan karikatur-karikatur buatan manusia, Tuhanku bukanlah wajah-wajah yang tergambar di benakmu, Tuhanku sesekali tidak dapat dengan mutlak diserupai denga
Tuhanku bukanlah yang menggantung di tihang-tihang gereja, Tuhanku bukan karikatur-karikatur buatan manusia, Tuhanku bukanlah wajah-wajah yang tergambar di benakmu, Tuhanku sesekali tidak dapat dengan mutlak diserupai denga
n makhluk-makhluk-Nya, jangan sekutukan Dia dengan sesuatu apapun..
Tuhanku it dekat namun tak dapat dicapai oleh pandangan mata duniawi, Tuhanku itu sangat merindukan jiwa-jiwa yang senantiasa berserah diri pada-Nya, yang menghamba hanya pada-Nya.
Jika Tuhanmu adalah harta, maka berlindunglah darinya dari api neraka..
jika Tuhanmu adalah manusia, maka berlindunlah darinya dari api neraka..
Jika Tuhanmu adalah tahta, maka berlindunglah darinya dari api neraka.
apakah kamu yakin semua itu akan menyelamatkanmu sampai di pintu surga? Apa kamu merasa benar dengan apa yang telah kamu yakini?
Sungguh di hati orang-orang yang tidak beriman ada sebuah kehampaan dan kekososongan, ada lubang yang tiada mampu mereka temukan jawabannya untuk menutupnya, ada batin yang merana karena jauh dari kebenaran. Namun, mereka tuli, buta dan mati hatinya.
Cukup harta, tahta dan jabatan tidak akan sanggup menghilangkan dahagamu terhadap keberadaan Tuhan, kamu akan mencari dan mencari kebenaran yang kamu selalu berpaling dan benci padanya.
Tuhanmu sesekali tidak akan membukakan hati mereka pada jalan-Nya, karena sungguh Dia telah tutup mata hati mereka, Dia yang Maha berkehendak atas kezaliman-mu kepada-Nya dan para pengikut-mu.
Allah tiada pernah mebenci karena sifat Rahman dan Rahim-Nya, Allah bersikap adil dengan menciptakan surga dan neraka? Allah persilakan mereka memilih, dan sesekali tiada akan berkurang kerajaan-Nya jika seluruh makhluk tidak mau menyembah-Nya, tidak mau mendirikan sholat karena-Nya, tidak mau berzakat di jalan-Nya...
Rabbi...bangunkanlah kami dari tidur kami yang panjang ini, sadarkanlah kami dari kekeliruan kehidupan kami ini, pegangilah kami untuk meniti jalan menuju kehakikian yang abadi.
Rindukanlah kami pada-Mu, Rindukanlah kami kepada Rasul-Mu, Rindukanlah kami pada para syuhada yang dahulu lebih dekat dengan-Mu...
Tuhanku it dekat namun tak dapat dicapai oleh pandangan mata duniawi, Tuhanku itu sangat merindukan jiwa-jiwa yang senantiasa berserah diri pada-Nya, yang menghamba hanya pada-Nya.
Jika Tuhanmu adalah harta, maka berlindunglah darinya dari api neraka..
jika Tuhanmu adalah manusia, maka berlindunlah darinya dari api neraka..
Jika Tuhanmu adalah tahta, maka berlindunglah darinya dari api neraka.
apakah kamu yakin semua itu akan menyelamatkanmu sampai di pintu surga? Apa kamu merasa benar dengan apa yang telah kamu yakini?
Sungguh di hati orang-orang yang tidak beriman ada sebuah kehampaan dan kekososongan, ada lubang yang tiada mampu mereka temukan jawabannya untuk menutupnya, ada batin yang merana karena jauh dari kebenaran. Namun, mereka tuli, buta dan mati hatinya.
Cukup harta, tahta dan jabatan tidak akan sanggup menghilangkan dahagamu terhadap keberadaan Tuhan, kamu akan mencari dan mencari kebenaran yang kamu selalu berpaling dan benci padanya.
Tuhanmu sesekali tidak akan membukakan hati mereka pada jalan-Nya, karena sungguh Dia telah tutup mata hati mereka, Dia yang Maha berkehendak atas kezaliman-mu kepada-Nya dan para pengikut-mu.
Allah tiada pernah mebenci karena sifat Rahman dan Rahim-Nya, Allah bersikap adil dengan menciptakan surga dan neraka? Allah persilakan mereka memilih, dan sesekali tiada akan berkurang kerajaan-Nya jika seluruh makhluk tidak mau menyembah-Nya, tidak mau mendirikan sholat karena-Nya, tidak mau berzakat di jalan-Nya...
Rabbi...bangunkanlah kami dari tidur kami yang panjang ini, sadarkanlah kami dari kekeliruan kehidupan kami ini, pegangilah kami untuk meniti jalan menuju kehakikian yang abadi.
Rindukanlah kami pada-Mu, Rindukanlah kami kepada Rasul-Mu, Rindukanlah kami pada para syuhada yang dahulu lebih dekat dengan-Mu...
_ PUASA ASYURA _
Ya Syahrul Hurum (Bulan-bulan yang dimuliakan) yaitu bulan dzulqaidah, Dzulhijah, dan Muharram.
Dalam sebuah hadits disebutkan dari Abu Hurairah r.a dia berkata, "Nabi Saw pernah ditanya, "Shalat apa yang paling utama setelah shalat maktubah (shalat wajib) dan puasa apa yang paling utama setelah bulan Ramadhan?" Nabi Saw menjawab, "Shalat paling mulia setelah shalat fardhu adala
Dalam sebuah hadits disebutkan dari Abu Hurairah r.a dia berkata, "Nabi Saw pernah ditanya, "Shalat apa yang paling utama setelah shalat maktubah (shalat wajib) dan puasa apa yang paling utama setelah bulan Ramadhan?" Nabi Saw menjawab, "Shalat paling mulia setelah shalat fardhu adala
h shalat di pertengahan malam dan puasa paling mulia setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah yaitu Muharram." (HR Ahmad, Muslim dan Abu Daud)
Dari Mu'awiyah bin Abu Sufyan berkata, "Saya pernah mendengar Rasulullah saw bersabda, "Ini adalah hari asyura dan kalian tidak diwajibkan untuk berpuasa (pada hari ini). Tetapi saya puasa. Siapa yang mengkehendaki (puasa) maka puasalah, dan barang siapa yang mengkehendaki (tidak berpuasa) maka berbukalah!" (Mutafaq 'alaih)
Dari Ibnu Abbas dia berkata, "Nabi saw datang dan melihat orang-orang yahudi sedang puasa Asyura maka Rasulullah saw bertanya, "Puasa apa ini?" Mereka menjawab, "Hari yang baik dimana Allah menyelamatkan Musa dan Bani Israil dari musuh mereka, maka musapun berpuasa pada hari tersebut. " Rasulullah bersabda, "Saya lebih berhak terhadap Musa daripada kalian." Maka Rasulullah saw berpuasa dan menyerukan untuk berpuasa pada hari itu." (Mutafaq 'alaih)
Masih kurang keterangan dari kami mengenai Asyuro? Dan betapa hebatnya puasa pada hari Asyuro...
Rasulullah saw bersabda, "Jika saya masih hidup sampai (tahun) yang akan datang yaitu saya akan berpuasa pada hari kesembilan. (yaitu pada hari Asyura)." (HR Bukhari dan Muslim)
Para Ulama menyebutkan puasa Asyuro menjadi tiga tingkatan :
1. Puasa tiga hari ke sembilan, sepuluh dan sebelas
2. Puasa pada tanggal sembilan dan Sepuluh
3. Puasa pada tanggal sepuluh saja.
Silahkan memilih, tidak perlu untuk di perdebatkan. Apapun jika niat karena Allah ta'ala maka menjadi nilai ibadah yang luar biasa. Jika mampu berpuasa 3 hari maka berpuasalah ! Jika mampu dua hari maka berpuasalah ! Jika hanya satu hari maka berpuasalah ! Jika tidak mau sama sekali maka berbukalah !
Semua terasa mudah dikarenakan Ilmu, dan semoga Ilmu yang kami sampaikan bermanfaat untuk sahabat yang menuju keridhoan Allah.
Dari Mu'awiyah bin Abu Sufyan berkata, "Saya pernah mendengar Rasulullah saw bersabda, "Ini adalah hari asyura dan kalian tidak diwajibkan untuk berpuasa (pada hari ini). Tetapi saya puasa. Siapa yang mengkehendaki (puasa) maka puasalah, dan barang siapa yang mengkehendaki (tidak berpuasa) maka berbukalah!" (Mutafaq 'alaih)
Dari Ibnu Abbas dia berkata, "Nabi saw datang dan melihat orang-orang yahudi sedang puasa Asyura maka Rasulullah saw bertanya, "Puasa apa ini?" Mereka menjawab, "Hari yang baik dimana Allah menyelamatkan Musa dan Bani Israil dari musuh mereka, maka musapun berpuasa pada hari tersebut. " Rasulullah bersabda, "Saya lebih berhak terhadap Musa daripada kalian." Maka Rasulullah saw berpuasa dan menyerukan untuk berpuasa pada hari itu." (Mutafaq 'alaih)
Masih kurang keterangan dari kami mengenai Asyuro? Dan betapa hebatnya puasa pada hari Asyuro...
Rasulullah saw bersabda, "Jika saya masih hidup sampai (tahun) yang akan datang yaitu saya akan berpuasa pada hari kesembilan. (yaitu pada hari Asyura)." (HR Bukhari dan Muslim)
Para Ulama menyebutkan puasa Asyuro menjadi tiga tingkatan :
1. Puasa tiga hari ke sembilan, sepuluh dan sebelas
2. Puasa pada tanggal sembilan dan Sepuluh
3. Puasa pada tanggal sepuluh saja.
Silahkan memilih, tidak perlu untuk di perdebatkan. Apapun jika niat karena Allah ta'ala maka menjadi nilai ibadah yang luar biasa. Jika mampu berpuasa 3 hari maka berpuasalah ! Jika mampu dua hari maka berpuasalah ! Jika hanya satu hari maka berpuasalah ! Jika tidak mau sama sekali maka berbukalah !
Semua terasa mudah dikarenakan Ilmu, dan semoga Ilmu yang kami sampaikan bermanfaat untuk sahabat yang menuju keridhoan Allah.
_ HUKUM ZIARAH KUBUR BAGI WANITA _
Hadits dari Ibnu Abbas, "Rasulullah saw melaknat wanita-wanita yang berziarah kubur." (HR Ahmad, Arba'ah, Al-Bazar, Ibnu Hibban, Al-Hakim, dan di anggap hadits hasan oleh Turmudzi)
Mari kita kaji, secara lebih rinci agar tiada alasan dan saling bantah membantah mengenai hukum dan aturan perkara ziarah kubur bagi wanita.
Hadits dari Abu Hurairah, "Sesungguhnya
Mari kita kaji, secara lebih rinci agar tiada alasan dan saling bantah membantah mengenai hukum dan aturan perkara ziarah kubur bagi wanita.
Hadits dari Abu Hurairah, "Sesungguhnya
Rasulullah saw melaknat wanita-wanita yang berziarah kubur." (HR Ahmad, Ibnu Majah, Turmudzi, dan Ibnu Hibban)
Maksud hadits di atas Rasulullah menyerukan bahwa wanita yang berziarah kubur dengan tangisan, merobek-robek kantong bajunya, memukul-mukul pipinya, dan bersolek akan menjauhkannya dari rahmat Allah swt.
Ulama berijtihad dalam kitab Ad-Din Al Khalis Juz VIII terdapat penjelasan sebagai berikut :
Al-Qurtubhi berkata, "Larangan berziarah pada wanita karena mengandung sighah mubalaghah, karena kebiasaan wanita saat berziarah menjerit-jerit dan menangis dll. Tetapi dikatakan pula jika mereka bisa menahan semua larangan dalam berziarah kubur maka diperbolehkan bagi mereka untuk berziarah, karena mengingat kematian berlaku untuk laki-laki dan perempuan."
Berbeda pendapat Imam Hanafi, Imam As-Syafi'i mengatakan bahwa larangan kepada wanita berziarah kubur itu bersifat makruh tanzih.
Ini dalil yang beliau pakai, Dari Ummu Athiyah "Kami dilarang mengikuti jenazah dan tidak ada niat bagi kami untuk melakukannya." (HR Ahmad, Syaikhani, Abu Daud, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi)
Mari kita bandingkan pendapat Ummul Mukminin, Dari Aisyah bahwa jika Aisyah diajari apa yang seharusnya dibaca ketika berziarah kubur oleh Rasulullah saw berarti diizinkan wanita untuk berziarah kubur.
Dari Aisyah dalam haditsnya yang panjang, "Apa yang harus aku katakan jika aku berziarah kubur Wahai Rasulullah?" Rasulullah saw menjawab, "Katakanlah, "Assalamu 'alaikum wahai penghuni kubur dari golongan kaum mukminin dan muslimin, semoga Allah memberikan rahmat-Nya bagi orang-orang yang telah mendahului dan mengakhiri kita. Insya Allah kami akan bertemu kalian." (HR Ahmad dan Muslim)
Kesimpulan dari dalil-dalil diatas bahwa pembolehan ziarah bagi kubur bagi wanita apabila.
1. Menutup aurat dan tidak melakukan tabaruj
2. Khusyuk dalam berziarah (mengunjungi) kubur atau mendoakan orang-orang yang telah meninggal
3. Bertafakur akan kehidupan akhirat
4. Mengambil pembelajaran apa yang terjadi pada ahli kubur yaitu mengenai kehidupan si ahli kubur.
5. Tidak meratap-ratap, menjerit, berkata kotor, memukul-mukul pipi.
6. Tidak meminta-minta kepada ahli kubur karena sama melakukan perbuatan syirik kepada Allah
7. Mengingat kematian
Dan yang paling terpenting adalah berziarah kubur tidak sendirian harus beserta mahromnya, karena akan mengandung fitnah, serta membahayakan diri dari tindakan orang-orang yang tidak bertanggung-jawab seperti perampok dll.
