♥ Salam Ukhuwah Islamiyah ♥

♥ Salam Ukhuwah Islamiyah ♥♥ Salam Ukhuwah Islamiyah ♥♥ Salam Ukhuwah Islamiyah ♥♥ Salam Ukhuwah Islamiyah ♥

Rabu, 01 Agustus 2012

Emansipasi atau Eman"Si"Sapi?


Judul : “Generasi Islam berkualitas dimulai dengan wanitanya”
Contoh tantangan zaman bagi wanita muslimah yaitu emansipasi merupakan fenomena yang sedang berlangsung dan dijadikan trend oleh kalangan wanita yang mengaku sebagai wanita “zaman kini” atau wanita “karier”. Emansipasi merupakan salah satu istilah persamaan hak antara wanita dan laki-laki namun kali ini saya akan kemukakan fakta bobroknya sistem Emansipasi yang dipakai wanita zaman kini.
Wanita merupakan tokoh penting yang mengisi kehidupan dunia ini, peranan wanita pun kini semakin mendapat antusiasme besar dikalangan politikus yang mengatasnamakan emansipasi. Yang menjadi permasalahannya sudah layakkah emansipasi dilakukan oleh wanita sebagai jalan untuk menghadapi tantangan zaman?
Kenyataan yang terjadi adalah bobroknya kualitas wanita sebagai wanita, semakin terlihatnya pergeseran tugas dari laki-laki bisa terlihat dari fakta yang menunjukkan bahwa contoh kecil di daerah saya, banyak pabrik-pabrik yang beroperasi mempunyai hampir 90% tenaga seorang wanita.
Semakin tingginya wanita pekerja menunjukkan semakin rendahnya generasi yang berkualitas untuk umat islam. Karena tugas wanita sebagai seorang ibu terbengkalai dikarenakan pekerjaan, padahal contoh teladan terdekat yang akan dilihat seorang anak untuk pertama kalinya adalah sosok ibunya. Dengan mengatasnamakan kewajiban bekerja, tuntutan zaman dan kehidupan seorang wanita lebih tega meninggalkan anak yang menbutuhkan didikan darinya. Ini merupakan hal yang sepele yang terlupakan oleh wanita sebagai ibu. Akibat bekerja sang ibu tidak mampu memberikan asi yang wajib dia berikan pada bayinya, akibat kerja pula sang ibu tidak mampu mengawasi segala bentuk pergaulan anaknya, semua itu mengakibatkan tingginya bayi yang rentan terkena penyakit, serta rendahnya tingkat moral pada anak. Semua itu merupakan akibat bergesernya peran laki-laki di dunia kerja, padahal laki-laki lebih mampu berperan dibandingkan wanita.
Bukan hal itu saja, dengan bergesernya peran laki-laki akan membuat kecemburuan sosial dikalangan masyarakat. Tingkat pengangguran yang tidak dapat di atasi Pemerintah adalah karena dalam rumah tangga terdapat dua pekerja sekaligus. Lapangan Pekerjaan sebenarnya banyak namun karena tingkat pekerja yang berlebihan menimbulkan ketidak seimbangan. Bayangkan jika satu perusahaan hanya memperkerjakan laki-laki, berapa banyak kepala keluarga yang mampu memberikan nafkah pada keluarganya. Kemudian wanita hanya berperan sebagai pengelola rumah tangga, maka kualitasnya hanya akan disalurkan kepada anaknya dirumah secara intensif. Sekarang fakta terjadi adalah seorang suami pekerja dan istri pekerja dalam satu keluarga, berapa jumlah pekerja yang ada di Indonesia dengan lapangan pekerjaan seperti itu? Subhanallah, Luar biasanya kekeliruan yang terjadi akibat sistem yang tidak tertata rapih.
Fakta lapangan yang menunjukkan bahwa tingginya perceraian dalam rumah tangga adalah karena kurangnya keharmonisan rumah tangga akibat istri yang lebih mampu usaha dibandingkan laki-laki, ini semua telah menyalahi aturan agama dimana harta dijadikan peran utama dalam mengatur rumah tangga. Karena istri yang sibuk sebagai wanita karier banyak suami yang selingkuh karena istri tidak mempunyai banyak waktu untuk sekedar bercengkrama dengan suami. Terlihat sekali bobroknya sistem ini yang digembor-gemborkan banyak kalangan sebagai solusi terbaik, mungkin awal baik tetapi berakhir dengan kehancuran.