Semoga bermanfaat :)
Maksud hadits di atas Rasulullah menyerukan bahwa wanita yang berziarah kubur dengan tangisan, merobek-robek kantong bajunya, memukul-mukul pipinya, dan bersolek akan menjauhkannya dari rahmat Allah swt.
Ulama berijtihad dalam kitab Ad-Din Al Khalis Juz VIII terdapat penjelasan sebagai berikut :
Al-Qurtubhi berkata, "Larangan berziarah pada wanita karena mengandung sighah mubalaghah, karena kebiasaan wanita saat berziarah menjerit-jerit dan menangis dll. Tetapi dikatakan pula jika mereka bisa menahan semua larangan dalam berziarah kubur maka diperbolehkan bagi mereka untuk berziarah, karena mengingat kematian berlaku untuk laki-laki dan perempuan."
Berbeda pendapat Imam Hanafi, Imam As-Syafi'i mengatakan bahwa larangan kepada wanita berziarah kubur itu bersifat makruh tanzih.
Ini dalil yang beliau pakai, Dari Ummu Athiyah "Kami dilarang mengikuti jenazah dan tidak ada niat bagi kami untuk melakukannya." (HR Ahmad, Syaikhani, Abu Daud, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi)
Mari kita bandingkan pendapat Ummul Mukminin, Dari Aisyah bahwa jika Aisyah diajari apa yang seharusnya dibaca ketika berziarah kubur oleh Rasulullah saw berarti diizinkan wanita untuk berziarah kubur.
Dari Aisyah dalam haditsnya yang panjang, "Apa yang harus aku katakan jika aku berziarah kubur Wahai Rasulullah?" Rasulullah saw menjawab, "Katakanlah, "Assalamu 'alaikum wahai penghuni kubur dari golongan kaum mukminin dan muslimin, semoga Allah memberikan rahmat-Nya bagi orang-orang yang telah mendahului dan mengakhiri kita. Insya Allah kami akan bertemu kalian." (HR Ahmad dan Muslim)
Kesimpulan dari dalil-dalil diatas bahwa pembolehan ziarah bagi kubur bagi wanita apabila.
1. Menutup aurat dan tidak melakukan tabaruj
2. Khusyuk dalam berziarah (mengunjungi) kubur atau mendoakan orang-orang yang telah meninggal
3. Bertafakur akan kehidupan akhirat
4. Mengambil pembelajaran apa yang terjadi pada ahli kubur yaitu mengenai kehidupan si ahli kubur.
5. Tidak meratap-ratap, menjerit, berkata kotor, memukul-mukul pipi.
6. Tidak meminta-minta kepada ahli kubur karena sama melakukan perbuatan syirik kepada Allah
7. Mengingat kematian
Dan yang paling terpenting adalah berziarah kubur tidak sendirian harus beserta mahromnya, karena akan mengandung fitnah, serta membahayakan diri dari tindakan orang-orang yang tidak bertanggung-jawab seperti perampok dll.
Semoga bermanfaat :)
Kamis, 04 Oktober 2012
Pahala Menafkahkan/Meminjamkan karena Allah
Allah berfirman dalam hadits Qudsi :
"Wahai hamba-hamba-Ku. Aku telah berikan karunia kepada kalian dan Aku telah meminta hutang, pinjaman atau
"Wahai hamba-hamba-Ku. Aku telah berikan karunia kepada kalian dan Aku telah meminta hutang, pinjaman atau
kridit dari kalian. Barangsiapa yang telah memberikan sesuatu kepada-Ku dari apa yang telah Aku karuniakan itu dengan taat, niscaya Ku segerakan (membalasnya) dalam waktu singkat (dunia) dan Ku simpan baginya untuk waktu mendatang (akhirat). Tetapi barangsiapa yang ku ambil daripadanya sesuatu yang telah Kuberikan itu secara paksa, namun ia bersabar dan berusaha dengan ikhlas karena Allah, niscaya Kuwajibkan pemberian hadiah dan rahmat-Ku baginya, dan kucatatkan bahwa dia termasuk orang yang mendapatkan petunjuk, dan kuperbolehkan dia menikmati pandangan kepada-Ku."
(HQR Rafi'i bersumber dari Abu Hurairah ra)
Ingatlah menyerah bukanlah akhir dari kehidupan kita, jangan sia-siakan kehidupan yang telah diberikan Allah swt kepada kita. Jangan pernah kecewakan Rasulullah yang telah berjuang untuk agama yang kita nikmati keberadaannya. Jangan pernah menganggap Allah akan melupakan apa-apa yang telah kamu sekalian perjuangkan, Allah telah menyimpannya begitu rapih untuk dikembalikan kepada pemiliknya di akhirat nanti.
Apa yang kamu berikan di jalan Allah adalah pinjaman, Allah akan mengembalikan pinjamanmu dengan sebaik-baiknya tanpa mengurangi maupun melebihinya.
"Apa saja yang telah kalian nafkahkan, Allah akan menggantikannya. " (Qs. Saba 39)
(HQR Rafi'i bersumber dari Abu Hurairah ra)
Ingatlah menyerah bukanlah akhir dari kehidupan kita, jangan sia-siakan kehidupan yang telah diberikan Allah swt kepada kita. Jangan pernah kecewakan Rasulullah yang telah berjuang untuk agama yang kita nikmati keberadaannya. Jangan pernah menganggap Allah akan melupakan apa-apa yang telah kamu sekalian perjuangkan, Allah telah menyimpannya begitu rapih untuk dikembalikan kepada pemiliknya di akhirat nanti.
Apa yang kamu berikan di jalan Allah adalah pinjaman, Allah akan mengembalikan pinjamanmu dengan sebaik-baiknya tanpa mengurangi maupun melebihinya.
"Apa saja yang telah kalian nafkahkan, Allah akan menggantikannya. " (Qs. Saba 39)
Senin, 24 September 2012
~ BAHAYA TAQLID BUTA DAN TALFIQ ~
Bismillaahirrahmaanirrahiim...
Seberapa pentingkah Mazhab dalam kehidupan anda? Seberapa pentingkah Ulama Fiqih yang berpengaruh dilingkungan anda? Seberapa pentingkah ilmu fiqih dikehidupan anda?
Masihkah
ada umat Islam yang tidak mengenal Imam Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hambali?
Pernahkah kita berfikir, siapa yang telah memberitahukan kabar mengenai bagaimana Rasulullah sholat? berwudhu? sampai hal detail seperti mencukur kumis, siwak atau mandi junub?
Sedangkan Rasulullah pernah bersabda, "Sholatlah kalian sebagaimana sholatku."
Inilah perbedaan antara orang yang berilmu dengan yang tidak, jika sang awam sholat sebagaimana orang-orang sholat maka yang berilmu tidak sama demikian, dia akan mengikuti sebagaimana Rasulullah shalat. Nah, sering sekali kita terperangkap dengan mazhab yang salah? terperangkap dengan ketidaktahuan kita mengenai agama?
Secara bahasa talfiq berarti melipat. Sedangkan yang dimaksud dengan talfiq secara syar’i adalah mencampur-adukkan pendapat seorang ulama dengan pendapat ulama lain, sehingga tidak seorang pun dari mereka yang membenarkan perbuatan yang dilakukan tersebut
Muhammad Amin al-Kurdi mengatakan:
“(syarat kelima dari taqlid) adalah tidak talfiq, yaitu tidak mencampur antara dua pendapat dalam satu qadliyah (masalah), baik sejak awal, pertengahan dan seterusnya, yang nantinya, dari dua pendapat itu akan menimbulkan satu amaliyah yang tak pernah dikatakan oleh orang bberpendapat.” (Tanwir al-Qulub, 397)
Jelasnya, talfiq adalah melakukan suatu perbuatan atas dasar hukum yang merupakan gabungan dua madzhab atau lebih. Contohnya sebagai berikut:
a. Seseorang berwudlu menurut madzhab Syafi’I dengan mengusap sebagian (kurang dari seperempat) kepala. Kemudian dia menyentuh kulit wanita ajnabiyyah (bukan mahram-nya), dan langsung shalat dengan mengikuti madzhab Hanafi yang mengatakan bahwa menyentuh wanita ajnabiyyah tidak membatalkan wudlu. Perbuatan ini disebut talfiq, karena menggabungkan pendapatnya Imam Syafi’I dan Hanafi dalam masalah wudlu. Yang pada akhirnya, kedua Imam tersebut sama-sama tidak mengakui bahwa gabungan itu merupakan pendapatnya. Sebab, Imam Syafi’I membatalkan wudlu seseorang yang menyentuh kulit lain jenis. Sementara Imam Hanafi tidak mengesahkan wudlu seseorang yang hanya mengusap sebgaian kepala.
b. Seseorang berwudlu dengan mengusap sebagian kepala, atau tidak menggosok anggota wudlu karena ikut madzhab imam Syafi’i. lalu dia menyentuh anjing, karena ikut madzhab Imam Malik yang mengatakan bahwa anjing adalah suci. Ketika dia shalat, maka kedua imam tersebut tentu sama-sama akan membatalkannya. Sebab, menurut Imam Malik wudlu itu harus dengan mengusap seluruh kepala dan juga dengan menggosok anggota wudlu. Wudlu ala Imam Syafi’I, menurut Imam Malik adalah tidak sah. Demikian juga anjing menurut Imam Syafi’i termasuk najis mughallazhah (najis yang berat). Maka ketika menyentuh anjing lalu shalat, shalatnya tidak sah. Sebab kedua imam itu tidak menganggap sah shalat yang dilakukan itu.
Talfiq semacam itu dilarang agama. Sebagaimana yang disebutkan dalam kitab I’anah al-Thalibin:
“talfiq dalam satu masalah itu dilarang, seperti ikut pada Imam Malik dalam sucinya anjing dan ikut Imam Syafi’I dalam bolehnya mengusap sebagian kepala untuk mengerjakan shalat.” (I’anah al-Thalibin, juz 1, hal 17)
Sedangkan tujuan pelarangan itu adalah agar tidak terjadi tatabbu’ al-rukhash (mencari yang mudah), tidak memanjakan umat Islam untuk mengambil yang ringan-ringan. Sehingga tidak akan timbul tala’ub (main-main) di dalam hukum agama. Atas dasar ini maka sebenarnya talfiq yang dimunculkan bukan untuk mengekang kebebasan umat Islam untuk memilih madzhab. Bukan pula untuk melestarikan sikap pembelaan dan fanatisme terhadap madzhab tertentu. Sebab talfiq ini dimunculkan dalam rangka menjaga kebebasan bermadzhab agar tidak disalahpahami oleh sebagian orang.
Untuk menghindari adanya talfiq yang dilarang ini, maka diperlukan adanya suatu penetapan hukum dengan memilih salah satu madzhab dari madzahib al-arba’ah yang relevan dengan kondisi dan situasi Indonesia. Misalnya, dalam persoalan shalat (mulai dari syarat, rukun dan batalnya) ikut madzhab Syafi’i. untuk persoalan sosial kemasyarakatan mengikuti madzhab Hanafi. Sebab, diakui atau tidak bahwa kondisi Indonesia mempunyai cirri khas tersendiri. Tuntutan kemashlahatan yang ada berbeda dari satu tempat dengan tempat lain.
Pernahkah kita berfikir, siapa yang telah memberitahukan kabar mengenai bagaimana Rasulullah sholat? berwudhu? sampai hal detail seperti mencukur kumis, siwak atau mandi junub?
Sedangkan Rasulullah pernah bersabda, "Sholatlah kalian sebagaimana sholatku."
Inilah perbedaan antara orang yang berilmu dengan yang tidak, jika sang awam sholat sebagaimana orang-orang sholat maka yang berilmu tidak sama demikian, dia akan mengikuti sebagaimana Rasulullah shalat. Nah, sering sekali kita terperangkap dengan mazhab yang salah? terperangkap dengan ketidaktahuan kita mengenai agama?
Secara bahasa talfiq berarti melipat. Sedangkan yang dimaksud dengan talfiq secara syar’i adalah mencampur-adukkan pendapat seorang ulama dengan pendapat ulama lain, sehingga tidak seorang pun dari mereka yang membenarkan perbuatan yang dilakukan tersebut
Muhammad Amin al-Kurdi mengatakan:
“(syarat kelima dari taqlid) adalah tidak talfiq, yaitu tidak mencampur antara dua pendapat dalam satu qadliyah (masalah), baik sejak awal, pertengahan dan seterusnya, yang nantinya, dari dua pendapat itu akan menimbulkan satu amaliyah yang tak pernah dikatakan oleh orang bberpendapat.” (Tanwir al-Qulub, 397)
Jelasnya, talfiq adalah melakukan suatu perbuatan atas dasar hukum yang merupakan gabungan dua madzhab atau lebih. Contohnya sebagai berikut:
a. Seseorang berwudlu menurut madzhab Syafi’I dengan mengusap sebagian (kurang dari seperempat) kepala. Kemudian dia menyentuh kulit wanita ajnabiyyah (bukan mahram-nya), dan langsung shalat dengan mengikuti madzhab Hanafi yang mengatakan bahwa menyentuh wanita ajnabiyyah tidak membatalkan wudlu. Perbuatan ini disebut talfiq, karena menggabungkan pendapatnya Imam Syafi’I dan Hanafi dalam masalah wudlu. Yang pada akhirnya, kedua Imam tersebut sama-sama tidak mengakui bahwa gabungan itu merupakan pendapatnya. Sebab, Imam Syafi’I membatalkan wudlu seseorang yang menyentuh kulit lain jenis. Sementara Imam Hanafi tidak mengesahkan wudlu seseorang yang hanya mengusap sebgaian kepala.
b. Seseorang berwudlu dengan mengusap sebagian kepala, atau tidak menggosok anggota wudlu karena ikut madzhab imam Syafi’i. lalu dia menyentuh anjing, karena ikut madzhab Imam Malik yang mengatakan bahwa anjing adalah suci. Ketika dia shalat, maka kedua imam tersebut tentu sama-sama akan membatalkannya. Sebab, menurut Imam Malik wudlu itu harus dengan mengusap seluruh kepala dan juga dengan menggosok anggota wudlu. Wudlu ala Imam Syafi’I, menurut Imam Malik adalah tidak sah. Demikian juga anjing menurut Imam Syafi’i termasuk najis mughallazhah (najis yang berat). Maka ketika menyentuh anjing lalu shalat, shalatnya tidak sah. Sebab kedua imam itu tidak menganggap sah shalat yang dilakukan itu.
Talfiq semacam itu dilarang agama. Sebagaimana yang disebutkan dalam kitab I’anah al-Thalibin:
“talfiq dalam satu masalah itu dilarang, seperti ikut pada Imam Malik dalam sucinya anjing dan ikut Imam Syafi’I dalam bolehnya mengusap sebagian kepala untuk mengerjakan shalat.” (I’anah al-Thalibin, juz 1, hal 17)
Sedangkan tujuan pelarangan itu adalah agar tidak terjadi tatabbu’ al-rukhash (mencari yang mudah), tidak memanjakan umat Islam untuk mengambil yang ringan-ringan. Sehingga tidak akan timbul tala’ub (main-main) di dalam hukum agama. Atas dasar ini maka sebenarnya talfiq yang dimunculkan bukan untuk mengekang kebebasan umat Islam untuk memilih madzhab. Bukan pula untuk melestarikan sikap pembelaan dan fanatisme terhadap madzhab tertentu. Sebab talfiq ini dimunculkan dalam rangka menjaga kebebasan bermadzhab agar tidak disalahpahami oleh sebagian orang.
Untuk menghindari adanya talfiq yang dilarang ini, maka diperlukan adanya suatu penetapan hukum dengan memilih salah satu madzhab dari madzahib al-arba’ah yang relevan dengan kondisi dan situasi Indonesia. Misalnya, dalam persoalan shalat (mulai dari syarat, rukun dan batalnya) ikut madzhab Syafi’i. untuk persoalan sosial kemasyarakatan mengikuti madzhab Hanafi. Sebab, diakui atau tidak bahwa kondisi Indonesia mempunyai cirri khas tersendiri. Tuntutan kemashlahatan yang ada berbeda dari satu tempat dengan tempat lain.
( PINTU TAUBAT)
( PINTU TAUBAT)
Firman Allah swt, "Barangsiapa yang mengetahui sesungguhnya Akulah yang mempunyai kekuasaan untuk mengampunin segala dosa, niscaya dia Kuampuni dan Aku tidak perduli (walau banyak atau besar dosanya) asal tidak menyekutukan
Firman Allah swt, "Barangsiapa yang mengetahui sesungguhnya Akulah yang mempunyai kekuasaan untuk mengampunin segala dosa, niscaya dia Kuampuni dan Aku tidak perduli (walau banyak atau besar dosanya) asal tidak menyekutukan
sesuatu pun dengan Aku."
(HQR Hakim dan Thabarani dalam Al-Kabir yang bersumber dari Ibnu Abbas ra)
Orang yang belaku syirik kepada Allah adalah dosa Al-Kabair (Dosa Besar) dan puncak/Raja dari segala dosa. Maka Allah swt tidak dapat memaafkan orang-orang yang berlaku menyekutukann-Nya. Meminta-minta kepada selain-Nya, meyakini kepada selain-Nya, dan tidak menyandarkan segala perkara kembali kepada-Nya.
Disini ketauhidan kita di Uji, dalam kalimatut tauhid "Tiada Tuhan Selain Allah" konsekuensinya kita jangan berharap-harap kepada selainnya, kita tidak menjadikan makhluk-makhluk adalah tuhan, tidak menyamakan-Nya dengan sesuatu apapun yang pernah di pandang di muka bumi ini. Karena hal itu sangat munkar, sangat terang-terangan memusuhi Allah.
Biarkan para kaum kafir terjebak dengan kesesatan mereka setelah datang kepada mereka bukti yang nyata, Umat Islam adalah umat yang memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang beriman, meluruskan pemahaman yang salah, membela kaum-kaum yang lemah.
Karena Umat Islam tercipta untuk menyampaikan kebenaran di muka bumi, umat Islam tercipta untuk menyebarkan sifat ke-Esaan Allah swt, bahwa Allah itu Maha Penyayang, Pengasih, Pengampun dan Maha Esa.
Mereka tidak akan pernah menerima kebenaran, karena mereka lebih condong kepada kesesatan, lebih condong kepada perbuatan syetan, mereka adalah teman-teman syetan di neraka jahim. Dan kita selaku umat Islam telah memberikan teguran dan penyampaian kepada yang haq, kemudian berpalinglah dari mereka, karena mereka hanya akan membuat keonaran, kemungkaran dan penyulut-nyulut api peperangan.
"Ikutilah segala yang diwahyukan kepadamu dari Rabb-mu. Tiada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Dia dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik." (Qs. Al An'am ayat 106)
(HQR Hakim dan Thabarani dalam Al-Kabir yang bersumber dari Ibnu Abbas ra)
Orang yang belaku syirik kepada Allah adalah dosa Al-Kabair (Dosa Besar) dan puncak/Raja dari segala dosa. Maka Allah swt tidak dapat memaafkan orang-orang yang berlaku menyekutukann-Nya. Meminta-minta kepada selain-Nya, meyakini kepada selain-Nya, dan tidak menyandarkan segala perkara kembali kepada-Nya.
Disini ketauhidan kita di Uji, dalam kalimatut tauhid "Tiada Tuhan Selain Allah" konsekuensinya kita jangan berharap-harap kepada selainnya, kita tidak menjadikan makhluk-makhluk adalah tuhan, tidak menyamakan-Nya dengan sesuatu apapun yang pernah di pandang di muka bumi ini. Karena hal itu sangat munkar, sangat terang-terangan memusuhi Allah.
Biarkan para kaum kafir terjebak dengan kesesatan mereka setelah datang kepada mereka bukti yang nyata, Umat Islam adalah umat yang memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang beriman, meluruskan pemahaman yang salah, membela kaum-kaum yang lemah.
Karena Umat Islam tercipta untuk menyampaikan kebenaran di muka bumi, umat Islam tercipta untuk menyebarkan sifat ke-Esaan Allah swt, bahwa Allah itu Maha Penyayang, Pengasih, Pengampun dan Maha Esa.
Mereka tidak akan pernah menerima kebenaran, karena mereka lebih condong kepada kesesatan, lebih condong kepada perbuatan syetan, mereka adalah teman-teman syetan di neraka jahim. Dan kita selaku umat Islam telah memberikan teguran dan penyampaian kepada yang haq, kemudian berpalinglah dari mereka, karena mereka hanya akan membuat keonaran, kemungkaran dan penyulut-nyulut api peperangan.
"Ikutilah segala yang diwahyukan kepadamu dari Rabb-mu. Tiada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Dia dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik." (Qs. Al An'am ayat 106)
Fenomena Takut Menikah
~ Fenomena Takut Menikah ~
Bismillaahirrahmaanirrahiim..
“Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah mampu untuk kawin, maka hendaklah dia menikah. Karena dengan menikah itu lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih menjag
Bismillaahirrahmaanirrahiim..
“Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah mampu untuk kawin, maka hendaklah dia menikah. Karena dengan menikah itu lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih menjag
a
kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu, maka hendaklah dia
berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu bisa menjadi perisai baginya”
(HR. Bukhori-Muslim)
Sahabat tentu sudah mengetahui syarat wajib untuk menikah, syarat sah untuk menikah sampai hukum-hukum menikah. Atau meminta penjelasan dari guru-guru, ustadz maupun buku agama yang terpercaya.
Yang Kita bahas adalah Fenomena Penghalang menikah yang Utama yang dirasakan akhwah fillah dan ikhwah fillah di zaman sekarang. Faktor tersebut :
1. Internal
=>> Sibuk Menilai diri Pribadi
Faktor Pribadi, dalam Islam semua tergantung niat, niat berhubungan dengan dir secara zahir maupun batin. Sehingga banyak sekali kendala yang terjadi di kalangan kaum remaja yang merasa minder, kurang Percaya diri, atau jelasnya sibuk menilai-nilai diri pribadi. Mau menikah saja berfikir lama padahal sudah mampu, ini adalah intuisi manusia, sugesti manusia yang terlalu sibuk menerka-nerka dan berprasangka. Padahal menikah adalah ibadah, jika telah cocok dan yakin maka tunggu apalagi?
=>> Masalah Karier
“Rasulullah SAW bersabda : Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka” (Al Hadits)
"Belum bekerja, Belum mampu jadi pengusaha jangan menikah, mau makan apa istri dan anak-anakmu?". Hal seperti ini tidak aneh di telinga kita, banyak yang mementingkan karier, syukur-syukur melaksanakan karier yang tidak melupakan ketaatan kepada Allah. Tetapi Hal itu jarang kita temukan, fakta di lapangan kebanyakan adalah yang melanggar, mau berkarier tetapi melupakan ketaatan kepada Allah. Malah Berzina, bermaksiat dengan dalil belum siap menikah. Nah disini Ikhwah dan akhwah di jatuhkan dua pilihan.
Pertama>> Silahkan menikah, kemudian berusaha mengais rezeki dari mulai titik nol daripada terjerumus pada jurang zina.
Kedua>> Silahkan tidak menikah, kemudian terus berkarier hingga siap tetapi jangan pernah dekati zina.
“Janganlah kalian mendekati zina, karena zina itu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk” (Al-Isra 32
2. Eksternal
Inilah yang kebanyakan membuat kaum muda-mudi Muslim banyak yang mengundurkan niatnya,
=>> Orangtua
“Jika datang (melamar) kepadamu orang yang engkau senangi agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia (dengan putrimu). Jika kamu tidak menerima (lamaran)-nya niscaya terjadi malapetaka di bumi dan kerusakan yang luas” (H.R. At-Turmidzi)
Tidak dipungkiri zaman sekarang sangat bergantung pada kekuatan materi, sehingga banyak orangtua yang mengatur anaknya dengan dalih "Ingin yang terbaik" sehingga tidak sedikit zaman sekarang banyak anak-anak yang lebih condong ke jalur berzina karena orangtua mereka lebih mementingkan materi. Betapa hebatnya Umat Islam yang pemikirannya tersulap oleh materi, kami tahu jika uang adalah hal pokok finansial yang sangat penting. Janganlah menjadi orangtua yang buta terhadap agama dan membiarkan anak memasuki jurang zina karena belum cukup finansial, atau dalih dengan nama proses jelasnya adalah "PACARAN", jangan menjadi orangtua yang menghalang-halangi anak untuk berumah tangga, Ingatlah peringatan Allah yang sangat pedih terhadap tanggung jawab sebagai orangtua yang lebih rela anaknya mendekati zina dibandingkan menikah. Rezeki sudah ada yang mengatur, jika kita ditakdirkan Allah menjadi orang kaya maka tidak dapat direbut oleh oranglain haqnya meskipun dikatakan kita menikah dengan awal yang pas-pasan, sedangkan jika takdir Allah berkata kita mempunyai rezeki hanya secukupnya/miskin menikah dengan konglomerat, anak pejabat, kita akan tetap berjalur pada takdir-Nya.
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui.” (An Nuur 32)
Maka dari itu, berdo'alah, mintalah kepada-Nya yang terbaik untuk urusan dunia dan akhirat kita. Aamiin
=>> Sibuk menilai-nilai pasangan
Sholeh tidak ya? Baik tidak ya? Bisa tajwid tidak ya? Pinter tidak ya? Ngajinya Ok tidak ya? cantik tidak ya? Tampan tidak ya?
Memang diharuskan memilih pasangan yang lebih baik agamanya, tetapi nilailah lebih dahulu diri pribadi kita, sudahkah kita lebih dahulu mensholehkan diri kita?
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)” (An-Nur 26)
Kalau sudah maka jika telah cocok dalam masalah agamanya nikahilah, timbulnya rasa ragu terhadap pasangan karena syetan, kita terlalu cepat menilai seseorang itu karena satu kesalahan yang terburu-buru, padahal Manusia adalah tempatnya salah dan khilaf dan tidak ada manusia yang sempurna suci lahir dan bathinnya terkecuali mereka yang telah berlaku zuhud, wara dan menundukkan pandangannya.
=>> Berkurangnya wanita sholehah
“Wanita yang paling agung barakahnya, adalah yang paling ringan maharnya” (HR. Ahmad, Al Hakim, Al Baihaqi dengan sanad yang shahih)
"Tidak ada alasan mengenai pelaku zina dan perbuatannya untuk di sanksikan dosa dan hukumnya".
Jika Salah katakan tidak perlu menghujjah yang hukum yang kuat dengan dalil lain "Tuhan kami sesungguhnya Engkaulah yang Maha Benar telah diperintahkan kepada kami untuk tidak sekali-kali mendekati zina tetapi kamilah yang telah berlaku zalim terhadap diri kami dan kami tiada mengembalikan alasan terhadap perilaku kami dengan mengatas namakan dalil-dalil-Mu, Sesungguhnya Engkau-lah Maha Pengampun atas dosa kami."
Harus menjadi Perhatian kita bersama, Tokoh agama maupun pemerintah untuk memperbaiki kesalahan sistem, bukan menyebar-nyebarkan ikaln kondom. Astaghfirullah. Ini adalah hal yang harus segera dilakukan pengkajian ulang agar umat Islam terhindar dari perilaku yang semakin jauh dari agama.
Sahabat tentu sudah mengetahui syarat wajib untuk menikah, syarat sah untuk menikah sampai hukum-hukum menikah. Atau meminta penjelasan dari guru-guru, ustadz maupun buku agama yang terpercaya.
Yang Kita bahas adalah Fenomena Penghalang menikah yang Utama yang dirasakan akhwah fillah dan ikhwah fillah di zaman sekarang. Faktor tersebut :
1. Internal
=>> Sibuk Menilai diri Pribadi
Faktor Pribadi, dalam Islam semua tergantung niat, niat berhubungan dengan dir secara zahir maupun batin. Sehingga banyak sekali kendala yang terjadi di kalangan kaum remaja yang merasa minder, kurang Percaya diri, atau jelasnya sibuk menilai-nilai diri pribadi. Mau menikah saja berfikir lama padahal sudah mampu, ini adalah intuisi manusia, sugesti manusia yang terlalu sibuk menerka-nerka dan berprasangka. Padahal menikah adalah ibadah, jika telah cocok dan yakin maka tunggu apalagi?
=>> Masalah Karier
“Rasulullah SAW bersabda : Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka” (Al Hadits)
"Belum bekerja, Belum mampu jadi pengusaha jangan menikah, mau makan apa istri dan anak-anakmu?". Hal seperti ini tidak aneh di telinga kita, banyak yang mementingkan karier, syukur-syukur melaksanakan karier yang tidak melupakan ketaatan kepada Allah. Tetapi Hal itu jarang kita temukan, fakta di lapangan kebanyakan adalah yang melanggar, mau berkarier tetapi melupakan ketaatan kepada Allah. Malah Berzina, bermaksiat dengan dalil belum siap menikah. Nah disini Ikhwah dan akhwah di jatuhkan dua pilihan.
Pertama>> Silahkan menikah, kemudian berusaha mengais rezeki dari mulai titik nol daripada terjerumus pada jurang zina.
Kedua>> Silahkan tidak menikah, kemudian terus berkarier hingga siap tetapi jangan pernah dekati zina.
“Janganlah kalian mendekati zina, karena zina itu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk” (Al-Isra 32
2. Eksternal
Inilah yang kebanyakan membuat kaum muda-mudi Muslim banyak yang mengundurkan niatnya,
=>> Orangtua
“Jika datang (melamar) kepadamu orang yang engkau senangi agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia (dengan putrimu). Jika kamu tidak menerima (lamaran)-nya niscaya terjadi malapetaka di bumi dan kerusakan yang luas” (H.R. At-Turmidzi)
Tidak dipungkiri zaman sekarang sangat bergantung pada kekuatan materi, sehingga banyak orangtua yang mengatur anaknya dengan dalih "Ingin yang terbaik" sehingga tidak sedikit zaman sekarang banyak anak-anak yang lebih condong ke jalur berzina karena orangtua mereka lebih mementingkan materi. Betapa hebatnya Umat Islam yang pemikirannya tersulap oleh materi, kami tahu jika uang adalah hal pokok finansial yang sangat penting. Janganlah menjadi orangtua yang buta terhadap agama dan membiarkan anak memasuki jurang zina karena belum cukup finansial, atau dalih dengan nama proses jelasnya adalah "PACARAN", jangan menjadi orangtua yang menghalang-halangi anak untuk berumah tangga, Ingatlah peringatan Allah yang sangat pedih terhadap tanggung jawab sebagai orangtua yang lebih rela anaknya mendekati zina dibandingkan menikah. Rezeki sudah ada yang mengatur, jika kita ditakdirkan Allah menjadi orang kaya maka tidak dapat direbut oleh oranglain haqnya meskipun dikatakan kita menikah dengan awal yang pas-pasan, sedangkan jika takdir Allah berkata kita mempunyai rezeki hanya secukupnya/miskin menikah dengan konglomerat, anak pejabat, kita akan tetap berjalur pada takdir-Nya.
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui.” (An Nuur 32)
Maka dari itu, berdo'alah, mintalah kepada-Nya yang terbaik untuk urusan dunia dan akhirat kita. Aamiin
=>> Sibuk menilai-nilai pasangan
Sholeh tidak ya? Baik tidak ya? Bisa tajwid tidak ya? Pinter tidak ya? Ngajinya Ok tidak ya? cantik tidak ya? Tampan tidak ya?
Memang diharuskan memilih pasangan yang lebih baik agamanya, tetapi nilailah lebih dahulu diri pribadi kita, sudahkah kita lebih dahulu mensholehkan diri kita?
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)” (An-Nur 26)
Kalau sudah maka jika telah cocok dalam masalah agamanya nikahilah, timbulnya rasa ragu terhadap pasangan karena syetan, kita terlalu cepat menilai seseorang itu karena satu kesalahan yang terburu-buru, padahal Manusia adalah tempatnya salah dan khilaf dan tidak ada manusia yang sempurna suci lahir dan bathinnya terkecuali mereka yang telah berlaku zuhud, wara dan menundukkan pandangannya.
=>> Berkurangnya wanita sholehah
“Wanita yang paling agung barakahnya, adalah yang paling ringan maharnya” (HR. Ahmad, Al Hakim, Al Baihaqi dengan sanad yang shahih)
"Tidak ada alasan mengenai pelaku zina dan perbuatannya untuk di sanksikan dosa dan hukumnya".
Jika Salah katakan tidak perlu menghujjah yang hukum yang kuat dengan dalil lain "Tuhan kami sesungguhnya Engkaulah yang Maha Benar telah diperintahkan kepada kami untuk tidak sekali-kali mendekati zina tetapi kamilah yang telah berlaku zalim terhadap diri kami dan kami tiada mengembalikan alasan terhadap perilaku kami dengan mengatas namakan dalil-dalil-Mu, Sesungguhnya Engkau-lah Maha Pengampun atas dosa kami."
Harus menjadi Perhatian kita bersama, Tokoh agama maupun pemerintah untuk memperbaiki kesalahan sistem, bukan menyebar-nyebarkan ikaln kondom. Astaghfirullah. Ini adalah hal yang harus segera dilakukan pengkajian ulang agar umat Islam terhindar dari perilaku yang semakin jauh dari agama.
Selasa, 18 September 2012
Kebahagiaan Yang Hakiki
Bismillaahirrahmaanirrahiim...
"Orang bertaqwa dicintai Allah." (QS Ali ‘Imran 3 : 76)
Mencapai Mardhotillah, mencapai manisnya iman, mencapai kebaikan akhirat, mencapai Jannah-Nya dan Mencapai Pertemuan dengan Allah d
"Orang bertaqwa dicintai Allah." (QS Ali ‘Imran 3 : 76)
Mencapai Mardhotillah, mencapai manisnya iman, mencapai kebaikan akhirat, mencapai Jannah-Nya dan Mencapai Pertemuan dengan Allah d
an Rasul-Nya adalah bentuk kebahagiaan seorang muslim.
Mereka akan mendambakannya, akan merindukannya, mereka akan senantiasa berjalan pada jalan lurus-Nya, mereka adalah orang-orang yang tidak menggadaikan akhirat demi keduniawian.
“Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang bertaqwa ialah seperti taman yang mengalir sungai-sungai didalamnya, buah-buahan selalu tersedia serta naungan-Nya demikian pula.” (QS Ar Raa’d 13 : 35)
Taqwa adalah menjalankan segala perintah-Nya dan Menjauhi segala yang dilarang-Nya, namun kita kembali mengingat bahwa manusia adalah tempat salah dan khilaf,
Dari Anas radhiyallahu anhu beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Setiap anak cucu Adam banyak berbuat kesalahan dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah orang-orang yang banyak bertaubat"
(HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Untuk itu Allah melarang kita berputus asa pada rahmat-Nya,
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." ( Qs Az-Zumar ayat 53)
Sehingga letak kebahagiaan manusia yaitu...mendapatkan rahmat Allah swt...
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ
"Hai jiwa yang tenang."
ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً
"Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya."
فَادْخُلِي فِي عِبَادِي
"Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku,"
وَادْخُلِي جَنَّتِي
" dan masuklah ke dalam surga-Ku."
(Qs. Al-Fajr ayat 27-30)
Kebenaran adalah Milik Allah.
Mereka akan mendambakannya, akan merindukannya, mereka akan senantiasa berjalan pada jalan lurus-Nya, mereka adalah orang-orang yang tidak menggadaikan akhirat demi keduniawian.
“Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang bertaqwa ialah seperti taman yang mengalir sungai-sungai didalamnya, buah-buahan selalu tersedia serta naungan-Nya demikian pula.” (QS Ar Raa’d 13 : 35)
Taqwa adalah menjalankan segala perintah-Nya dan Menjauhi segala yang dilarang-Nya, namun kita kembali mengingat bahwa manusia adalah tempat salah dan khilaf,
Dari Anas radhiyallahu anhu beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Setiap anak cucu Adam banyak berbuat kesalahan dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah orang-orang yang banyak bertaubat"
(HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Untuk itu Allah melarang kita berputus asa pada rahmat-Nya,
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." ( Qs Az-Zumar ayat 53)
Sehingga letak kebahagiaan manusia yaitu...mendapatkan rahmat Allah swt...
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ
"Hai jiwa yang tenang."
ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً
"Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya."
فَادْخُلِي فِي عِبَادِي
"Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku,"
وَادْخُلِي جَنَّتِي
" dan masuklah ke dalam surga-Ku."
(Qs. Al-Fajr ayat 27-30)
Kebenaran adalah Milik Allah.
Hijab Membuat Wanita Semakin Cantik
Ketahuilah muslimah, memutuskan diri kita untuk berhijab tidaklah mudah, ada tiga tahapan muslimah lulus diuji oleh Allah :
1. Tekad yang kuat, dorongan batiniyah yang kuat dari diri muslimah bisa berupa
1. Tekad yang kuat, dorongan batiniyah yang kuat dari diri muslimah bisa berupa
internal ataupun eksternal. Internal itu adalah dorongan kuat batin dari diri sendiri, sedangkan eksternal karena ada dorongan dari luar pribadi seperti motivasi sahabat, orangtua maupun dari orang-orang yang disayang. Ini baru tingkatan muslimah yang sejatinya belum ikhlas, karena jika dia tidak tahan maka bisa saja hijab dijadikan mainan, tutup-buka-buka-tutup.
2. Sudah menemukan kenyamanan berhijab, tidak terasa panas, tidak malu lagi untuk dipakai kemana-mana. Jika muslimah sudah menemukan kenyamanan dengan hijabnya jika keluar rumah dia akan merasa seperti telanjang, atau ada yang kurang dalam dirinya. Inilah muslimah yang merasakan sesuatu yang hilang apabila dia tidak memakai hijabnya. Muslimah seperti ini tidak akan mempermainkan hijabnya, dia adalah muslimah yang berusaha untuk tetap konsisten dengan keputusannya meskipun hati kadang melanglangbuana akan godaan untuk membuka kembali hijabnya tetapi tenang muslimah satu ini tidak akan mudah melepas hijabnya karena sudah tertanam dasar iman di dalam sanubarinya inilah pesona pancaran hidayah.
3. Muslimah yang merasakan kecantikannya adalah dengan memakai hijab, mungkin orang akan memandangnya jelek atau ibu-ibu tetapi aura kecantikan hati muslimah ini sudah mendarah daging kepada aura lahirnya. Kemanapaun dia melangkah hijab merupakan kebanggaan, inilah kesadaran muslimah karena ilmu. Niatnya bukan lagi ingin so akhwat-akhwatan tetapi niatnya karena Allah, dan syetanpun tidak bisa menggoyahkan keimanannya untuk membuatnya membuka hijabnya. Hijabnya adalah lambang betapa mahalnya suatu ilmu dan hidayah dari Allah dan suatu kebanggaan apabila dia memakainya, dia adalah bidadari dunia yang rela mengorbankan keegoisan pribadinya demi taat Pada Allah, sehingga hatinya akan diliputi keindahan, dari pancaran rona kebahagiaan berhijab yang tiada dipaksa dia akan menemukan kecantikannya sebagai muslimah.
Itulah muslimah yang mencari mardhotillah.. ♥ You are beautiful ♥
2. Sudah menemukan kenyamanan berhijab, tidak terasa panas, tidak malu lagi untuk dipakai kemana-mana. Jika muslimah sudah menemukan kenyamanan dengan hijabnya jika keluar rumah dia akan merasa seperti telanjang, atau ada yang kurang dalam dirinya. Inilah muslimah yang merasakan sesuatu yang hilang apabila dia tidak memakai hijabnya. Muslimah seperti ini tidak akan mempermainkan hijabnya, dia adalah muslimah yang berusaha untuk tetap konsisten dengan keputusannya meskipun hati kadang melanglangbuana akan godaan untuk membuka kembali hijabnya tetapi tenang muslimah satu ini tidak akan mudah melepas hijabnya karena sudah tertanam dasar iman di dalam sanubarinya inilah pesona pancaran hidayah.
3. Muslimah yang merasakan kecantikannya adalah dengan memakai hijab, mungkin orang akan memandangnya jelek atau ibu-ibu tetapi aura kecantikan hati muslimah ini sudah mendarah daging kepada aura lahirnya. Kemanapaun dia melangkah hijab merupakan kebanggaan, inilah kesadaran muslimah karena ilmu. Niatnya bukan lagi ingin so akhwat-akhwatan tetapi niatnya karena Allah, dan syetanpun tidak bisa menggoyahkan keimanannya untuk membuatnya membuka hijabnya. Hijabnya adalah lambang betapa mahalnya suatu ilmu dan hidayah dari Allah dan suatu kebanggaan apabila dia memakainya, dia adalah bidadari dunia yang rela mengorbankan keegoisan pribadinya demi taat Pada Allah, sehingga hatinya akan diliputi keindahan, dari pancaran rona kebahagiaan berhijab yang tiada dipaksa dia akan menemukan kecantikannya sebagai muslimah.
Itulah muslimah yang mencari mardhotillah.. ♥ You are beautiful ♥
Pengaruh Buku Terhadap Pola Pikir dan Keimanan
~ Kualitas Buku Bacaan anda adalah cerminan kualitas pola pikir anda ~
Sahabat Muslim yang dirahmati Allah.. ♥
Sahabat PCI ♥ PJL Inilah bentuk kekhawatiran kami,
Kami akan sedikit mengomentari dampak-dampak pemilihan buku dalam kehidupan se
Sahabat Muslim yang dirahmati Allah.. ♥
Sahabat PCI ♥ PJL Inilah bentuk kekhawatiran kami,
Kami akan sedikit mengomentari dampak-dampak pemilihan buku dalam kehidupan se
hari-hari, dalam masalah agama mencari ilmu bukan sekedar di Majelis ta'lim saja tetapi melalui buku-buku, seorang muslim dapat menetukan pola pemikirannya...
1. Hati-hatilah terhadap Buku yang menjauhkan dari rahmat Allah.
Tahukah perbandingan haq dan bathil? Tentu itu hal yang bayyan atau sudah sangat jelas lalu bagaimana dengan yang samar? menganduk syak' ataupun syubhat? yang mengundang keraguan dalam pola pemikiran.
Tidak semua muslim merupakan pribadi-pribadi yang terbina karena ilmu, banyak sekali muslim yang buta akan agama kemudian dia bermaksud menggali ilmu melalui buku-buku agama, yang penting agama, buku fiqh yang tidak memilah memilih tanpa tahu akan mazhab yang dia akan ikuti, melakukan taqlid buta dengan mencampur baurkan yang penting ada ilmu.
"Ingatlah, tidak setiap ilmu mengantarkan kita kepada rahmat-Nya apabila ilmu yang kita cari adalah ilmu yang tidak berdasarkan Al-Quran dan Hadits serta asbab-asbabnya."
Sehingga banyak manusia-manusia intelektual yang terjebak oleh buku-bukunya, dahsyatnya sebuah buku dapat merubah pola pemikiran.
Orang yang berilmu pasti akan mengetahui mana yang akan dia pilih dan mana yang dia tinggalkan? Bukan kami menganggap manusia lemah berfikir tetapi kami menyadari bahwa kita umat Islam sedang berperang pemikiran melalui pemikiran islam yang berjalur berbeda-beda pendapatnya. Kemudian apakah sama orang yang buta dengan orang yang berilmu?
Maka dari itu jangan pernah heran apabila orang-orang yang hebat pola pemikirannya jauh lebih hebat argumennya itu tergantung seberapa banyak ilmu yang dia dapat, namun dalam membedakan suatu yang haq kerap kali kita nampak terbuai. Apalagi pola pemikiran anak-anak yang paling polos dapat berubah sesuai dengan input suatu pemikiran, maka dari itu perhatikan buku-buku anak-anak anda, agar mereka terjaga kualitas keimanan serta pemikiran islamnya.
2. Perlunya Guru yang membimbing
Maka mengapa dalam Islam dikatakan, "Ilmu tanpa guru berarti gurunya adalah syaitan."
Karena manusia mempunyai hawa nafsu, cenderung hawa nafsu membutakan akal. Akal kita akan menelaah suatu hal yang menarik, kemudian kita telaah baik-baik dengan ilmu yang kita miliki (beruntung bagi yang benar-benar berilmu) maka akan ada timbul pertanyaan-pertanyaan kadang diluar logika kita? sehingga tanpa guru seorang manusia akan menerka, berprasangka, dan berpendapat yang apabila menurut mereka baik maka baik, jika buruk maka buruk tanpa terdasari dasar pokok agama yaitu Al-Qur'an dan Hadits.
"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang dimuka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah) (QS. 6:116)”
Apabila kita mempunyai seorang guru yang membimbing, ketika timbul masalah pemikiran yang tidak berujung (diluar Logika) maka kita akan meminta pelurusan pemikiran dari guru yang membimbing kita.
"Ingat, perkara agama memang dipermudah karena Islam tidak menyulitkan, tetapi jika kita lihat perkara agama bukanlah hal yang sepele karena akan menentukan arah dan tujuan kita, dan menentukan kembali kita "Jannatu wannaar".
Coba kita telaah Imam Syafi'i, bagaimana beliau menelaah satu ilmu saja apakah kita mengira Imam syafi'i mengambil hal yang termudah dalam Islam?
"TIDAK, Imam As-syafi'i mencari ilmu dengan benar melalu Al-Quran dan Hadits yang tidak meragukan dengan mengambil keputusan melalu hal yang kritis dan berdasar."
Karena mengikuti prasangka dan terkaan akan membuat manusia buta, dan ingatlah ayat ini. Kita manusia mempunyai kelemahan dan sebuah keinginan,
“.. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”.
(QS. al-Baqarah [2]: 216)
Wallahu'alam..
Kebenaran hanya milik Allah.
1. Hati-hatilah terhadap Buku yang menjauhkan dari rahmat Allah.
Tahukah perbandingan haq dan bathil? Tentu itu hal yang bayyan atau sudah sangat jelas lalu bagaimana dengan yang samar? menganduk syak' ataupun syubhat? yang mengundang keraguan dalam pola pemikiran.
Tidak semua muslim merupakan pribadi-pribadi yang terbina karena ilmu, banyak sekali muslim yang buta akan agama kemudian dia bermaksud menggali ilmu melalui buku-buku agama, yang penting agama, buku fiqh yang tidak memilah memilih tanpa tahu akan mazhab yang dia akan ikuti, melakukan taqlid buta dengan mencampur baurkan yang penting ada ilmu.
"Ingatlah, tidak setiap ilmu mengantarkan kita kepada rahmat-Nya apabila ilmu yang kita cari adalah ilmu yang tidak berdasarkan Al-Quran dan Hadits serta asbab-asbabnya."
Sehingga banyak manusia-manusia intelektual yang terjebak oleh buku-bukunya, dahsyatnya sebuah buku dapat merubah pola pemikiran.
Orang yang berilmu pasti akan mengetahui mana yang akan dia pilih dan mana yang dia tinggalkan? Bukan kami menganggap manusia lemah berfikir tetapi kami menyadari bahwa kita umat Islam sedang berperang pemikiran melalui pemikiran islam yang berjalur berbeda-beda pendapatnya. Kemudian apakah sama orang yang buta dengan orang yang berilmu?
Maka dari itu jangan pernah heran apabila orang-orang yang hebat pola pemikirannya jauh lebih hebat argumennya itu tergantung seberapa banyak ilmu yang dia dapat, namun dalam membedakan suatu yang haq kerap kali kita nampak terbuai. Apalagi pola pemikiran anak-anak yang paling polos dapat berubah sesuai dengan input suatu pemikiran, maka dari itu perhatikan buku-buku anak-anak anda, agar mereka terjaga kualitas keimanan serta pemikiran islamnya.
2. Perlunya Guru yang membimbing
Maka mengapa dalam Islam dikatakan, "Ilmu tanpa guru berarti gurunya adalah syaitan."
Karena manusia mempunyai hawa nafsu, cenderung hawa nafsu membutakan akal. Akal kita akan menelaah suatu hal yang menarik, kemudian kita telaah baik-baik dengan ilmu yang kita miliki (beruntung bagi yang benar-benar berilmu) maka akan ada timbul pertanyaan-pertanyaan kadang diluar logika kita? sehingga tanpa guru seorang manusia akan menerka, berprasangka, dan berpendapat yang apabila menurut mereka baik maka baik, jika buruk maka buruk tanpa terdasari dasar pokok agama yaitu Al-Qur'an dan Hadits.
"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang dimuka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah) (QS. 6:116)”
Apabila kita mempunyai seorang guru yang membimbing, ketika timbul masalah pemikiran yang tidak berujung (diluar Logika) maka kita akan meminta pelurusan pemikiran dari guru yang membimbing kita.
"Ingat, perkara agama memang dipermudah karena Islam tidak menyulitkan, tetapi jika kita lihat perkara agama bukanlah hal yang sepele karena akan menentukan arah dan tujuan kita, dan menentukan kembali kita "Jannatu wannaar".
Coba kita telaah Imam Syafi'i, bagaimana beliau menelaah satu ilmu saja apakah kita mengira Imam syafi'i mengambil hal yang termudah dalam Islam?
"TIDAK, Imam As-syafi'i mencari ilmu dengan benar melalu Al-Quran dan Hadits yang tidak meragukan dengan mengambil keputusan melalu hal yang kritis dan berdasar."
Karena mengikuti prasangka dan terkaan akan membuat manusia buta, dan ingatlah ayat ini. Kita manusia mempunyai kelemahan dan sebuah keinginan,
“.. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”.
(QS. al-Baqarah [2]: 216)
Wallahu'alam..
Kebenaran hanya milik Allah.
Jumat, 14 September 2012
Penghinaan di balik Film "Innocent Of Muslim"
HUKUM MENGHINA RASUL SAW
Bentuk-Bentuk Penghinaan Kepada Rasul
Imam Ibnu Taimiyah dalam bukunya Ash-Sharim Al-Maslul 'ala Syatimi Ar Rasul telah menjelaskan batasan tentang tindakan orang-orang yang menghujat Nabi Muhammad saw. Sebagai be
Bentuk-Bentuk Penghinaan Kepada Rasul
Imam Ibnu Taimiyah dalam bukunya Ash-Sharim Al-Maslul 'ala Syatimi Ar Rasul telah menjelaskan batasan tentang tindakan orang-orang yang menghujat Nabi Muhammad saw. Sebagai be
rikut: "Kata-kata yang bertujuan menyalahkan, merendahkan martabatnya, kemudian melaknat, menjelek-jelekkan, menuduh Rasululullah saw. tidak adil, meremehkan serta mengolok-olok Rasulullah saw."
Ibnu Taimiyah menukil pendapat Qodhi 'Iyadl yang menjelaskan bentuk-bentuk hujatan Nabi saw. sebagai berikut:
"Orang-orang yang menghujat Rasululah saw. adalah orang-orang yang mencela, mencari-cari kesalahan, menganggap pada diri Rasul saw. ada kekurangan atau mencela nasab (keturunan) dan pelaksanaan agamanya. Selain itu, juga menjelek-jelekkan salah satu sifatnya yang mulia, menentang atau mensejajarkan Rasululah saw dengan orang lain dengan niat untuk mencela, menghina, mengecilkan, memburuk-burukkan dan mencari-cari kesalahannya. Maka orang tersebut adalah yang orang yang telah menghujat Rasul saw. terhadap orang tersebut, ia harus dibunuh. . ."
Seputar Vonis mati
Imam Asy Syaukani menukil pendapat para fuqaha antara lain pendapat Imam Malik yang mengatakan bahwa orang kafir dzimmi seperti Yahudi, Nashrani, dan sebagainya, yang menghujat Rasulullah saw. terhadap mereka harus dijatuhi hukuman mati, kecuali apabila mereka bertaubat dan masuk Islam.
Sedangkan bagi seorang Muslim, ia harus dieksekusi tanpa diterima taubatnya. Imam Asy Syaukani mengatakan bahwa pendapat tersebut sama dengan pendapat Imam Syafi'i dan Imam Hambali.
Imam Asy Syaukani dalam kitab Nailul Authar jilid VII, halaman 213-215, mengemukakan dua hadits tentang hukuman bagi penghinaan Rasulullah saw.
Diriwayatkan dari Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib ra. yang berbunyi: "Bahwa ada seorang wanita Yahudi yang sering mencela dan menjelek-jelekkan Nabi saw. (oleh karena perbuatannya itu), maka perempuan itu telah dicekik sampai mati oleh seorang laki-laki. Ternyata Rasulullah saw. menghalalkan darahnya". (HR Abu Dawud)
Ibnu Abbas RA telah meriwayatkan sebuah hadits yang berbunyi, bahwa ada seorang laki-laki buta yang istrinya senantiasa mencela dan menjelek-jelekkan Nabi saw. Lelaki itu berusaha melarang dan memperingatkan agar istrinya itu tidak melakukannya. Sampai pada suatu malam (seperti biasanya) istrinya itu mulai lagi mencela dan menjelek-jelekkan Nabi saw. (Merasa tidak tahan lagi), lelaki itu lalu mengambil kapak kemudian dia tebaskan ke perut istrinya dan ia hunjamkan dalam-dalam sampai istrinya itu mati.
Keesokan harinya, turun pemberitahuan dari Allah swt kepada Rasulullah saw yang menjelaskan kejadian tersebut. Lantas, hari itu juga beliau saw. mengumpulkan kaum muslimin dan bersabda:
"Dengan menyebut asma Allah, aku minta orang yang melakukannya, yang sesungguhnya tindakan itu adalah hakku; mohon ia berdiri !"
Kemudian (kulihat) lelaki buta itu berdiri dan berjalan dengan meraba-raba sampai ia turun di hadapan Rasulullah saw, kemudian ia duduk seraya berkata:
"Akulah suami yang melakukan hal tersebut ya Rasulullah saw. Kulakukan hal tersebut karena ia senantiasa mencela dan menjelek-jelekkan dirimu. Aku telah berusaha melarang dan selalu mengingatkannya, tetapi ia tetap melakukannya. Dari wanita itu, aku mendapatkan dua orang anak (yang cantik) seperti mutiara. Istriku itu sayang padaku. Tetapi kemarin ketika ia (kembali) mencela dan menjelek-jelekkan dirimu, lantas aku mengambil kapak, kemudian kutebaskannya ke perut istriku dan kuhujamkan kuat-kuat ke perut istriku sampai ia mati."
Kemudian Rasululah saw. bersabda: "Saksikanlah bahwa darahnya (wanita itu) halal." (HR. Abu Dawud dan An Nasa'i)
Siapa pengeksekusi?
Empat belas abad yang lalu, tepatnya di kota Madinah pada masa Rasulullah saw. ada seorang munafik yang bernama Abdullah bin Ubay bin Salul. Ketika itu ia bersumpah: "Demi Allah, apabila aku kembali ke Madinah, tentu orang yang paling mulia akan segera mengusir orang yang paling hina."
Maksud Abdullah bin Ubay adalah bahwa dirinya yang ketika itu termasuk pemimpin di antara pemuka kalangan munafiqun yang menganggap lebih mulia daripada Rasulullah saw; dan bahwasanya Rasulullah Muhammad saw. itu adalah orang yang paling rendah martabatnya di antara mereka. Dengan demikian, Rasulullah saw tidak layak lagi memimpin mereka. Begitulah maksud Abdullah bin Ubay.
Berita tersebut didengar oleh Zaid bin Al Arqam, kemudian ia menyampaikannya kepada Umar. Umar sangat geram mendengar hal ini, lalu ia melapor kepada Rasulullah saw. Dengan menahan emosi, ia berkata, "Izinkan aku, ya Rasulullah, untuk membunuh orang itu, orang yang telah menyebarkan fitnah, agar aku dapat memancung lehernya."
Mendengar permintaan Umar itu, Rasulullah saw lalu bertanya, "Apakah engkau akan membunuhnya, bila kuizinkan engkau melakukannya?"
Umar menjawab," Ya tentu. Demi Allah, jika engkau memerintahkan kepadaku untukmembunuhnya, maka aku akan memancung lehernya, (sekarang juga)."
Rasulullah saw berusaha menenangkan emosi umar, seraya berkata "Duduklah dulu."
Tak lama kemudian, datanglah salah seorang terkemuka dari kalangan Anshar yang bernama Usaid bin Hudlair. Ia kemudian berkata "Wahai Rasululullah, izinkanlah aku untuk memancung leher orang yang telah menyebarkan fitnah di tengah masyarakat itu."
Kembali Rasulullah saw berkata persis seperti apa yang dikatakan Beliau kepada Umar: "Apakah engkau akan membunuhnya, bila kuizinkan engkau melakukannya?"
Usaid bin Hudzair menjawab: "Ya tentu saja. Demi Allah, jika engkau memerintahkan kepadaku untuk membunuhnya, maka aku akan memancung lehernya, (sekarang juga)."
Tetapi, lagi-lagi Rasulullah tidak mengijinkan Usaid melepaskan geramnya.
Berbeda dengan itu, setelah usai Perang Badar, seorang gembong Yahudi bernama Abu 'Afak terus menerus menampakkan permusuhannya pada Islam dan melakukan penghinaan pada Rasulullah SAW.
Di antaranya ia menyuruh penyair untuk membuat sya'ir-sya'ir yang mengandung cacian, celaan, cercaan, dan penghinaan terhadap Nabi SAW. Mendengar hal ini, tanpa banyak komentar seorang sahabat bernama Salim bin Umar mendatangi rumah Abu 'Afak. Kemudian ia menebaskan pedangnya di leher Abu 'Afak sehingga seketika itu juga matilah dia.
Juga pernah suatu waktu ada seorang Yahudi bernama Asma binti Marwan yang sangat membenci Islam. Ia selalu melontarkan perkataan-perkataan yang mengandung penghinaan terhadap Nabi dan Islam. 'Umair bin 'Auf, salah seorang sahabat Nabi mendatangi rumah Asma lalu menancapkan pedang ke dadanya. Ia pun mati. Mensikapi kedua kejadian terakhir ini Rasulullah SAW mendiamkannya.
Nampaklah, sikap Rasulullah SAW tidak mengijinkan membunuh orang munafik Abdullah bin Ubay karena Beliau khawatir orang-orang mengatakan "Muhammad telah membunuh sahabat-sahabatnya". Bahkan Beliau bersedia menshalatkannya saat ia meninggal. Namun, Allah segera menurunkan larangan tentang hal itu (lihat surat at Taubah ayat 84). Sementara, untuk kasus lainnya, pengeksekusinya adalah para sahabat yang gagah berani dengan seijin Rasulullah sebagai Kepala Negara.
[Sumber : www.hizbut-tahrir.or.id].
Ibnu Taimiyah menukil pendapat Qodhi 'Iyadl yang menjelaskan bentuk-bentuk hujatan Nabi saw. sebagai berikut:
"Orang-orang yang menghujat Rasululah saw. adalah orang-orang yang mencela, mencari-cari kesalahan, menganggap pada diri Rasul saw. ada kekurangan atau mencela nasab (keturunan) dan pelaksanaan agamanya. Selain itu, juga menjelek-jelekkan salah satu sifatnya yang mulia, menentang atau mensejajarkan Rasululah saw dengan orang lain dengan niat untuk mencela, menghina, mengecilkan, memburuk-burukkan dan mencari-cari kesalahannya. Maka orang tersebut adalah yang orang yang telah menghujat Rasul saw. terhadap orang tersebut, ia harus dibunuh. . ."
Seputar Vonis mati
Imam Asy Syaukani menukil pendapat para fuqaha antara lain pendapat Imam Malik yang mengatakan bahwa orang kafir dzimmi seperti Yahudi, Nashrani, dan sebagainya, yang menghujat Rasulullah saw. terhadap mereka harus dijatuhi hukuman mati, kecuali apabila mereka bertaubat dan masuk Islam.
Sedangkan bagi seorang Muslim, ia harus dieksekusi tanpa diterima taubatnya. Imam Asy Syaukani mengatakan bahwa pendapat tersebut sama dengan pendapat Imam Syafi'i dan Imam Hambali.
Imam Asy Syaukani dalam kitab Nailul Authar jilid VII, halaman 213-215, mengemukakan dua hadits tentang hukuman bagi penghinaan Rasulullah saw.
Diriwayatkan dari Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib ra. yang berbunyi: "Bahwa ada seorang wanita Yahudi yang sering mencela dan menjelek-jelekkan Nabi saw. (oleh karena perbuatannya itu), maka perempuan itu telah dicekik sampai mati oleh seorang laki-laki. Ternyata Rasulullah saw. menghalalkan darahnya". (HR Abu Dawud)
Ibnu Abbas RA telah meriwayatkan sebuah hadits yang berbunyi, bahwa ada seorang laki-laki buta yang istrinya senantiasa mencela dan menjelek-jelekkan Nabi saw. Lelaki itu berusaha melarang dan memperingatkan agar istrinya itu tidak melakukannya. Sampai pada suatu malam (seperti biasanya) istrinya itu mulai lagi mencela dan menjelek-jelekkan Nabi saw. (Merasa tidak tahan lagi), lelaki itu lalu mengambil kapak kemudian dia tebaskan ke perut istrinya dan ia hunjamkan dalam-dalam sampai istrinya itu mati.
Keesokan harinya, turun pemberitahuan dari Allah swt kepada Rasulullah saw yang menjelaskan kejadian tersebut. Lantas, hari itu juga beliau saw. mengumpulkan kaum muslimin dan bersabda:
"Dengan menyebut asma Allah, aku minta orang yang melakukannya, yang sesungguhnya tindakan itu adalah hakku; mohon ia berdiri !"
Kemudian (kulihat) lelaki buta itu berdiri dan berjalan dengan meraba-raba sampai ia turun di hadapan Rasulullah saw, kemudian ia duduk seraya berkata:
"Akulah suami yang melakukan hal tersebut ya Rasulullah saw. Kulakukan hal tersebut karena ia senantiasa mencela dan menjelek-jelekkan dirimu. Aku telah berusaha melarang dan selalu mengingatkannya, tetapi ia tetap melakukannya. Dari wanita itu, aku mendapatkan dua orang anak (yang cantik) seperti mutiara. Istriku itu sayang padaku. Tetapi kemarin ketika ia (kembali) mencela dan menjelek-jelekkan dirimu, lantas aku mengambil kapak, kemudian kutebaskannya ke perut istriku dan kuhujamkan kuat-kuat ke perut istriku sampai ia mati."
Kemudian Rasululah saw. bersabda: "Saksikanlah bahwa darahnya (wanita itu) halal." (HR. Abu Dawud dan An Nasa'i)
Siapa pengeksekusi?
Empat belas abad yang lalu, tepatnya di kota Madinah pada masa Rasulullah saw. ada seorang munafik yang bernama Abdullah bin Ubay bin Salul. Ketika itu ia bersumpah: "Demi Allah, apabila aku kembali ke Madinah, tentu orang yang paling mulia akan segera mengusir orang yang paling hina."
Maksud Abdullah bin Ubay adalah bahwa dirinya yang ketika itu termasuk pemimpin di antara pemuka kalangan munafiqun yang menganggap lebih mulia daripada Rasulullah saw; dan bahwasanya Rasulullah Muhammad saw. itu adalah orang yang paling rendah martabatnya di antara mereka. Dengan demikian, Rasulullah saw tidak layak lagi memimpin mereka. Begitulah maksud Abdullah bin Ubay.
Berita tersebut didengar oleh Zaid bin Al Arqam, kemudian ia menyampaikannya kepada Umar. Umar sangat geram mendengar hal ini, lalu ia melapor kepada Rasulullah saw. Dengan menahan emosi, ia berkata, "Izinkan aku, ya Rasulullah, untuk membunuh orang itu, orang yang telah menyebarkan fitnah, agar aku dapat memancung lehernya."
Mendengar permintaan Umar itu, Rasulullah saw lalu bertanya, "Apakah engkau akan membunuhnya, bila kuizinkan engkau melakukannya?"
Umar menjawab," Ya tentu. Demi Allah, jika engkau memerintahkan kepadaku untukmembunuhnya, maka aku akan memancung lehernya, (sekarang juga)."
Rasulullah saw berusaha menenangkan emosi umar, seraya berkata "Duduklah dulu."
Tak lama kemudian, datanglah salah seorang terkemuka dari kalangan Anshar yang bernama Usaid bin Hudlair. Ia kemudian berkata "Wahai Rasululullah, izinkanlah aku untuk memancung leher orang yang telah menyebarkan fitnah di tengah masyarakat itu."
Kembali Rasulullah saw berkata persis seperti apa yang dikatakan Beliau kepada Umar: "Apakah engkau akan membunuhnya, bila kuizinkan engkau melakukannya?"
Usaid bin Hudzair menjawab: "Ya tentu saja. Demi Allah, jika engkau memerintahkan kepadaku untuk membunuhnya, maka aku akan memancung lehernya, (sekarang juga)."
Tetapi, lagi-lagi Rasulullah tidak mengijinkan Usaid melepaskan geramnya.
Berbeda dengan itu, setelah usai Perang Badar, seorang gembong Yahudi bernama Abu 'Afak terus menerus menampakkan permusuhannya pada Islam dan melakukan penghinaan pada Rasulullah SAW.
Di antaranya ia menyuruh penyair untuk membuat sya'ir-sya'ir yang mengandung cacian, celaan, cercaan, dan penghinaan terhadap Nabi SAW. Mendengar hal ini, tanpa banyak komentar seorang sahabat bernama Salim bin Umar mendatangi rumah Abu 'Afak. Kemudian ia menebaskan pedangnya di leher Abu 'Afak sehingga seketika itu juga matilah dia.
Juga pernah suatu waktu ada seorang Yahudi bernama Asma binti Marwan yang sangat membenci Islam. Ia selalu melontarkan perkataan-perkataan yang mengandung penghinaan terhadap Nabi dan Islam. 'Umair bin 'Auf, salah seorang sahabat Nabi mendatangi rumah Asma lalu menancapkan pedang ke dadanya. Ia pun mati. Mensikapi kedua kejadian terakhir ini Rasulullah SAW mendiamkannya.
Nampaklah, sikap Rasulullah SAW tidak mengijinkan membunuh orang munafik Abdullah bin Ubay karena Beliau khawatir orang-orang mengatakan "Muhammad telah membunuh sahabat-sahabatnya". Bahkan Beliau bersedia menshalatkannya saat ia meninggal. Namun, Allah segera menurunkan larangan tentang hal itu (lihat surat at Taubah ayat 84). Sementara, untuk kasus lainnya, pengeksekusinya adalah para sahabat yang gagah berani dengan seijin Rasulullah sebagai Kepala Negara.
[Sumber : www.hizbut-tahrir.or.id].
Renungan Berjilbab
~Kagumlah terhadap sosok wanita seperti Ini, anda kapan?~
Bismilaahirrahmaanirrahiim...
Panas. Risih. Ribet...! itulah salah satu alasan mengapa masih ada wanita muslimah yang enggan mengulurkan jilbabnya. Padahal apabila wanita seperti ini
Bismilaahirrahmaanirrahiim...
Panas. Risih. Ribet...! itulah salah satu alasan mengapa masih ada wanita muslimah yang enggan mengulurkan jilbabnya. Padahal apabila wanita seperti ini
sadar akan tragisnya hidup setelah kehidupan dunia ini, yakni kehidupan akhirat yang panasnya beribu-ribu kali lipat bahkan berjuta-juta kali lipat panasnya orang yang memakai jilbab. Bagaimana jika mereka tinggal ditengah gurun padang pasir sebagaimana wanita-wanita arab seperti wanita muhajirin dan wanita-wanita Anshar yang menjadi pelopor sejati dan wanita yang bersegera taat terhadap perintah Allah swt.
Kita patut kagum jika mendengar jawaban dari seorang wanita yang menutupi seluruh auratnya, mari simak kisah nyata berikut.
"Ada seorang wanita yang tidak jauh beda seperti wanita Muhajirin dan Anshar, ketika dia ditanya oleh salah seorang wartawan asing yang datang dari Universitas Damascus, mengapa dia tetap memakai jilbab dengan sabar padahal hari itu cuaca sangat panas dan menyengat?" Inilah jawabannya, "Katakanlah! Api neraka Jahannam itu lebih panas lagi!"
Benar-benar dia adalah wanita yang memiliki kesadaran iman dan keteguhan hati yang tinggi. Wanita seperti inilah yang bisa meramaikan rumah tangga muslim, mendidik generasi yang utama, mengisi masyarakat dengan profesional yang penuh keimanan dan ketaatan.
Dalam era globalisasi ini satu negara dengan negara lain bagaikan tidak ada jarak hingga mengakibatkan berbaurnya kebudayaan luar negeri dengan kebudayaan dalam negeri. Kebudayan asing yang diserap oleh wanita-wanita muslimah kita dengan tanpa memilah dan memilih, membuat wanita muslimah meniru-niru gaya orang-orang asing, dari pakaian, makanan hingga perbuatanya. Katanya masyarakat modern, berpakaian bebas dan buka-bukaan, merupakan bukti penyimpangan mereka dari petunjuk Allah.
"BUKTI PENYIMPANGAN TERHADAP PETUNJUK ALLAH"
Kita berbeda dengan mereka, agama kita sudah dengan jelas memberikan petunjuk bagi kaum muslimah melalui ayat Al-Quran. Coba perhatikan betapa banyak tayangan media yang lebih banyak memuat aurat wanita, yang memprihatinkan wanita tersebut masih ingin disebut wanita shalihah? Sedangkan pakaian yang dikenakan saja sudah menjatuhkan harga dirinya? Lalu dimana letak keshalihannya? Coba renungkan setiap wanita tidak ada yang mau di sebut wanita murahan? tetapi mana bukti nyatanya? Ingatlah salah satu ciri wanita shalihah adalah mereka yang mampu mengendalikan hawa nafsunya dari pamer auratnya, untuk menjadi wanita shalihah perlu bukti dimana letak ketatan kita kepada Allah swt dalam melaksanakan segala perintahnya.
Kita patut kagum jika mendengar jawaban dari seorang wanita yang menutupi seluruh auratnya, mari simak kisah nyata berikut.
"Ada seorang wanita yang tidak jauh beda seperti wanita Muhajirin dan Anshar, ketika dia ditanya oleh salah seorang wartawan asing yang datang dari Universitas Damascus, mengapa dia tetap memakai jilbab dengan sabar padahal hari itu cuaca sangat panas dan menyengat?" Inilah jawabannya, "Katakanlah! Api neraka Jahannam itu lebih panas lagi!"
Benar-benar dia adalah wanita yang memiliki kesadaran iman dan keteguhan hati yang tinggi. Wanita seperti inilah yang bisa meramaikan rumah tangga muslim, mendidik generasi yang utama, mengisi masyarakat dengan profesional yang penuh keimanan dan ketaatan.
Dalam era globalisasi ini satu negara dengan negara lain bagaikan tidak ada jarak hingga mengakibatkan berbaurnya kebudayaan luar negeri dengan kebudayaan dalam negeri. Kebudayan asing yang diserap oleh wanita-wanita muslimah kita dengan tanpa memilah dan memilih, membuat wanita muslimah meniru-niru gaya orang-orang asing, dari pakaian, makanan hingga perbuatanya. Katanya masyarakat modern, berpakaian bebas dan buka-bukaan, merupakan bukti penyimpangan mereka dari petunjuk Allah.
"BUKTI PENYIMPANGAN TERHADAP PETUNJUK ALLAH"
Kita berbeda dengan mereka, agama kita sudah dengan jelas memberikan petunjuk bagi kaum muslimah melalui ayat Al-Quran. Coba perhatikan betapa banyak tayangan media yang lebih banyak memuat aurat wanita, yang memprihatinkan wanita tersebut masih ingin disebut wanita shalihah? Sedangkan pakaian yang dikenakan saja sudah menjatuhkan harga dirinya? Lalu dimana letak keshalihannya? Coba renungkan setiap wanita tidak ada yang mau di sebut wanita murahan? tetapi mana bukti nyatanya? Ingatlah salah satu ciri wanita shalihah adalah mereka yang mampu mengendalikan hawa nafsunya dari pamer auratnya, untuk menjadi wanita shalihah perlu bukti dimana letak ketatan kita kepada Allah swt dalam melaksanakan segala perintahnya.
Senin, 10 September 2012
Tinggalkan budaya yahudi dan Nasroni demi Aqidah
Tinggalkan budaya barat demi aqidah
Banyak sekali kejadian kehidupan sehari-hari kita yang "TANPA DISADARI" bertentangan dengan akidah kita sebagai umat Islam yang ingin membuktikan bahwa diri ini sedang berjalan di jalan lurus-Nya.
Pengaru
Banyak sekali kejadian kehidupan sehari-hari kita yang "TANPA DISADARI" bertentangan dengan akidah kita sebagai umat Islam yang ingin membuktikan bahwa diri ini sedang berjalan di jalan lurus-Nya.
Pengaru
h kaum yahudi dan nasroni kepada Umat Islam sangatlah kuat, karena itu Rasulullah saw pernah berkata, "Umatku akan sedikit demi sedikit mendekati mereka, bahkan sehasta demi sehasta mengikuti mereka"
Sudah terasakah semua perkataan Rasulullah dikehidupan kita sehari-hari? Menjadi budak keduniawian untuk perut yang kosong, untuk perut anak-anak yang kosong. Astaghfirullah, Ya Allah jika kami tidak melakukannya lantas haruskah kami mati demi mempertahankan akidah kami?
Uang memang sangat menggiurkan apalagi di zaman yang penuh dengan kesulitan seperti ini, tahukah bahwa akan ada zaman "Yazuz dan Ma'zuz" Zaman apakah itu, zaman dimana umat islam akan kelaparan, akan benar-benar tersiksa karena yazuz dan ma'zuz yang serakah, mereka akan memberikan umat Islam makanan hanya dengan satu syarat "Merubah akidah atau menjadi murtad" siapakah orang-orang yang akan sanggup menerima cobaan seperti itu dibandingkan orang yang lebih kuat imannya yang lebih mendambakan mati syahid dibandingkan menggadaikan akidah demi makanan semata.
Semua itu terasa sedikit di zaman kita pada hari ini, banyak pemimpin yang serakah, apa yang akan dirasakan oleh orang-orang setelah kita jauh lebih berat dibandingkan hari ini/masa ini. Mengapa kita tetap menjadi orang yang bingung? orang yang gelisah setiap waktunya?
Karena kecondongan kita terhadap dunia membutakan mata hati kita untuk memilih jalan Allah yang jauh lebih baik balasannya.
Sekarang tanpa kita sadari, kita sedang terbodohi, kita sedang di injak-injak, akidah kita sedang meronta,
Islam bukanlah agama yang mengekang umatnya, contoh kecil adalah "budaya rok mini sudah merajalela di kehidupan umat Islam, tidak artis maupun rakyat jelata sudah tidak malu-malu memamerkan bentuk tubuhnya" Lalu apa bedanya kita dengan orang-orang kafir? apa bedanya kita dengan mereka-mereka yang melajurkan hawa nafsu sebagai pemimpinnya?
Ya Allah Ya Tuhan kami, sungguh azab-Mu sangatlah pedih, siksaMu lebih pedih.
Aturan dari Allah swt bukan untuk mengekangmu, Allah hanya ingin merangkul kita untuk menjadi tetangga-tetangga-Nya di surga, siapa yang mau maka ikuti petunjuk-Nya agar selamat, sedangkan bagi yang tidak mau sungguh Allah swt tidak akan pernah merugi sedikitpun. Allah sayang kepada kita agar kita mau membersihkan batin maupun lahir, karena ruh tercipta dalam keadaan suci maka kembalipun dalam keadaan suci pula.
Wallohu a'lam..
Sudah terasakah semua perkataan Rasulullah dikehidupan kita sehari-hari? Menjadi budak keduniawian untuk perut yang kosong, untuk perut anak-anak yang kosong. Astaghfirullah, Ya Allah jika kami tidak melakukannya lantas haruskah kami mati demi mempertahankan akidah kami?
Uang memang sangat menggiurkan apalagi di zaman yang penuh dengan kesulitan seperti ini, tahukah bahwa akan ada zaman "Yazuz dan Ma'zuz" Zaman apakah itu, zaman dimana umat islam akan kelaparan, akan benar-benar tersiksa karena yazuz dan ma'zuz yang serakah, mereka akan memberikan umat Islam makanan hanya dengan satu syarat "Merubah akidah atau menjadi murtad" siapakah orang-orang yang akan sanggup menerima cobaan seperti itu dibandingkan orang yang lebih kuat imannya yang lebih mendambakan mati syahid dibandingkan menggadaikan akidah demi makanan semata.
Semua itu terasa sedikit di zaman kita pada hari ini, banyak pemimpin yang serakah, apa yang akan dirasakan oleh orang-orang setelah kita jauh lebih berat dibandingkan hari ini/masa ini. Mengapa kita tetap menjadi orang yang bingung? orang yang gelisah setiap waktunya?
Karena kecondongan kita terhadap dunia membutakan mata hati kita untuk memilih jalan Allah yang jauh lebih baik balasannya.
Sekarang tanpa kita sadari, kita sedang terbodohi, kita sedang di injak-injak, akidah kita sedang meronta,
Islam bukanlah agama yang mengekang umatnya, contoh kecil adalah "budaya rok mini sudah merajalela di kehidupan umat Islam, tidak artis maupun rakyat jelata sudah tidak malu-malu memamerkan bentuk tubuhnya" Lalu apa bedanya kita dengan orang-orang kafir? apa bedanya kita dengan mereka-mereka yang melajurkan hawa nafsu sebagai pemimpinnya?
Ya Allah Ya Tuhan kami, sungguh azab-Mu sangatlah pedih, siksaMu lebih pedih.
Aturan dari Allah swt bukan untuk mengekangmu, Allah hanya ingin merangkul kita untuk menjadi tetangga-tetangga-Nya di surga, siapa yang mau maka ikuti petunjuk-Nya agar selamat, sedangkan bagi yang tidak mau sungguh Allah swt tidak akan pernah merugi sedikitpun. Allah sayang kepada kita agar kita mau membersihkan batin maupun lahir, karena ruh tercipta dalam keadaan suci maka kembalipun dalam keadaan suci pula.
Wallohu a'lam..
Azab Karena Kezaliman
~AZAB DITIMPAKAN KARENA AKIBAT KEZALIMAN~
Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Sebagian Hukama membagi kezaliman itu menjadi tiga :
1. Kezaliman Manusia terhadap Allah swt, kezaliman yang terbesar dari jenis ini adalah kufur (ingkar), Syirik (Men
Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Sebagian Hukama membagi kezaliman itu menjadi tiga :
1. Kezaliman Manusia terhadap Allah swt, kezaliman yang terbesar dari jenis ini adalah kufur (ingkar), Syirik (Men
yekutukan) dan Nifaq (mengaku beriman tetapi bathinnya menolak)
"Sesungguhnya menyekutukan Allah itu termasuk kezaliman yang besar." (Qs. 31 Al-Lukman : 13)
2. Kezaliman manusia terhadap sesamanya, yaitu berbuat sesuatu yang membuat oranglain rugi, melanggar janji, takabur, menganiaya, berbuat durhaka kepada Ayah dan Ibu dll.
"...., karena sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melakukan kezaliman." (Qs. 42 As-Syura : 40)
3. Kezaliman terhadap dirinya sendiri, maksiat, zina, minum khamr, dll yang berakibat kepada dirinya sendiri.
Sekarang Kekeringan melanda Negeri ini, marilah memperbaiki diri sebelum Allah menimpakan Azab yang lebih pedih dari ini. Jangan menganggap orang-orang yang mengajak kebaikan dan mengajak untuk meninggalkan kemaksiatan adalah lawan, musuh maupun teroris karena jika Azab Allah ditimpakan kesebuah negeri yang dipimpin oleh penguasa-penguasa yang zalim kemudia tidak ada satupun yang melaksanakan amar ma'ruf nahyi munkar maka di khawatirkan Azab Allah disiapkan untuk hamba-hamba-Nya yang zalim.
Astagfirullahaladziim..
"Sesungguhnya menyekutukan Allah itu termasuk kezaliman yang besar." (Qs. 31 Al-Lukman : 13)
2. Kezaliman manusia terhadap sesamanya, yaitu berbuat sesuatu yang membuat oranglain rugi, melanggar janji, takabur, menganiaya, berbuat durhaka kepada Ayah dan Ibu dll.
"...., karena sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melakukan kezaliman." (Qs. 42 As-Syura : 40)
3. Kezaliman terhadap dirinya sendiri, maksiat, zina, minum khamr, dll yang berakibat kepada dirinya sendiri.
Sekarang Kekeringan melanda Negeri ini, marilah memperbaiki diri sebelum Allah menimpakan Azab yang lebih pedih dari ini. Jangan menganggap orang-orang yang mengajak kebaikan dan mengajak untuk meninggalkan kemaksiatan adalah lawan, musuh maupun teroris karena jika Azab Allah ditimpakan kesebuah negeri yang dipimpin oleh penguasa-penguasa yang zalim kemudia tidak ada satupun yang melaksanakan amar ma'ruf nahyi munkar maka di khawatirkan Azab Allah disiapkan untuk hamba-hamba-Nya yang zalim.
Astagfirullahaladziim..
Jumat, 24 Agustus 2012
Al-WIldan
~ Siapakah AL-Wildan? ~
Istilah "Al-Wildan" merupakan kata jama', mufradnya adalah "al-walid", artinya anak yang baru dilahirkan, yaitu bayi atau anak kecil yang belum berakil baligh.
"Anak kecil (yaki yang meninggal dunia selagi kanak-kan
Istilah "Al-Wildan" merupakan kata jama', mufradnya adalah "al-walid", artinya anak yang baru dilahirkan, yaitu bayi atau anak kecil yang belum berakil baligh.
"Anak kecil (yaki yang meninggal dunia selagi kanak-kan
ak atau keguguran), masuk surga (HR. Ibnu Atsir)
Ada peristiwa yang terjadi pada hari kiamat :
fase pertama =>Setiap orang dibangkitkan dari kuburannya masing-masing
fase kedua => Masing-masing digiring oleh malaikat Zabaniah ke padang mahsyar
fase ketiga => Matahari diciptakan kembali dan diletakkan di atas mereka pada jarak satu mil
fase keempat => ketika mereka mengalami lapar dan haus, wildan tersebut yang meninggal dan dilepas orangtuanya dengan ikhlas, sabar dan tawakal maka wildan tersebut datang kepada orangtua mereka masing-masing dengan membawa segelas air yang dapat menghilangakan rasa haus dan lapang di padang mahsyar tersebut.
fase kelima => Dimulai hisab dengan menerima buku catatan yang dicatat oleh malaikat raqib dan atid.
fase keenam =. dilakukan mizan (penilaian pertimbangan) terhadap semua amalan, kecuali yang masuk surga tanpa hisab.
fase ketujuh => Meniti shirot
fase kedelapan => Mana yang sudah bersih maka masuk surga dan ada pula yang masuk neraka
Pada saat itulah Allah swt menyuruh kepada wildan agar memasuki surga, tetapi mereka memohon syafa'at (pertolongan) kepada Allah agar mereka masuk surga bersama orangtua mereka. Mereka berhenti di depan pintu surga, maka Allah swt menyuruh wildan tersebut untuk mencari orangtua mereka dan membawanya ke surga bersama-sama mereka.
Inilah sumbernya Hadits Qudsi Riwayat Ahmad dari Syuhail bin Syu'ah yang bersumber dari shohabat :
" Allah swt berfirman pada hari kiamat kepada anak-anak, "Masuklah kalian kedalam surga." Anak-anak itu berkata, "Ya Rabbi (kami menunggu) hingga ayah dan ibu kami masuk." lalu mereka mendekati pintu surga, tetapi tidak mau masuk kedalamnya, Allah berfirman lagi, "Mengapa, Aku lihat mereka enggan masuk? masuklah kalian kedalam surga." Mereka menjawab, "Tetapi (bagaimana) orangtua kami?" Allah pun berfirman, "masuklah kalian ke dalam surga bersama orangtua kalian."
Ada peristiwa yang terjadi pada hari kiamat :
fase pertama =>Setiap orang dibangkitkan dari kuburannya masing-masing
fase kedua => Masing-masing digiring oleh malaikat Zabaniah ke padang mahsyar
fase ketiga => Matahari diciptakan kembali dan diletakkan di atas mereka pada jarak satu mil
fase keempat => ketika mereka mengalami lapar dan haus, wildan tersebut yang meninggal dan dilepas orangtuanya dengan ikhlas, sabar dan tawakal maka wildan tersebut datang kepada orangtua mereka masing-masing dengan membawa segelas air yang dapat menghilangakan rasa haus dan lapang di padang mahsyar tersebut.
fase kelima => Dimulai hisab dengan menerima buku catatan yang dicatat oleh malaikat raqib dan atid.
fase keenam =. dilakukan mizan (penilaian pertimbangan) terhadap semua amalan, kecuali yang masuk surga tanpa hisab.
fase ketujuh => Meniti shirot
fase kedelapan => Mana yang sudah bersih maka masuk surga dan ada pula yang masuk neraka
Pada saat itulah Allah swt menyuruh kepada wildan agar memasuki surga, tetapi mereka memohon syafa'at (pertolongan) kepada Allah agar mereka masuk surga bersama orangtua mereka. Mereka berhenti di depan pintu surga, maka Allah swt menyuruh wildan tersebut untuk mencari orangtua mereka dan membawanya ke surga bersama-sama mereka.
Inilah sumbernya Hadits Qudsi Riwayat Ahmad dari Syuhail bin Syu'ah yang bersumber dari shohabat :
" Allah swt berfirman pada hari kiamat kepada anak-anak, "Masuklah kalian kedalam surga." Anak-anak itu berkata, "Ya Rabbi (kami menunggu) hingga ayah dan ibu kami masuk." lalu mereka mendekati pintu surga, tetapi tidak mau masuk kedalamnya, Allah berfirman lagi, "Mengapa, Aku lihat mereka enggan masuk? masuklah kalian kedalam surga." Mereka menjawab, "Tetapi (bagaimana) orangtua kami?" Allah pun berfirman, "masuklah kalian ke dalam surga bersama orangtua kalian."
Rabu, 22 Agustus 2012
Jalan Yang Haq
Banyak yang bertanya jalan lurus itu seperti apa?
Mari kita ulang surat Al-Fatihah yang berbunyi...
"Ihdinash shirothol mustaqiim" Tunjukilah kami jalan yang lurus..
tentunya sahabat sudah tidak asing malahan pasti terus menerus mengulan
Mari kita ulang surat Al-Fatihah yang berbunyi...
"Ihdinash shirothol mustaqiim" Tunjukilah kami jalan yang lurus..
tentunya sahabat sudah tidak asing malahan pasti terus menerus mengulan
g lafadz ayat tersebut setiap hari dalam sholat...
telah datang petunjuk yang nyata,
"Shirothol ladzina an'amta alaihim" (Yaitu) Jalan yang telah Engkau beri kenikmatan kepada mereka...
Mereka disini bukanlah yahudi dan nasroni tetapi petunjuk yang telah Rasulullah saw sampaikan, jalannya para Nabiyullah, jalan para shohabat, Jalan para syuhada yang berjihad fisabilillah, jalannya hamba-hamba yang sholihin yang sudah terbukti keshalihannya, diakui oleh orang-orang yang shiddiq atas keshalihannya.
Bukan berarti kita menunjukkan bahwa hamba yang shalih itu bukanlah yang sering membawa-bawa kitab, baju jubah-jubah, disini ditekankan hamba shalih yang hendak kalian ikuti jejaknya adalah mereka-mereka yang telah terjamin keshalihannya di akui oleh orang-orang yang shiddiq. Bukan berartipula menjadikan kita bersu'udzon terhadapnya karena sungguh tidak pantas kita mengatakan telah berilmu sedangkan kita tidak memuliakan orang-orang yang mau belajar istiqomah menjadi hamba Allah yang sholeh.
Perbuatan orang yang telah diberi kenikmatan juga perlu digaris bawahi,
Mereka para Nabiyullah tidak pernah melakukan kesyirikan dengan sesuatu apapun kepada Allah, tidak menukar kepercayaan dengan batu ali permata.
Mereka para Auliya sholihin tidak pernah mengadakan sesuatu perkara diluar Islam, tidak pernah mengatakan diri mereka suci, tidak pernah menyebut diri mereka ahli-ahli, malahan mereka hanya menyibukkan diri mereka dengan banyak sholat malam dan memohon ampunan setiap harinya, mereka bertaubat disiang dan malam karena takut apakah keputusan mereka akan menjadi bahan perdebatan umat.
Bagaimana Imam Asy-syafi'i dalam sholatnya terus memohon ampun dan menangis setiap waktu hanya karena beliau memfatwakan bahwa qunut harus digunakan dalam waktu shubuh sedangkan perkaranya adalah sunnah.
Bagaimana Imam Nawawi menguji kitab yang disusunnya di dalam air hanya karena ingin mengetahui apakah kitab yang disusunnya berguna untuk umat Islam.
Mana jalan lurus yang tidak disertai syubhat-syubhat, serta keragu-raguan yang berasal dari syetan itu?
Bukankah dijelaskan pula, siapakah mukmin itu?
Coba perhatikan, baca dan taddaburi Qs. Al-Baqoroh, Qs, Al-Ma'un, serta Qs Yasiin, disana ada beberapa keterangan mengenai mukmin..
Mereka yang melaksanakan sholat lima waktu, mereka yang berpuasa penuh di bulan ramadhan, mereka yang melaksanakan zakat, mereka yang mengasihani anak yatim, mereka yang percaya kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah swt, mereka yang percaya kepada hari kiamat..
Selebihnya perbanyaklah menggali ilmu, perbanyaklah mengingat mati, bertawadhulah agar semua ilmu yang diberikan bisa benar-benar meresap. karena sifat sombong itu akan mematahkan segala ilmu, jangan penah menganggap diri kita lebih pintar dibandingkan oranglain, kita sama-sama belajar, sama-sama saling megingatkan, sama-sama hamba dhoif yang butuh ilmu.
Oleh karena itu, turunkan harga kita sebagai pejabat, sebagai mahasiswa, sebagai tokoh, sebagai manusia yang bergelar, kita sama-sama manusia, tidak ada yang berbeda, yang membedakan adalah..
"Inna akromakum indallohi atqokum"
telah datang petunjuk yang nyata,
"Shirothol ladzina an'amta alaihim" (Yaitu) Jalan yang telah Engkau beri kenikmatan kepada mereka...
Mereka disini bukanlah yahudi dan nasroni tetapi petunjuk yang telah Rasulullah saw sampaikan, jalannya para Nabiyullah, jalan para shohabat, Jalan para syuhada yang berjihad fisabilillah, jalannya hamba-hamba yang sholihin yang sudah terbukti keshalihannya, diakui oleh orang-orang yang shiddiq atas keshalihannya.
Bukan berarti kita menunjukkan bahwa hamba yang shalih itu bukanlah yang sering membawa-bawa kitab, baju jubah-jubah, disini ditekankan hamba shalih yang hendak kalian ikuti jejaknya adalah mereka-mereka yang telah terjamin keshalihannya di akui oleh orang-orang yang shiddiq. Bukan berartipula menjadikan kita bersu'udzon terhadapnya karena sungguh tidak pantas kita mengatakan telah berilmu sedangkan kita tidak memuliakan orang-orang yang mau belajar istiqomah menjadi hamba Allah yang sholeh.
Perbuatan orang yang telah diberi kenikmatan juga perlu digaris bawahi,
Mereka para Nabiyullah tidak pernah melakukan kesyirikan dengan sesuatu apapun kepada Allah, tidak menukar kepercayaan dengan batu ali permata.
Mereka para Auliya sholihin tidak pernah mengadakan sesuatu perkara diluar Islam, tidak pernah mengatakan diri mereka suci, tidak pernah menyebut diri mereka ahli-ahli, malahan mereka hanya menyibukkan diri mereka dengan banyak sholat malam dan memohon ampunan setiap harinya, mereka bertaubat disiang dan malam karena takut apakah keputusan mereka akan menjadi bahan perdebatan umat.
Bagaimana Imam Asy-syafi'i dalam sholatnya terus memohon ampun dan menangis setiap waktu hanya karena beliau memfatwakan bahwa qunut harus digunakan dalam waktu shubuh sedangkan perkaranya adalah sunnah.
Bagaimana Imam Nawawi menguji kitab yang disusunnya di dalam air hanya karena ingin mengetahui apakah kitab yang disusunnya berguna untuk umat Islam.
Mana jalan lurus yang tidak disertai syubhat-syubhat, serta keragu-raguan yang berasal dari syetan itu?
Bukankah dijelaskan pula, siapakah mukmin itu?
Coba perhatikan, baca dan taddaburi Qs. Al-Baqoroh, Qs, Al-Ma'un, serta Qs Yasiin, disana ada beberapa keterangan mengenai mukmin..
Mereka yang melaksanakan sholat lima waktu, mereka yang berpuasa penuh di bulan ramadhan, mereka yang melaksanakan zakat, mereka yang mengasihani anak yatim, mereka yang percaya kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah swt, mereka yang percaya kepada hari kiamat..
Selebihnya perbanyaklah menggali ilmu, perbanyaklah mengingat mati, bertawadhulah agar semua ilmu yang diberikan bisa benar-benar meresap. karena sifat sombong itu akan mematahkan segala ilmu, jangan penah menganggap diri kita lebih pintar dibandingkan oranglain, kita sama-sama belajar, sama-sama saling megingatkan, sama-sama hamba dhoif yang butuh ilmu.
Oleh karena itu, turunkan harga kita sebagai pejabat, sebagai mahasiswa, sebagai tokoh, sebagai manusia yang bergelar, kita sama-sama manusia, tidak ada yang berbeda, yang membedakan adalah..
"Inna akromakum indallohi atqokum"
~Pergaulan bebas bukanlah untuk Islam wahai muslimah, carilah agama yang memperbolehkannya kecuali Islam~
~Pergaulan bebas bukanlah untuk Islam wahai muslimah, carilah agama yang memperbolehkannya kecuali Islam~
ABORSI
Pernyataan tegas terhadap perilaku remaja yang menjadikan pergaulan bebas sebagai hal lumrah atau hal umum karena merupakan b
ABORSI
Pernyataan tegas terhadap perilaku remaja yang menjadikan pergaulan bebas sebagai hal lumrah atau hal umum karena merupakan b
udaya, benar itu adalah budaya, budaya yang bukan berasal dari Islam, lantas jalan lurus manakah yang mereka inginkan? Apakah jalan bagi mereka yang tersesat atau bagi mereka yang diberi kenikmatan oleh Allah swt.
Berikut kami akan ungkapna fakta mengapa janganlah kamu sekali-kali mendekati zina, karena sudah menjadi korban sodara kita, teman-teman kita, anak-anak kita sampai diri kita sendiri dari program abortus.
1. Orang yang melakukan aborsi 82 % adalah wanita yang sudah tidak memiliki harga diri, kehilangan harga diri sebagai muslimah dalam Islam
2. Perilaku akan berteriak-teriak histeris 51%, karena ketakutan atas dosa yang dilakukannya
3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi yang di bunuhnya 61 %
4. Ingin melakukan bunuh diri 21 %
Ulama menyatakan bahwa aborsi adalah haram, karena membunuh jiwa yang tidak berdosa. Ini termasuk dalam dosa Al-Kabair (Dosa Besar) membunuh umat.
"Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah (membunuhnya), melainkan dengan sesuatu alasan yang benar." (Qs Al-Isra ayat 33)
Menurut Imam Ghazali dari kalangan syafi'i jika nutfah (sperma) sudah bercampur (ikhtilat) dan siap menerima kehidupan maka haram hukumnya untuk menggugurkannya.
Banyak perbedaan pendapat mengenai pengharaman abortus, hanya ada yang dikecualikan yaitu aborsi atas hubungan suami istri karena demi menyelamatkan jiwa seorang ibu, maka hal itu lebih memandang mana yang lebih mashlahat.
Wallhu a'lam....
tetapi banyak yang melakukan abortus adalah dari kalangan remaja, yang didasarkan hubungan gelap sehingga sudah menjadi pandangan yang tidak aneh jikalau sekarang banyak media dan berita "Ditemukan bayi yang baru lahir dlam keadaan tidak bernyawa di kardus, kantong kresek, got, kamar mandi, sungai-sungai sampai dikubur hidup-hidup.
Naudzubillahmindzalik ! Tsumma Naudzubillah mindzalik !
"Jagalah keluargamu dari api neraka"
Berikut kami akan ungkapna fakta mengapa janganlah kamu sekali-kali mendekati zina, karena sudah menjadi korban sodara kita, teman-teman kita, anak-anak kita sampai diri kita sendiri dari program abortus.
1. Orang yang melakukan aborsi 82 % adalah wanita yang sudah tidak memiliki harga diri, kehilangan harga diri sebagai muslimah dalam Islam
2. Perilaku akan berteriak-teriak histeris 51%, karena ketakutan atas dosa yang dilakukannya
3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi yang di bunuhnya 61 %
4. Ingin melakukan bunuh diri 21 %
Ulama menyatakan bahwa aborsi adalah haram, karena membunuh jiwa yang tidak berdosa. Ini termasuk dalam dosa Al-Kabair (Dosa Besar) membunuh umat.
"Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah (membunuhnya), melainkan dengan sesuatu alasan yang benar." (Qs Al-Isra ayat 33)
Menurut Imam Ghazali dari kalangan syafi'i jika nutfah (sperma) sudah bercampur (ikhtilat) dan siap menerima kehidupan maka haram hukumnya untuk menggugurkannya.
Banyak perbedaan pendapat mengenai pengharaman abortus, hanya ada yang dikecualikan yaitu aborsi atas hubungan suami istri karena demi menyelamatkan jiwa seorang ibu, maka hal itu lebih memandang mana yang lebih mashlahat.
Wallhu a'lam....
tetapi banyak yang melakukan abortus adalah dari kalangan remaja, yang didasarkan hubungan gelap sehingga sudah menjadi pandangan yang tidak aneh jikalau sekarang banyak media dan berita "Ditemukan bayi yang baru lahir dlam keadaan tidak bernyawa di kardus, kantong kresek, got, kamar mandi, sungai-sungai sampai dikubur hidup-hidup.
Naudzubillahmindzalik ! Tsumma Naudzubillah mindzalik !
"Jagalah keluargamu dari api neraka"
Langganan:
Postingan (Atom)