Berkurangnya generasi yang beriman, hal inilah yang paling membahayakan. Karena seorang ibu yang mempunyai karier, peran baiti jannati tidak akan pernah sang anak lihat setiap waktu karena bagi sang anak baiti jannati adalah ketika malam hanya sholat maghrib atau isya saja mereka bisa melakukan sembahyang berjamaah. Akan ada pengaruh dari seorang ibu yang dengan pengalamannya sebagai wanita karier diturunkan kepada anaknya tanpa bekal pendidikan iman karena sang ibu pun tidak pernah ada waktu untuk mengaji bersama sang anak. Fakta menunjukkan bahwa seorang ibu 20% saja mahir terhadap pendidikan agama, 80% lainnya adalah ibu yang tidak mengerti agama dan biasanya ibu ini selalu menyepelekan pendidikan ini kepada ahlinya atau hanya menitipkan anaknya untuk mengaji di ustadz anu dll. Jikalau sang ibu saja sudah tidak mampu mendidik rohani anaknya lalu sang anak akan bertanya “Ibu kenapa Allah tidak bisa dilihat” karena sang ibu bukanlah santri atau ibu pengajian pasti akan menjawab, “karena Allah ada di atas langit jadi dede mesti ke langit dulu” tanpa mengemukakan teori sifat dan dzat Allah. Malahan ada yang tidak bisa menjawab sama sekali, Masya Allah....Innalillahi...
Inilah fakta bobroknya sistem pergeseran persamaan hak antara wanita dan laki-laki, bukan hanya secara fisik saja berbeda, tapi secara psikologis dan mental juga.
Islam tidak mewajibkan wanita untuk bekerja melainkan kepada laki-laki. Yang mempunyai tanggung jawab penuh terhadap nafkah rumah tangga adalah laki-laki sebagai kepala rumah tangga. Ini merupakan konsekuensi rumah tangga, karena jika laki-laki sudah mampu menikah berarti dia telah mampu menanggung segalanya sebagai kepala keluarga kepada Allah swt. Pemikiran laki-laki yang mempunyai istri berkarier pun harus dirubah, pemikiran laki-laki yang tergolong lemah adalah yang menyatakan bahwa istri bekerja merupakan hal yang baik karena bisa mendorong perekonomian keluarga, bisa membantu mensejahterakan kebutuhan, dan lebih parah istri seorang wanita karier adalah sebagai suatu kebanggaan karena mempunyai istri yang “lemah perkasa”. Jarangnya laki-laki yang mempunyai pemikiran bahwa di dalam islam laki-laki atau suamilah yang menafkahi istri bukan istri yang menafkahi suami, Allah berfirman, "Kaum lelaki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita." (An-Nisa: 34).  Inilah gerbang kehancuran umat karena umat tidak lagi mengagungkan aturan dalam Islam.
Semboyan seindah perhiasan dunia adalah wanita sholehah, sebagaimana yang sering didengungkan bang haji Roma Irama kini berubah seindah perhiasan dunia adalah istri yang banyak. Wanita sholehah mungkin akan menjadi kata-kata utopia saja, karena wanita sekarang dituntut menyalahi kodratnya sebagai wanita, wanita sekarang diajari untuk hidup keras dibawah sistem kapitalis dan liberalis. Wanita sekarang dituntut untuk mempunyai gengsi sosialis, bahkan keras merupakan gaya baru yang populer dikalangan wanita tomboy sedangkan Allah menjadikan wanita sebagai makhluk yang lemah dan lembut. Ketika berkurangnya sosok wanita sholehah yang tidak mengenal aturan agama maka cita-cita rumah tangga telah rusak, sehingga banyak laki-laki yang lebih memilih menikah lagi karena hal ini. Kemudian timbulah dendam dan persengketaan yang jauh lebih luar biasa menjadikan faktor hancurnya budaya islam dalam tatanan kehidupan. Dahsyatnya !
“Salah satu gerbang kehancuran umat adalah berkurangnya peran wanita sebagai wanita” semboyan ini pantas dikatakan untuk wanita zaman sekarang, kesalahan mengartikan emansipasi merupakan pokok utama untuk meluruskan pemahaman wanita mengenai emansipasi itu sendiri.
Aturan agama mengenai wanita :
1.      Menundukan pandangan kepada yang bukan muhrim
Dalilnya adalah firman Allah swt:
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ ءَابَائِهِنَّ أَوْ ءَابَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”[al-Nuur:31]
2.      Menutup aurat
“Hadits yang diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khuduriy, bahwasanya Nabi saw bersabda, “Aurat laki-laki adalah antara pusat dan lutut. Sedangkan aurat wanita adalah seluruh badannya, kecuali muka dan kedua telapak tangan.”
Atau, Aisyah ra telah menceritakan, bahwa Asma binti Abu Bakar masuk ke ruangan wanita dengan berpakaian tipis, maka Rasulullah saw. pun berpaling seraya berkata:
يَا أَسْمَاءُ إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا بَلَغَتْ الْمَحِيضَ لَمْ تَصْلُحْ أَنْ يُرَى مِنْهَا إِلَّا هَذَا وَهَذَا وَأَشَارَ إِلَى وَجْهِهِ وَكَفَّيْهِ
Wahai Asma’ sesungguhnya perempuan itu jika telah baligh tidak pantas menampakkan tubuhnya kecuali ini dan ini, sambil menunjuk telapak tangan dan wajahnya.”[HR. Muslim]
3.      Menjaga kehormatan (Farji)
4.      Taat kepada kedua orangtua
5.      Taat kepada Suami
Rasulullah saw. bersabda,
"Seandainya aku diperbolehkan untuk memerintahkan seseorang untuk bersujud kepada selain Allah, sungguh akan kuperintahkan wanita untuk bersujud kepada suaminya. Demi Dzat Yang jiwa Muhammad ada di Tangan-Nya, tidaklah seorang wanita bisa menunaikan hak-hak Allah sebelum ia menunaikan hak-hak suaminya seluruhnya, sehingga seandainya suaminya meminta dirinya dan ia berada di atas pelana kendaraan, ia tidak boleh menolaknya." (Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hibban).
6.      Hal lainnya yang berkaitan hukum syariat
Emansipasi dapat dilakukan jika syarat diatas telah terpenuhi, adapun diluar itu merupakan keadaan darurat saja. Contoh istri tidak wajib bekerja karena suami menderita sakit berkepanjangan Istri boleh bekerja. Inilah aturan Islam yang sesungguhnya, dimana Islam mengetahui kodrat wanita, Allah mengetahui dan menempatkan wanita sesuai dengan kekurangan dan kelebihannya. Inilah bentuk keadilan Islam terhadap sosok wanita, inilah Islam yang telah memuliakan wanita. Bukan suatu sistem yang memaksakan wanita sebagai kuli berat dan direndahkan martabatnya.
Aturan Agama mengenai peran wanita di rumah tangga :
1.      Taat kepada suami
2.      Mendidik anak
3.      Mengelola rumah tangga
4.      Menjaga kehormatan keluarga
"Adapun orang-orang shalihah, adalah qanitat (orang yang taat), dan hafizhat (orang yang menjaga diri) saat suami tiada dengan sebab penjagaan Allah atasnya." (An-Nisa: 34).
5.      Membina keluarga menjadi keluarga sakinah, mawwadah, warohmah yang tentunya bertujuan untuk beribadah kepada Allah swt.
Hal ini berhak dituntut oleh seorang wanita sebelum menikah, karena menikah bukan hanya sekedar tempat menyalurkan syahwat dan nafsu semata. Tetapi menikah mempunyai suatu komitmen yang jelas dengan konsekuensinya, bukan hanya mengandalkan cinta tetapi menjadikan rumah tangga sebagai ladang dunia dan akhirat.
Lunturnya budaya keislaman serta pemahaman akan hal ini menjadi momok tersendiri yang harus segera diluruskan oleh umat. Kecenderungan manusia yang hedonisme, individualis menjadi hal yang berat bagi pencarian solusi terbaik. Islam telah mengatur sedemikian rupa namun umatnya tidak tahu malahan buta mengenal aturan agamanya sendiri. Tragis dan ironis melihat umat sekarang yang seperti ini, terbuai oleh angan-angan yang sekedar utopia, terbuai janji-janji kaum penguasa, terbuai dengan keindahan dunia semata. Semua mencari penyebab apakah yang menyebabkan bobroknya kualitas umat, ternyata semua berawal dari seorang wanita yang perannya telah beralih menjadi wanita sentengah perkasa, wanita yang berkurang perannya sebagai wanita, wanita yang tidak disesuaikan kodratnya sebagai wanita. Pantaslah saya mengucapkan Innalillahi wainnailaihi rojiuun.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar